Rutmi dan seseorang sedang menikmati hidangan teh di pagi hari.
"Gusti Ajeng, uh, maksudku Tuan Yasa.. Hari ini cukup cerah untuk jalan-jalan ke pasar, kita akan belanja bahan pokok dan makan kudapan di pinggir jalan, atau mencari restoran yang lezat."
"Ayo pergi !! bersiap-siaplah !!"
Tampak semangat Rutmi menyiapkan segala sesuatu miliknya dan Adhika.
Tak mungkin menolak, mengelih sikap antusiasme dari pelayan setianya untuk pergi jalan keluar.
Lagian Adhika cukup jenuh diberi waktu libur satu minggu penuh oleh ketua pendidik, baru hari keempat habis dinikmati hanya dengan tidur dan istirahat total didalam Penginapan Bunga Malam.
Adhika merapihkan pakaian, membawa sebilah pedang di tangan kiri sebagai bentuk perlindungan.
Wajah yang rupawan mampu memikat semua kalangan.
Tekstur cantiknya berpadu dengan ketampanan membuat hampir seluruh manusia meleleh.
Adhika benar-benar wanita maskulin. Banyak mahasiswa/i senior dan seangkatan yang menyatakan cinta, terkadang sampai lupa jenis kelaminnya sendiri begitu berhadapan dengan Adhika.
Kembali pada acara perjalanan Adhika dan Rutmi, sepasang majikan dan pelayan.
Memang Rutmi akui jika Adhika memiliki paras yang mengagumkan, dirinya sering di cap sebagai kekasih Adhika.
Tapi melihat derajat diantara mereka Rutmi tidak berani berpikir kesana, hati dan pikirannya sudah di dahului oleh seseorang, Kang Mas Sangga, pujaan hati.
••••••••••••••••
"Carissa, Apa Adhika akan kembali ke asrama ?"
Langkah terhenti, Fei bertanya.
"Aku tidak tau, dia sedang menikmati masa liburnya pasca mati suri."
"Kamu sudah menjenguknya ?"
"Belum, aku tidak tau dia ada dimana sekarang, karena dia tidak memberitahuku akan pergi kemana."
Ucap Carissa. Meski ia tahu sekalipun dirinya tak berniat membocorkan tempat yang di tinggali Adhika kepada siapapun.
Apalagi jika sampai memberitahu Penginapan Bunga Malam.
Akan jadi desas-desus yang tidak meng-enakan baginya.
Penginapan Bunga Malam sendiri tempat bagi para pelacur dan para gigolo, yang memiliki makna negatif dan status sangat rendah di kalangan masyarakat.
Maka dari itu Carissa tidak akan pernah membocorkan apapun terkait Penginapan Bunga Malam yang kini menjadi tempat Adhika berada.
"Aku merindukannya, semoga dia baik-baik saja."
Carissa menoleh dan menatap Fei lembut nan menusuk, "kamu suka dia ?"
"Bu-bukan, aku memang suka karena dia teman pertamaku disini."
"Ya, jika tidak ada yang harus di bicarakan lagi aku permisi."
Carissa melenggang pergi tak ingin lama-lama berbincang dengan Fei yang mensinyalir kesukaannya pada Adhika.
Entah suka sebagai teman atau bukan, yang pasti ketika melihat mereka menari mesra bersama waktu itu, ada hal yang tidak Carissa sukai pada diri Fei.
"Kenapa dia menakutkan..huh..merinding." gumam Fei setelah Carissa menjauh.
••••••••••••••
Mondar-mandir di asrama, Donka belum juga kembali karena dia diperintah untuk mencari tau keadaan Putri Zhi, yang sedang ditugaskan ketua pendidik ke Daerah Aludra, Kecamatan Timur.
Carissa gundah, sudah empat hari ini dia tak bertemu Adhika.
Berganti pakaian dan menyamar ke penginapan bunga malam, adalah jalan pintas untuk menuntaskan rasa penasaran dengan keadaan Adhika yang tanpa kabar, dan mungkin ada sedikit kerinduan.
Saat melintasi pasar, beruntung dia bertemu Rutmi dan seorang pria yang membelakangi.
"Rutmi !!" Panggil Carissa.
Menoleh, Rutmi memberi salam hormat pada Carissa.
Pria itu ikut menoleh juga.
"Kamu ?" Carissa sadar dengan keberadaan Adhika yang sedang menyamar.
Mereka saling bersitatap.
Waktu dan tempat beralih. Mereka bertiga Rutmi, Adhika, dan Carissa sedang ada di restoran dekat pasar.
Menduduki meja yang agak pojok menjauhi orang-orang.
Carissa menatap Adhika lekat. Lalu beralih sekilas pada Rutmi.
"Kupikir kalian sepasang kekasih."
Carissa berkata, dia menyorot tajam kearah keduanya.
Bukan tidak menyidik perhatian dan pertolongan Rutmi pada Adhika saat tenggelam di danau Phobos, sangatlah melekat.
Bukankah Rutmi memeluk dan memberikan nafas buatan pada Adhika. Mereka bersentuhan dan bibir mereka menyatu.
Carissa memegang keras sumpit ditangan. Berusaha melupakan kejadian beberapa waktu lalu.
Tidak ingin menghancurkan agenda makan siang ini, dengan sikap yang terlanjur jemu pada dua orang di ambang mukanya, yang kerap melakukan perhatian kecil.
Bukankah Rutmi terlalu memanjakan Putri Adhika ? Carissa memonten jika Rutmi memiliki animo berlebih pada Tuannya ?
Cukup kuat yang Carissa rasakan pada diri Rutmi terutama dari binaran kebahagiaan yang terpancar dari roman wajah Rutmi saat menatap Adhika.
"Putri Carissa, apa kamu suka telur rebusnya ? Ini untukmu."
Yasa a.k.a Adhika menyodorkan dua telur rebus di piringnya pada Carissa yang tengah tepekur angan kosong di pikirannya.
Membuat ia lengar beberapa detik setelah tersadar oleh panggilan Yasa.
Carissa tersenyum paksa mengangguk pada Yasa, menatap intens kearah orang yang sedang menyamar itu.
"Aku suka." Jawab Carissa lembut.
******
Carissa semuanya aja di cemburuin, nasib punya crush cakep sih jadi banyak yang suka. Ovt mulu kan jadinya dirimu sama Adhika.
Yaudah Carissa mending ma Author aja deh sini 😁
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
RandomWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!