"Semesta memang indah, tapi keindahan itu akan jauh lebih sempurna karena adanya kamu."
- Haikal Mahendra.
Ujian akhir kelulusan telah selesai. Semenjak itu juga Haikal dan Ella tidak saling bertemu satu sama lain, mereka hanya berkomunikasi lewat sosial media saja. Jelas itu semua permintaan Ella dengan alasan bahwa dia tidak ingin menganggu ujian kelulusan Haikal. Dia meminta Haikal agar fokus pada ujian akhirnya saja.
Semua itu jelas hanya alibinya, karena sebenarnya kedua orang tuanya sedang berada di rumah dan tengah menyiksanya habis-habisan. Dia tidak ingin membuat Haikal khawatir padanya dan berujung menganggu kegiatan ujian akhir lelaki itu.
Sedangkan Haikal, lelaki itu berusaha untuk tidak menemui Ella. Dari lubuk hatinya yang paling dalam dia begitu amat sangat mengkhawatirkan keadaan Ella. Entah apa penyebabnya yang jelas hatinya sangat gelisah memikirkan keadaan gadis itu.
Apakah gadis itu baik - baik saja?
Apakah dia makan dengan teratur?
Apakah dia tertidur dengan nyenyak?
Seperti itulah kira-kira yang ada dalam benaknya. Tapi sebisa mungkin dia menepis hal-hal buruk yang telah menghantui pikirannya.
Dia harus fokus dengan ujian akhirnya agar bisa mendapat nilai yang memuaskan. Dengan begitu dia akan mudah masuk dan diterima di fakultas psikolog, fakultas impiannya sejak lama. Dengan begitu pula cita-citanya untuk menjadi psikiater akan lebih dekat. Ya, semoga saja dia bisa mewujudkan impiannya itu sebelum tuhan memanggilnya pulang.
Saat ini Haikal sedang berjalan di koridor sekolah dengan kedua tangan di masukan kedalam saku celana abu-abunya. Tujuan lelaki itu saat ini adalah kelas Ella, tadi pagi dia tidak berangkat bersama Ella karena gadis itu mengatakan bahwa dia sudah berangkat lebih awal bersama dengan sahabat-sahabatnya.
Sejujurnya Haikal sedikit curiga dengan tingkah aneh Ella akhir-akhir ini. Tapi sebisa mungkin dia menepis itu semua. Dia yakin ada yang di sembunyikan oleh gadis itu. Entah apa dia pun belum tau penyebabnya.
Kaki jenjang Haikal mulai melangkah memasuki kelas Ella berada. Dia dapat melihat Ella nya yang tengah menenggelamkan kepalanya di antara lipatan kedua tangannya. Haikal menyergit kan dahinya bingung saat melihat kelas itu kosong, hanya ada Ella disana lalu kemana para sahabat-sahabat gadis itu?
"Sayang, kenapa? kurang enak badan, hmm?" Haikal bertanya saat dia sudah duduk disamping Ella dengan satu tangan mengelus surai rambut itu lembut.
Ella sedikit berjingkrak kaget saat mendengar suara lembut Haikal tiba-tiba, tanpa merubah posisinya sedikitpun.
Haikal yang melihat itu pun kembali mengelus surai rambut panjang Ella, "syutt, kaget ya? maaf ya sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela [VER LENGKAP DI NOVELTOON]
Teen FictionVERSI LEBIH LENGKAP ADA DI NOVELTOON, GRATIS!!! "Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela. "Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra. [PEACEABLE...