What Kind of Future
Happy Reading
...
Dikey adalah sosok manusia yang selalu menjadi pencair suasana atau kerennya biasa disebut happy virus di kost-an. Melihat dari sikap serta sifat anak itu, Ryu yakin jika Dikey adalah tipe-tipe yang suka merencanakan sesuatu secara spontan bahkan ketika itu harus melibatkan semua orang disekitarnya.
Hal itu terbukti dengan acara kecil-kecilan yang baru beberapa jam lalu dicetuskan anak itu kini tergelar dengan baik. Bahkan, semua anak-anak kost terlihat menikmatinya tanpa protes sedikitpun.
"Bikin acara buat nyambut penghuni baru ternyata cuma alesan ya Dik?"
"Nyatanya ini makanan semuanya makanan kedemenan lo.." komentar Langit menggeleng melihat Dikey yang sedari tadi tak berhenti mengunyah.
Fyi, saat selesai membantu Ryu beres-beres Dikey memang sempat mengajak Langit dan juga Erza untuk makan-makan di taman belakang kost. Dan dengan tak tahu malunya Dikey meminta traktiran Erza yang memang langganan mentraktir makanan untuk kawan-kawannya itu.
"Sambil menyelam minum air, Ngit. Lagian juga ini makanan kalian juga suka kan?"
Langit menghela napas pasrah. "Ya iya juga sih. Lagian ini juga gratis, kan yang bayar bapak Erza yang terhormat." ucapnya setuju. Erza yang mendengar namanya disebut hanya berdeham saja.
"Eh tapi makasi loh buat Dikey, Langit sama Lo. Kalian udah bikin acara kek ginian buat gue. Sebelumnya gue nggak pernah tuh kumpul-kumpul makan bareng kayak gini. Gue seneng rasanya."
"Ya santai aja Ji. Lagian juga udah saatnya lo tuh keluar dari dunia lo yang sendirian. Sekarang ada gue, Langit, sama Erza, gimana lo mau kan temenan sama kita-kita?" tanya Dikey. Ryu langsung mengangguk setuju membuat Dikey dan Langit merasa senang.
"Nah, sekarang nggak ada lagi tuh Uji si kulkas. Adanya Uji temen kita-kita, ya nggak, Ngit?"
"Yoi.." Langit mengangguk setuju disusul dengan Erza yang juga mengangguk kecil.
Setelah itu mereka pun tertawa bersama. Ada kesenangan tersendiri dalam benak Ryu saat ini. Ia merasa jika punya teman ternyata menyenangkan juga. Jika dulu Ryu akan dijauhi, maka saat ini seakan teman itu datang padanya dengan sendirinya.
Soal sifat dan sikap asli Uji sebelumnya Ryu tak terlalu memusingkan itu. Meski mungkin akan banyak yang terheran, Ryu tak peduli. Lagipula ini hidupnya dan Uji bukan lagi pemiliknya sekarang, jadi suka-suka Ryu saja bukan?
...
Selepas acara kecil-kecilan itu keempatnya pun kembali ke kamar masing-masing.
Ryu duduk diam disisi ranjangnya. Matanya mengarah pada jendela kamar yang kebetulan belum ditutup dan menampakkan pemandangan malam yang indah. Ryu mengangkat kedua tangannya yang saat ini terasa dingin karena ia baru saja mencuci piring sebelum masuk kamar.
"Semuanya udah berubah. Walau belum terbiasa sama rasa sakit, panas, atau dingin, tapi semuanya ternyata nggak terlalu buruk juga. Raga ini emang bukan milik gue sepenuhnya, tapi kayaknya gue bisa bahagia disini.." gumam Ryu tersenyum manis.
Tak lama kemudian, sebuah cahaya tiba-tiba muncul dari pojok ruangan. Ryu yang melihatnya sedikit terkejut kala mendapati sosok Uji yang ia kenal keluar dari cahaya itu.
"Uji!" serunya menghampiri si empunya nama.
Walau hanya mengenal Uji sebentar, tapi yang tahu mengenai kehidupan barunya hanya Uji dan Nirmala saja. Hal itu membuat Ryu tak ragu memeluk Uji dengan akrab. Uji yang diperlakukan demikian pun tersenyum dan reflek mengusap punggung tubuh yang dahulu miliknya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future? [END]
General FictionRyuzi Valerian adalah Remaja pengidap penyakit CIPA yang sudah parah. Ryuu seorang pasien tetap, dan keadaannya terus menurun waktu demi waktu. Disaat keterpurukannya karena penyakit itu, tak ada siapapun disisinya. Orang tuanya tak peduli padanya...