36. KANSAS

104 13 5
                                    

Mei 2017

"Doa Novena untuk setiap keinginan kamu." Frederica, Ibunda Rion tak bosan berpetuah.

Frederica mengingat Tuhan dalam setiap langkah. Senang, susah, gembira, dan terutama saat hilang arah. Doa novena penghilang gundah, tak lupa didaraskan menghalau kelesah.

Iman Rion tak sekuat Frederica. Doa novena jarang dia panjatkan. Sulit rasanya berdoa secara teratur.

Doa novena terdiri dari beberapa jenis. Novena tiga Salam Maria, didoakan selama sembilan hari pada saat menginginkan kesembuhan dari sakit berat. Novena Kanak-kanak Yesus, didoakan pada pribadi Tuhan Yesus semasa kecil untuk memohon pertolongan pada perkara besar. Novena kepada Hati Kudus Yesus, didoakan selama sembilan hari pada jam yang sama untuk memohon kesembuhan atau penyerahan jiwa. Novena Roh Kudus didoakan selama sembilan hari berturut-turut jika menginginkan berkat Roh Kudus melimpah. Lalu yang paling berat adalah Novena Santo Yudas Tadeus, sebab harus didoakan sembilan kali sehari selama sembilan hari, biasanya untuk orang yang sudah sungguh-sungguh berputus asa.

Walaupun sempat ragu dapat bertekun selama sembilan hari, Rion tak punya pilihan. Dia sudah gagal dalam SNMPTN dan PPKB. Satu-satunya kesempatan yang tersisa hanyalah SBMPTN. Rion harus mencobanya dan tidak boleh gagal atau dia akan gap year. Rion stress memikirkannya. Sambil belajar dan ikut bimbel, sembilan kali sehari dirinya mencuri waktu mendoakan Novena Santo Yudas Tadeus.

Ora et labora, berdoa dan berusaha. Tak sia-sia, pada kesempatan terakhir, Rion berhasil menyisihkan saingan untuk memasuki kampus yang katanya paling bergengsi di negeri ini.

Tak terasa dua tahun terlewat, Rion banyak menghabiskan waktu untuk mengenyam kegiatan mahasiswa hukum. Tergabung dalam Asian Law Students' Association (ALSA), Keluarga Mahasiswa Katolik, dan mengikuti ajang bergengsi peradilan semu sudah cukup menguras waktunya selain tugas kuliah super padat.

Hari ini Rion penat setelah menganalisis perkara untuk peradilan semu. Dia memutuskan melipir, menjauh dari keriuhan kawan-kawannya dan mengisi perut di Kansas alias Kantin Sastra. Pilihannya jatuh pada nasi rames.

Sekarang sudah lewat dari jam makan siang. Kansas tidak begitu ramai. Rion melirik jam digital di ponsel. Masih tersisa 40 menit sebelum kelas terakhir. Di hadapannya telah terhidang nasi dan lauk pauk ala warteg. Rion membuat tanda salib lantas memejamkan mata untuk berdoa.

"Kak Rion. Apa kabar?"

Rion terkejut bukan main ketika membuka mata. Perempuan yang dijauhinya selama tahun terakhirnya di SMA mendadak muncul dengan senyum terukir manis. Jeanne tampil modis siang itu, dengan wrap dress berbahan silk armany gradasi nuansa lavender dan make up tipis layaknya aktris drakor, gadis itu tampak mempesona.

"Jeanne? Lo ngapain di sini?"

Jeanne tertawa. "Kuliah lah. Cantik-cantik gini aku anak UI juga loh," jawabnya sombong seraya mengibaskan rambut curly hasil catokan.

"Fakultas apa?"

"FISIP."

"HI?" Walau Rion tidak menyangka gadis seperti Jeanne tertarik menjadi diplomat, dia menebak saja.

"Nope," Jeanne menggeleng. "Ilkom."

"Oh, pantas." Rion mengangguk sembari memotong ayam opor.

Jeanne tampak tersinggung. "Heh, jangan sembarangan ya. Masuk Ilkom juga susah tauk! Memangnya cuma HI doang yang keren?"

Nah kan, belum lima menit bertemu kembali, mereka sudah ribut. Ini penyebab Rion menjauhi Jeanne. Gadis itu gampang naik darah.

DIVERSUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang