Besoknya, di siang hari, sesuai janji Marcel, dia akan mentraktir temannya dan Reina serta kedua teman gadis itu, di kantin fakultas teknik.
Marcel duduk seorang diri memikirkan sesuatu yang masih mengganjal dihatinya. Kenapa tiba-tiba dia resah merasakan sesuatu yang sebelumnya sering dirasakannya, tetapi tidak sekuat apa yang dia rasakan sekarang, lebih mendalam hingga menjadi buah pikirannya sampai saat ini. Apa rasa itu memang nyata atau sekadar lewat tanpa menetap sementara. Apa yang sebenarnya kurasakan saat ini, kenapa hatiku begitu risau memikirkannya, bisiknya dalam hati.
Martin dan Mario tiba-tiba datang dan langsung menghampiri Marcel yang sedang melamun. Jarang-jarang Marcel melamun seperti ini, pasti ada masalah berat yang dipikirkannya.
"Marcel.....kenapa melamun, apa yang kau pikirkan," tanya Martin, dan seketika membangunkan Marcel dari lamunannya itu.
"Nggak ada.....Oh, ya.....kalian sudah lihat belum, Reina?" tanya Marcel penuh harap.
"Nggak, memang kenapa?" tanya Martin.
"Takut benar dia nggak datang," ledek Mario.
"Bukan begitu," jawabnya agak ling-lung.
"Baru benar-benar kenalan tadi malam, udah nyosor nanyain Reina," canda Mario.
"Terus, kenapa dia saja yang kau tanya, kan ada Arta atau Amanda, kenapa harus Reina?" Mendadak Martin tampak menyebalkan seperti Mario.
"Kalian kenapa sih?" Marcel agak marah.
"Bilang saja kalau kau itu suka.....sama Reina," bujuk Mario.
"Aku.....kalian berdua juga itu temannya Reina, jangan mikirin yang macam-macam deh," ujar Marcel kasar.
Tanpa sengaja Reina dan kedua temannya mendengar perkataan mereka, mungkin karena perkataan yang mereka lontarkan menimbulkan perih yang mendalam, hingga Reina cari alasan untuk membatalkan niatnya ketemuan sama mereka.
"Maaf Ta, Manda sepertinya kalian berdua saja ke sana, mendadak kepalaku pusing. Rasa-rasanya aku mau sakit," ucap Reina memelas, dan buru-buru cabut dari kedua temannya, dia berlari dengan membawa setumpuk risau.
Sementara di dalam kantin, Marcel dan kedua temannya yang sedang menunggu, memperhatikan ketiga gadis itu. Dan, mereka bingung melihat Reina mendadak seperti orang kehilangan sesuatu, resah lalu berlari.
"Rein....!" sorak Amanda dan Arta sembari mengejarnya, Marcel dan kedua temannya mendengar teriakkan tersebut, lalu mereka menyusul kedua gadis itu.
"Ada apa Manda, Arta?" tanya Marcel sembari mendekat.
"Ketika kita mau masuk ke kantin, Reina mendengar pembicaraan kalian.....mungkin itu yang membuatnya kabur," ucap Manda sedikit bingung menjelaskan, apa benar itu penyebabnya.
"Bukan begitu Manda.....katanya, kepalanya pusing, rasa-rasanya dia mau sakit," Arta tidak ingin temannya menciptakan kebingungan terhadap ketiga pria itu, dia harus menyampaikan apa seharusnya disampaikan, sesuai apa yang diucapkan Reina tadi.
"Nggak kok! Tadi Reina sehat bugar malah dia tampak ceria sebelum kita masuk ke fakultas ini," bantah Amanda. "Bisa jadi dia malu karena mendengar Mario memaksamu untuk mengakui, bahwa kau suka Reina."
"Kalian tadi mendengar apa yang kami bicarakan," cemas Marcel.
"Iya.....dan sangat jelas," jawab Manda.
"Ini gara-gara kalian berdua menanyakan yang bukan-bukan," kesal Marcel sambil menyalahkan kedua temannya.
"Iya, maaf Marcel gara-gara kita berdua terlalu ingin tahu dan maksa," Martin merasa bersalah, "akhirnya jadi begini."
"Bukan waktunya saling menyalahkan, dan lebih baik kita susul Reina," saran Arta dan kesal terhadap Amanda yang sok tahu dan asal bicara.
Mereka semua setuju dengan ucapan Arta, dan memutuskan menyusul Reina yang kabur tanpa alasan yang tidak meyakinkan, sebab kedua temannya melihat Reina sehat bugar sebelum mereka ke fakultas teknik, dia terlihat ceria. Namun, seketika berubah di saat mendengar pembicaraan ketiga pria teknik itu. Bisa jadi dia malu dijodoh-jodohkan dengan Marcel, atau ada alasan lain dibalik itu.
Terima kasih sudah mampir ke Bab 27 Sepasang Topeng Venesia
Tetap ikuti terus jalan ceritanya, dan jangan lupa di "vote"
Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepasang Topeng Venesia
Fiksi UmumSetiap orang punya cara yang berbeda untuk menemukan cintanya. Ada dengan cara yang aneh dan unik namun berkesan, begitulah yang dirasakan seorang gadis muda setelah pulang dari liburannya di Venesia. Meski dia hanya memiliki sebuah topeng karnaval...