Ryuu suka baca komen kalian, jadi kalau semisal suka kalian banyakin komennya ya. Oh, dan jangan lupa juga vote cerita ini dan follow juga akun Ryuu ya.
What Kind of Future
Happy Reading
...
Kata orang, mimpi bertemu dengan orang yang telah meninggal itu berarti suatu pertanda. Entah itu pertanda baik atau buruk, mimpi bertemu dengan orang yang telah meninggal itu pasti ada artinya. Dan tentu saja hal itu cukup mengganggu seorang Erza.
Hari ini keempat remaja itu kembali masuk sekolah dengan formasi yang lengkap. Walau baru keluar rumah sakit, Ryu yang memaksa ingin sekolah pada akhirnya masuk sekolah dengan banyak wejangan dari sahabat-sahabatnya.
"Jangan ngiler makan bakso lo ya! Pokoknya dua hari kedepan bubur sama makanan non pedes dulu!" Ucap Dikey memberikan petuah, dan dengan lesu Ryu pun menyetujui petuah tersebut.
Oh ya, sekarang ini keempatnya tengah berada di kantin untuk istirahat. Kebetulan yang bertugas memesan dan membawakan mereka makanan kali ini adalah Dikey dan Langit. Jadilah yang berada di meja kantin hanyalah Ryu dan Erza saja.
Beberapa detik berlalu suasana diantara mereka masih sunyi. Keduanya fokus dengan kegiatan masing-masing hingga akhirnya suara Erza terdengar.
"Obat lo dibawa 'kan Ryu? Jangan sampe lupa lo, kata mas Veno masih harus minum obat." Tanya Erza memulai pembicaraan.
"Tenang, gue bawa kok. Ada di tas, ntar balik dari kantin gue bawa." Jawab Ryu.
Sedari pagi tadi, Ryu sebetulnya sudah melihat keanehan pada Erza. Anak itu lebih banyak bicara dan juga terlihat selalu memperhatikannya. Sebetulnya bukannya tidak senang atau merasa terganggu, hanya saja Ryu merasa sedikit aneh saja karena sikap Erza sangat tiba-tiba. Bahkan, dari raut wajahnya sesekali Ryu bisa melihat rasa gusar yang entah karena apa sebabnya.
"Em, kalo boleh tau lo kenapa sih Za dari pagi tadi?"
Erza yang ditanya langsung menatap Ryu.
"E-emang gue kenapa? Gue biasa kok." Jawab Erza. Namun hal itu tak membuat Ryu percaya padanya.
"Jangan bohong Za. Lo nyembunyiin sesuatu kan? Lo tau? Raut muka lo dari tadi kek khawatir sama sesuatu gitu tau nggak?"
Erza terdiam mendengar itu. Jika Ryu berkata demikian? Apa rasa cemasnya dari tadi pagi memang terlihat jelas ya?
Ini semua karena mimpi yang ia lalui tadi malam. Mimpi dimana Joshua mengatakan dia rindu pada Ryu dan ingin bertemu dengannya. Erza cukup merasa was-was, apalagi setelah Ryu memberitahukan sisa waktu hidupnya di jam tangan itu.
Ia takut yang dikatakan Joshua adalah pertanda. Ia tak ingin Ryu pergi begitu saja.
Ya. Tidak secepat ini tentu saja.
Melihat Erza yang terdiam lumayan lama membuat Ryu merasa heran.
"Za!"
"Erza!!" Ryu memanggil Erza dengan nada yang lumayan tinggi hingga sang empunya nama langsung tersadar dari keterdiamannya.
"Eh? Ada apa Ryu? Kenapa?" Tanyanya gelapan.
"Lo kenapa malah bengong?"
"Lagian lo kenapa sih? Udah dari pagi loh kayak gini? Lo ada masalah? Atau gimana?" Tanya Ryu beruntun. Jujur saja dirinya memang lebih dekat dengan Erza daripada yang lain, hal itu membuat Ryu lebih peka terhadap Erza dan juga lebih memperhatikan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future? [END]
Fiksi UmumRyuzi Valerian adalah Remaja pengidap penyakit CIPA yang sudah parah. Ryuu seorang pasien tetap, dan keadaannya terus menurun waktu demi waktu. Disaat keterpurukannya karena penyakit itu, tak ada siapapun disisinya. Orang tuanya tak peduli padanya...