Ryuu suka baca komen kalian, jadi kalau semisal suka kalian banyakin komennya ya. Oh, dan jangan lupa juga vote cerita ini dan follow juga akun Ryuu ya.
What Kind of Future
Happy Reading
...
Entah faktor waktunya hidup yang tinggal sedikit lagi atau memang penyakit Uji yang sudah parah, Ryu merasa jika tubuhnya menjadi lebih lemah dari biasanya.
Semenjak dirinya masuk kedalam bus Ryu tak berhenti mengurut pelan dadanya yang terasa sangat sesak. Memang ini termasuk salahnya karena lupa mengkonsumsi obat rutin milik Uji dan bahkan lupa membawanya. Ditambah aktifitas sekolah yang lumayan banyak membuat daya tahan Ryu menurun dan akhirnya penyakitnya kambuh.
Setelah beberapa menit perjalanan di bus, akhirnya Ryu telah sampai di halte dekat kostnya. Ryu berjalan pelan menuruni Bus dan memutuskan untuk duduk dahulu di halte alih-alih pulang.
"Makin loyo aja nih badan, mana nggak ada yang turun bareng lagi.." Keluh Ryu.
Anak itu melirik ke kiri dan ke kanan mencari kemungkinan ada pejalan kaki atau tetangga yang bisa ia ajak pulang bersama. Namun sepertinya hari ini adalah hari sial baginya karena tak ada satupun orang yang lewat.
Huft!
"Andai ada taksi gue mending pulang pake taksi deh.." Ucapnya seraya berusaha berdiri dengan kesulitan.
Mata Ryu tak sengaja menangkap sebuah tongkat di pinggir jalan. Entah bekas apa tongkat panjang itu, namun sepertinya Ryu bisa menggunakan tongkat itu untuk menjadi penopang tubuhnya.
Karena tubuh yang sedang tak baik-baik saja, beberapa kali Ryu harus beristirahat untuk menetralkan rasa lelahnya. Padahal jarak kostnya tinggal sedikit lagi, tapi rasa lelah dan badan yang lemas terus membuat Ryu harus beristirahat.
"Rasanya deja vu banget. Dulu pas pertama jadi Uji gue juga duduk disini sendirian.." Batin Ryu teringat masa lalu.
Fokus dengan rasa lelahnya membuat Ryu tak menyadari jika sedari tadi beberapa orang diam-diam mengikutinya. Mereka semua menyeringai kala melihat keadaan lemah Ryu dan juga jalanan sepi yang mendukung rencana mereka saat ini.
"Faris bilang ringkus dia kalo keadaan aman kan?" Orang-orang yang ditanyai sosok yang terlihat paling kuat itu mengangguk antusias.
"Bos Faris bilang pas aman bisa langsung gerak ketua!" Ucap salah seorang diantaranya.
Orang yang dipanggil ketua itu langsung menyeringai, tangannya mengkode para anak buahnya untuk segera bergerak menuju kearah Ryu. Dari tempatnya bisa ia lihat Ryu terlihat kaget ketika mendapati banyak orang seram yang mengerubunginya. Anak itu hampir berteriak jika saja salah satu dari orang-orang itu tak memukul kepalanya dengan tongkat yang tadi digunakan untuk penyangga tubuhnya yang lemas.
"Ketua, Hengky mukul targetnya gitu apa Bos Faris nggak akan marah?" tanya seseorang yang ada disebelah si Ketua.
"Faris nggak akan peduli. Kalian mau siksa dia sampe babak belur pun kayaknya Faris bakal seneng." Ucap si Ketua.
"Lagian dia tuh musuhnya Faris, jadi kalo dia kesiksa Faris bakalan bahagia banget liatnya."
Setelah mengucapkan itu si Ketua langsung memerintahkan seseorang yang bersamanya untuk menghampiri para anak buahnya. Kebetulan mereka difasilitasi mobil untuk menculik target, jadi mereka tak perlu repot membawa target menuju ke tempat yang telah di tentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future? [END]
Ficção GeralRyuzi Valerian adalah Remaja pengidap penyakit CIPA yang sudah parah. Ryuu seorang pasien tetap, dan keadaannya terus menurun waktu demi waktu. Disaat keterpurukannya karena penyakit itu, tak ada siapapun disisinya. Orang tuanya tak peduli padanya...