TW : HARI PERTAMA DI KAMPUS

525 54 0
                                    

Tiga hari mereka diberi waktu untuk mengeksplor area kampus agar lebih tau fakultas yang mana saja mereka akan menempuh pendidikan.

Sehabis mandi Adhika sudah bersiap dengan pakaian yang dikenakan.

Insiden dua hari yang lalu membuat tubuhnya cepat lemas dan lelah.

"Donka sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu." Carissa menarik lengan Adhika lembut.

Mereka duduk saling berhadapan.

"Kamu menyiapkan semua ini untukku ? Kenapa ?" Tanya Adhika.

"Salah jika aku berhutang pada orang yang sudah menolongku, sampai mempertaruhkan nyawanya ke jurang kematian ?"

"Tak perlu berbalas budi, itu sudah kewajibanku. Melihat Putri baik-baik saja, sehat, dan bisa meneruskan hidup sudah cukup bagiku." Jiwa seorang dokter dalam diri Yuandra keluar.

Dia tersenyum kecil pada Carissa. "Aku akan makan lebih dulu, makanannya terlihat menggiurkan."

Carissa tercenung, merasa detakan jantungnya mengencang berlari-lari, setelah mendengar perkataan itu.

Dia mengalihkan pandangan dari Adhika yang tersenyum saat merasakan masakan enak, terlebih gratis. Hehe.

"Adhika, kamu satu kelas denganku di kelas A." Ucap Carissa.

"Hm, bukankah aku ada di kelas B kenapa jadi kelas A."

Carissa mengendikkan bahu, "Mungkin ada perubahan formasi kelas."

Jelas, karena Carissa sendiri yang meminta agar Adhika satu kelas dengannya kepada Dekan kampus.

Mereka berjalan beriringan. Tatapan para mahasiswa/i terpaku pada paras kedua orang yang sedang berjalan ke ruang auditorium.

"Adhika, tunggu." Panggil salah satu diantara mereka.

"Ada bunga dan makanan manis untukmu, bisakah kita makan siang diluar nanti ?"

"Dia sedang tidak enak badan, tidak bisa dibawa pergi.

Untuk makanan manis Adhika sedang berhenti makan ini, dan untuk bunga dia alergi."

Serobot Carissa menatap halus-tajam kearah wanita yang sedang cari perhatian pada Adhika.

Dia mengembalikan bunga dan makanan manis dari tangan Adhika kepada si mahasiswi pemberi.

Adhika tersenyum tak enak kenapa Carissa berbohong segitunya pada gadis ini. "Lain kali saja, Nona."

Dia segera pergi ke kelas diikuti Carissa.

Putri Zhi menghampiri Adhika menanyai kabar kesehatannya, menjawab dengan ramah pertanyaan dari Putri Zhi.

Carissa berbinar ketika memandang wajah Putri Zhi.

Adhika sadar, dia segera menjauh dari dua orang yang saling menyukai itu, membiarkan mereka bicara.

Pelajaran dimulai, Carissa memang gadis cerdas. Di hari pertama ia sudah mendapat nilai tertinggi.

Sedangkan Adhika mundur ketika membahas tentang politik.

Dia menatap kosong kearah Dosen yang sedang menjelaskan materi.

Sialan aku mengantuk, Batinnya.

"Adhika, kemarilah." Dosen menatap sinis.

Adhika segera bangkit menghampiri Dosen Gon.

"Ada apa Mister memanggil Saya ?"

"Lihat nilaimu, hanya mendapat skor 4. Apa kau benar-benar sedang bercanda di dalam pelajaranku ?,..

,.. kamu dan Zhi sama-sama tidak serius dalam pelajaran politik negara."

"Kalian berdua berdiri di depan, Zhi dan Adhika kemari kalian."

Aku berbaris di hadapan para mahasiswa/i.

"Belajarlah kalian berdua dengan Carissa, dia memiliki nilai yang unggul dan aku menunjuknya sebagai asisten dosen."

"Mister, bisakah aku belajar dengan Wan Yi Fei saja ? Dia juga unggul di bidang politik negara, Carissa akan terbebani jika harus mengajar kami berdua." Ucapku.

Aku sengaja agar Zhi dan Carissa lebih banyak waktu berduaan.

"Wan Yi Fei kamu mau mengajari Adhika belajar ?"

"Saya bersedia Mister."

Wan Yi Fei tersenyum dibalas oleh Adhika.

"Baik kalian bisa langsung pulang, pelajaran telah usai."

Adhika menghampiri Wan Yi Fei untuk menanyakan jadwal belajar hari ini.

"Kita bisa belajar sesudah makan siang bersama." Tutur Wi Fei.

"Baiklah, Fei. Tapi makan di tempat dekat saja, aku sedang tidak enak badan jika jalan jauh."

"Iya, Adhika."

Mendengar percakapan antara Adhika dan Fei, Putri Zhi pun menanyakan hal serupa pada Putri Carissa.

Namun tak ada sahutan, Carissa segera keluar dengan langkah lebar diekori Zhi.

"Putri Carissa kita akan kemana ?" Zhi mencegah langkah Carissa.

"Kita akan makan siang dulu di luar."

Carissa tersenyum lembut pada Zhi.

Mereka berjalan beriringan ke restoran yang dekat dengan Perguruan tinggi Phobos.

Hanya ada satu-satunya tempat makan yang dekat.

Mereka duduk di kursi meja makan restoran, "Itu mereka." Tunjuk Zhi.

Carissa melihat kearah yang ditunjuk, disana ada Fei dan Adhika yang sedang memanggil pelayan.

"Fei, Dhika..!!" Panggil Zhi.

Adhika melambaikan tangan.

"Disini !!" Ajak Zhi.

Fei yang akan beranjak pindah karena ajakan Zhi dicegah oleh Adhika.

Adhika menahan tangan Fei.

"Kami disini saja." Adhika menolak.

"Oh baiklah." Zhi tersenyum.

Carissa lebih fokus pada genggaman tangan Fei dan Adhika yang tak terlepas jua.

Dia memalingkan wajah menatap daftar menu. Dengan raut wajah yang sulit diartikan.

*****

Belum aja apa2 dah di tikung bae_-) Slebewww

*****




TWO WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang