3. SKANDAL

265 16 0
                                    

Desember 2023

"Lepas, Jeanne! Nanti dikira kita ngapa-ngapain!" Rion mencengkeram pergelangan tangan Jeanne, lantas membebaskan dirinya dari kungkungan mantan adik kelas masa SMA-nya itu.

"Biarin aja, mau pada nyangka kita ngapa-ngapain malah bagus. Kalau perlu kita diarak ke Pak RT terus disuruh nikah!" raung Jeanne.

"Sinting!" Dengan sigap Rion memiting tangan Jeanne ke balik punggung hingga perempuan itu berteriak kesakitan.

"Ih, sakit, Kak!" Jeanne memprotes. Tubuhnya meronta-ronta berharap Rion melonggarkan lengannya.

"Janji dulu nggak bakal nyerang saya seperti tadi."

"Aku nggak nyerang, cuma mengekspresikan rasa kangen."

"Janji dulu!" paksa Rion.

"Aduh, aduh, iya!"

Rion mendudukkan Jeanne di kursi. "Duduk di sini. Diam dan jangan bikin ulah. Oke?"

Setelah Jeanne mengangguk dengan terpaksa, Rion melepaskannya. Diambilnya satu gelas plastik air mineral, menusukkan sedotan, lantas menyodorkan pada Jeanne. Wanita itu tidak menolak.

Teman masa remajanya banyak berubah. Jeanne semasa SMA lebih semrawut, sedikit liar menurut Rion. Sosok ceria dan pembangkang yang sulit dibayangkan berubah menjadi wanita kelas atas yang rapuh teraniaya layaknya tokoh protagonis di sinetron favorit ibu-ibu.

Jeanne remaja paling anti menangis. Malah dia yang suka mem-bully adik kelas, memalak uang jajan mereka. Rion mengamati wanita 'mahal' yang mengisap pelan air mineral dari gelas plastik dengan batin penuh pertanyaan.

"Ada yang salah?" tanya Jeanne begitu melepas sedotan dari bibir berpulas lipstik Dior-nya.

"Saya cuma mau memastikan apa Ibu benar-benar Jeanne Noura."

Di resepsionis tadi, Jeanne sudah menyerahkan fotokopi KTP saat mengemukakan tujuannya datang. Apa lagi kalau bukan meminta keadilan dan perlindungan? Meskipun rasanya itu mustahil.

"Kak Rion bisa lihat fotokopi KTP aku."

Rion melirik map berisi profil Jeanne. KTP, foto pernikahan, dan penjelasan singkat masalah yang dihadapi. Dalam foto, memang tampak jelas wajah Jeanne duduk di sebelah Haikal. Calon presiden itu bersalaman dengan orang yang menikahkannya. Namun tanpa bukti buku nikah, bagaimana Rion yakin? Di zaman serba canggih, anak SD sekalipun bisa mengedit foto.

"Ya, di fotokopi KTP Ibu tulisannya belum menikah."

Mata Jeanne kembali berkaca-kaca. "Ini salah Kak Rion."

"Salahku?"

"Ya, Kak Rion nggak nerima perasaanku. Nggak mau jadi pacarku. Aku terpaksa nikah sama Mas Ikal."

Rion termangu. Dia tak pernah menyangka kedekatannya dengan Jeanne menumbuhkan perasaan lain. Lebih tidak menyangka lagi cinta monyet itu bertahan hampir satu dekade lamanya.

"Saya selalu mencari jodoh yang seiman. Bukannya di agama Ibu juga menyuruh begitu?" sahut Rion.

"Nggak usah Ibu-ibuan! Bapakmu nggak pernah nikah sama aku," sahut Jeanne judes.

Galak sekali. Rion tidak habis pikir bagaimana wanita segalak Jeanne bisa jadi sasaran amukan suami siri.

"Waktu di rel kereta itu, kamu mau..."

"Ya, aku mau bunuh diri. Puas?"

Rion menenangkan diri. Jeanne pastilah punya cerita kenapa dia mau mengakhiri hidupnya.

DIVERSUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang