Hello Sexy Readers, mulai Mei 2024, saya bakal update Jeanne-Rion setiap hari. So, ditunggu vote dan komennya.
🎄🎄🎄
Desember 2023
Sofa kulit cokelat dan meja kayu jati. Peliturnya sedikit pudar, membuktikan Cicilia membiarkannya lapuk dimakan usia. Seluruh perabotan warisan Opa dari pihak Cicilia menjadi saksi sebuah peristiwa besar. Tiga tahun lalu di ruangan ini, Haikal Mahardika menikahi Jeanne Noura secara siri. Foto pernikahannya tergantung di dinding. Di dalam foto, Jeanne berkebaya putih, duduk di sebelah Haikal. Dipisahkan meja kayu jati, paman Jeanne dari pihak ayah menjabat tangan Haikal, menikahkan mereka berdua. Mas kawinnya simbolik saja, tiga gram emas dalam bingkai yang dihiasi bunga.
"Nggak ada yang berubah," gumam Jeanne.
Rion berdiri di belakang Jeanne. Seingatnya baru dua atau tiga kali menginjakkan kaki di rumah ini semasa SMA. Benar kata Jeanne. Tidak ada yang berubah selain keberadaan foto pernikahan itu.
"Jeanne, kamu datang kok nggak bilang-bilang?" Wanita berparas blasteran Belanda-Maluku keluar dari pintu yang membatasi ruang tamu dengan ruang dapur katering. Cicilia menyongsong putri tunggalnya. Tangannya terentang seperti siap memeluk, akan tetapi Jeanne berdiri mematung di tempatnya.
Bahagia, merasa bersalah, dan sedih. Jeanne terlampau kesulitan menanggung emosi yang berkecamuk dalam hatinya.
"Lama nggak ke sini," ucap Cicilia seraya mencium puncak kepala Jeanne. "Mama kangen."
"Katering Mama berkembang pesat," ucap Jeanne tersekat. Setitik rasa bangga pada menyertai kata-katanya, meski terbit berjuta penyesalan.
Sepeninggal ayahnya, Jeanne sempat hidup susah. Luntang-lantung dari rumah sanak famili ke sanak famili lainnya menumpang tinggal. Jika ibunya sanggup membeli rumah sendiri, artinya kerja keras mengorbankan keringat dan air mata berbuah manis. Walau untuk mencapai semuanya, Jeanne ikut mengorbankan dirinya sendiri.
"Mama makasih sekali sama kamu, Jeanne. Kalau bukan karena kamu..." Cicilia mendekap Jeanne sekali lagi.
Jeanne bisa melanjutkan ucapan Cicilia. Pikiran ibunya memang mudah ditebak. Hanya saja Jeanne sedang tidak dalam mood mengungkit masa lalu, terutama karena ada Rion. Semua orang pernah merasakan kesulitan hidup dalam kadar berbeda. Rion pun sekarang tidak baik-baik saja. Terlalu berlebihan jika nanti Jeanne dan Cicilia bertangisan mengenang saat kondisi finansial mereka terpuruk.
"Aku nggak bisa bantu banyak. Cuma ini..."
"Jangan bilang gitu. Kamu bantu lebih dari cukup. Sangat banyak, sampai Mama nggak akan bisa membalasnya," ucap Cicilia sarat rasa bersalah.
Jeanne tersenyum getir. Ibunya benar, semua kesuksesan Cicilia harus Jeanne bayar mahal. Meski tidak secara langsung turun tangan mengelola bisnis, perannya memperbesar katering justru tak ternilai.
"Kamu pakai hijab sekarang." Cicilia membelai pashmina Chanel yang menutupi kepala Jeanne.
"Mas Ikal yang suruh," sahut Jeanne. Lebih dari menyuruh, Haikal memaksanya disertai ancaman. Semua demi kepentingan politik semata, agar 'keponakan yatim piatu yang dirawat Bapak Haikal dan Ibu Saras setelah kematian orang tuanya' terlihat alim. Begitulah Haikal memalsukan identitas Jeanne bila kebetulan dirinya kepergok wartawan. Hanya orang terdekat Haikal dan segelintir orang partai yang tahu pasti siapa Jeanne sesungguhnya. Karyawan Cicilia pun diberi peringatan tegas jangan sampai membuka mulut mengenai status Jeanne kalau mau selamat.
"Kamu cantik pakai hijab."
Jeanne tahu ibunya tidak mengucapkan pujian dari hati terdalam. Ustaz kerap menyinggung kewajiban wanita mukmin salah satunya adalah menutup aurat. Jeanne tahu, hanya saja belum ingin melakukan sekarang. Apa daya, dirinya bergantung sepenuhnya pada Haikal. Kalau mau hidup berkecukupan, Jeanne harus menuruti semua sabda suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVERSUM
RomancePelangi indah karena berwarna-warni. Bunga cantik karena tak serupa. Manusia bertoleransi pada perbedaan asalkan bukan dirinya sendiri dan berpikir untuk mencapai kebahagiaan haruslah memiliki persamaan. Jeanne Noura menyukai Hilarion Praharsa seja...