Terdampar disini lagi, begitulah kegeraman Yuandra. Debek.
Jelas, marah dan kesal kenapa dia mendapatkan fenomena aneh seperti ini ??
Kejahatan apa yang sudah di perbuat ?? Dirinya nyaris gila.
"Arrrggghhh...!!!" Menjerit dengan frustasi ditepian danau.
Yuandra berlari ke arah air yang dalam dan...
Gyuubarrrr
Pasalnya Yuandra baru bangun dari mati suri di Paviliun Fallain, dia malah berteriak-teriak histeris bak orang hilang akal. Edan.
Ia terus berlari cepat kearah danau, loncat—menceburkan diri kesana. Semua orang morat-marit.
Rutmi dan Carissa kelabakan panik, Carissa bahkan sudah terduduk lemas di pinggiran danau. Menatap nanar ketitik Yuandra tenggelam.
Rutmi tanpa pikir panjang langsung berenang. Mencari keberadaan Yuandra yang sudah jauh di dalam air.
Dengan kelihaiannya berenang dan menyelam Rutmi segera menarik Yuandra—Adhika— ke daratan.
Langsung membaringkan tubuh Tuannya yang sudah pingsan menelan banyak air.
Donka dan Putri Zhi menyusul. Mereka menghampiri Carissa yang sudah lemas di dekat Adhika.
Rutmi memberikan nafas buatan dan CPR kepada Adhika. Berulang-ulang mencoba akhirnya Adhika terbatuk memuntahkan air dari mulut.
"Gusti Raden Ajeng..."
Pecah tangis Rutmi memeluk erat Adhika yang masih rengsa.
••••••••••••••
Sekitar setengah jam menunggu Adhika yang masih melamun menyandar di pohon, dengan pakaian masih basah.
Tak seorangpun berani membuka suara.
Tiba-tiba Adhika meringik menangis, "Aku ingin pulangggg.. Aku harus kembali,
ini bukan tempatku, aku tidak mau ada di dunia garib antah berantah ini,
tidak-tidak aku harus berhenti."
Bangkit, semua orang mulai waspada terutama Rutmi yang sudah menjegal kemana arah Adhika pergi.
Adhika mengarah ke danau lagi berniat mati, dalam pemikiran itulah satu-satunya cara agar dia bisa kembali ke dunia aslinya.
Namun tanpa diduga dari belakang seseorang menarik tubuh Adhika hingga berbalik menghadap orang itu.
Plakk..
Plakk..
Plakk..
Tiga tamparan telak di pipi kiri Adhika mencagun membekas merah.
"Jangan gila, kamu ingin mengakhiri hidupmu. Itu bukanlah cara agar hidupmu bebas." Teriak orang itu bergetar penuh emosi.
Air matanya tak terbendung melihat Adhika yang sudah sinting.
"Hahaha..." Adhika tertawa sinis.
"Kamu tau apa tentangku hah ?!!"
"Jangan ikut campur urusanku !! aku bukan Adhika si bajingan itu !! aku ini dokter dari zaman modern !! Seorang Yuandra Eliska !!"
Bentak Adhika marah pada Carissa yang telah menamparnya.
Tatapannya beralih kearah Rutmi.
"Rutmi kamu menyaksikan sendiri kan jika aku berubah sikap sejak tenggelam di laut selatan, kamu orang terdekatku yang paling tau aku,
Kamu pasti heran dengan perubahan sikapku selama ini. Perlu kamu tau Adhika mungkin telah tewas dan kebetulan jiwaku di dunia lain masuk ke raga ini,
Kalian mau menganggapku gila terserah, aku harus kembali ke dunia asliku di Jerman, jadi jangan menghalangi jalanku jika aku tenggelam sekalipun."
"Saya percaya padamu Gusti Raden Ajeng, Saya tidak perduli siapa Anda tapi jika Gusti Ajeng mati maka Saya pun akan ikut jua !!" Rutmi membalas dengan sama tajam.
"Apa artinya Saya jika tanpa Gusti Ajeng disamping Saya ? Apa yang harus Saya katakan jika Maharaja bertanya tentang Gusti Ajeng,
Dengan keberadaan Gusti Ajeng maka Saya bisa memastikan bahwa Saya dan keluarga Saya di Nusantara akan baik-baik saja,
Hukuman mati bagi Saya serta keluarga, jika tidak bisa melindungi Putri-nya Maharaja,
Saya membawa beban yang sangat berat di pundak Saya, jika Anda memilih mati, bawa sekalian diriku ini, Gusti !!" Isak tangis Rutmi berhasil meluruhkan emosi Yuandra.
Yuan memeluk gadis mungil berdarah Jowo itu. Menangis bersama pilu, gusar, marah, dan terenyuh berpadu menjadi satu.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
DiversosWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!