Ryuu suka baca komen kalian, jadi kalau semisal suka kalian banyakin komennya ya. Oh, dan jangan lupa juga vote cerita ini dan follow juga akun Ryuu ya.
What Kind of Future
Happy Reading
. . .
Mimpi apa Erza semalam hingga dirinya menghadapi situasi serupa dimana dia melihat orang yang disayanginya dalam keadaan tak baik-baik saja.
Erza terduduk lemas di lantai dingin rumah sakit tempat dimana Ryu ditangani setelah tadi Erza menyelamatkannya. Tubuhnya benar-benar lemas tak bertenaga setelah melihat keadaan terakhir Ryu sebelum dilarikan ke unit pertolongan darurat 1,5 jam yang lalu.
Erza pesimis.
Ia tak yakin dengan keajaiban setelah melalui banyak sekali perpisahan dihidupnya.
Ia takut.
Ia benar-benar takut.
"Erza!!"
Mendengar namanya dipanggil membuat Erza menoleh dan mendapati sosok Dikey dan Langit yang nampak berlari. Keduanya menghampiri Erza dan membawa tubuh Erza yang terduduk dilantai ke kursi.
Erza menatap keduanya dengan air mata serta tangisan yang sudah tak mampu ia bendung.
"Dik.. Langit.. Ryu.. Dia.."
"Ryu luka.. Ryu tadi hampir nggak nafas.." Lirihnya seolah mengadu pada dua sahabatnya itu.
Dikey dan Langit pun langsung memeluk Erza untuk menenangkan anak itu.
Keduanya memang sudah mendengar cerita lengkap tentang sahabat mereka dari orang tua keduanya. Erza tadi sempat menghubungi orang tua keduanya untuk meminta bantuan memang. Mengingat orang tua Dikey adalah kepala polisi dan orang tua Langit adalah Jaksa membuat Erza berpikiran untuk meminta bantuan pada mereka. Beruntung mereka percaya pada Erza dan langsung mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan Ryu yang saat itu sudah ditinggal sendiri oleh Faris dan anak buahnya.
"Lo tenang Za.. Uji udah ada ditangan yang tepat. Bang Veno, Omnya Dikey sama Mas Radit lagi berusaha buat Uji. Kita berdo'a bareng-bareng buat dia ya?"
Erza tak menjawab. Rasa takut benar-benar menghantui dirinya saat ini. Belum lagi dirinya tadi sempat melihat waktu hidup di jam tangan Ryu saat dalam ambulans.
"Faris sama antek-anteknya udah ketangkep. Om Dio sendiri yang katanya laporin Faris waktu Faris minta tolong ke Om Dio buat nyembunyiin dia." Dikey yang baru mendapat kabar dari ayahnya langsung memberitahukan itu pada dua sahabatnya. Dan bersamaan dengan itu, pintu ruang penanganan terbuka menampilkan sosok Veno yang tampak kelelahan.
Melihat itu Erza yang tadi tengah ditenangkan oleh dua sahabatnya langsung berlari kearah Veno ribut.
"Mas, Ryu gimana? Keadaan sahabat gue gimana?" Tanyanya menuntut.
Veno menghela napasnya. Ia mencopot tutup kepalanya dan menunduk.
"Keadaan Ryuzi jauh dari kata baik-baik aja. Luka dia ada dimana-mana, bahkan tangan dan kakinya juga cedera parah. Mas udah berusaha sekuat Mas sama dokter-dokter lain, tapi keadaan Ryuzi saat ini kritis, belum lagi penyakit bawaan Ryuzi juga bertambah parah karena kejadian ini. Dan kalo dalam 24 jam masih kritis dia.."
"Dia apa Mas?!" Sergah Erza.
Lagi-lagi Veno menghela napasnya berat. "Ryuzi akan dinyatakan mati otak, atau bahkan skenario terburuknya dia bakal dinyatakan meninggal dunia.."
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future? [END]
General FictionRyuzi Valerian adalah Remaja pengidap penyakit CIPA yang sudah parah. Ryuu seorang pasien tetap, dan keadaannya terus menurun waktu demi waktu. Disaat keterpurukannya karena penyakit itu, tak ada siapapun disisinya. Orang tuanya tak peduli padanya...