Ch - 10

2K 187 15
                                    

What Kind of Future

Happy Reading


...

"Jadi, apa yang mau lo omongin ke gue?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Ryu setelah sekian lama duduk bersama Erza di kursi taman belakang. Padahal tadi Erza menariknya dengan terburu-buru, tapi anak itu malah tidak berbicara sepatah katapun sejak tadi.

Erza menunduk tak berani menatap mata Ryu. Ia sejak tadi hanya diam sembari berpikir bagaimana kiranya memulai pembicaraan ini.

"Ini udah 15 menit dan lo nggak ngomong-ngomong. Lo niat mau ngomong sama gue nggak sih?" tanya Ryu sedikit kesal.

Saat itu Erza mengangkat wajahnya dan menatap wajah Ryu lekat. Anak itu menghela napas sejenak sebelum memutuskan untuk berbicara.

"Joshua Rio Abimaya.." Ryu tersentak mendengar nama itu.

"Pasien rumah sakit Hasna Medika. Menderita penyakit kanker perut stadium akhir. Hobinya menggambar dan sebelum meninggal Joshua punya impian untuk membuka galeri yang berisi lukisannya sendiri."

Erza menghela napas lega setelah mengucapkan kalimat itu. Matanya menatap mata Ryu yang kini sudah berkaca-kaca. Bahkan mungkin air matanya akan turun jika Ryu bergerak sedikit saja.

Suasana hening seketika tercipta. Erza masih setia menatap Ryu, sementara Ryu masih memproses apa yang ia dengar barusan.

"Josh..ua.." lirih Ryu.

Tangan Ryu yang ada di kedua pahanya terkepal kuat. Erza yang melihat itu cukup sadar jika Ryu pasti tengah terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Josh.. Gimana lo kenal sama dia? Siapa lo?" tanya Ryu dengan raut wajah yang sudah tak bisa digambarkan.

Sebelum menjawab pertanyaan Ryu, Erza menghela napasnya berat.
"Gue keponakan bi Rena, dan itu berarti gue sepupunya Joshua. Temen baik lo pas di rumah sakit dulu."

Ryu menganga tak percaya.

Apa ini? Apakah dunia memang sekecil ini hingga Ryu terus menerus bisa bertemu dengan apapun dari masa lalunya?

Tapi dari sekian banyaknya yang ia temukan, kenapa harus Joshua? Kenapa harus tentang Joshua?

"Awalnya gue nggak tau menahu tentang lo karena selama Josh cerita dia nggak pernah nunjukin wajah lo. Tapi, pas digaleri dan pas denger nama lo gue sadar kalo wajah yang Josh pajang di galerinya adalah lo. Itu Ryuzi Valerian di masa lalu. Dan gue yakin itu lo.."

Ryu memegang dadanya setelah mendengar cerita Erza. Jujur sedikit ada rasa sesak yang meganggunya, namun itu sama sekali bukan hal yang penting saat ini.

"Kalo lukisan Joshua ada di galeri, itu berarti—"

"Tepat dua hari setelah temen baik sepupu gue meninggal, Josh juga nyusul. Dan setelah itu bi Rena langsung memenuhi wasiat Josh buat bikin galeri khusu milik Josh."

Mendengar fakta itu membuat Ryu tak lagi bisa berdiri dengan tegap. Anak otu berjongkok dan langsung terisak dengan isakan yang terdengar amat sangat pilu.

Erza yang melihat itu pun ikut merasa iba. Dan jujur saja sedari tadi dia juga khawatir. Ia takut penyakit Ryu akan kambuh karena Ryu yang harus menghadapi kenyataan ini.

"Maaf gue nggak mikirin lo Josh. Maafin gue karena gue egois udah ninggalin manusia baik kayak lo.." ucap Ryu lirih.

Erza ikut berjongkok dan mengusap bahu Ryu yang bergetar hebat. Ia tahu bagaimana perasaan Ryu saat ini. Dan ia juga mengerti bagaimana sedihnya Ryu saat mendengar kabar yang bahkan mungkin tak pernah disangkanya.

What Kind of Future? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang