Pengantin Pengganti 4

1.2K 86 35
                                    

Hari demi hari berlalu usia kandungan zizah semakin membesar. Namun dia belum memberi tau berita bahagia ini kepada keluarganya.

Apalagi hubunganya dengan Arhan, semakin hari semakin memburuk. Arhan menolak semua usaha yang zizah lakukan. Bahkan dia jarang pulang, ia lebih senang menghabiskan waktu di kantor.

Pagi ini Azizah dan Arhan dibuat kelabakan, karna mamah papah Arhan mendadak ingin menginap di rumah Arhan.

Akhirnya Azizah dan Arhan bekerja sama memindahkan barang2 Azizah ke kamar Arhan.

Azizah dan Arhan sama mengusap keringatnya.

"hhh cape juga mindahin barang kamu" ujar Arhan

Azizah menoleh ke Arhan tersenyum setelah sekian lama akhirnya Arhan mau bicara dengan dirinya. Kebahagiaanya juga dirasakan oleh janinya yang menendang.

"ssst senang ya nak kamu diajak ngobrol papah, sabar ya" bisik Azizah

"kamu ngomong sama siapa?" heran Arhan

"Hah gak kamu salah denger kayanya" ujar zizah berusaha tenang

Arhan mengedikkan bahu.

"Mas aku masakin sop buntut ya buat makan siang sama mamah papah" ujar Azizah sedikit teriak karna Arhan sudah masuk ke kamar mandi

"Terserahh" balas Arhan dengan teriak

Azizah mulai mempersiapkan bahan2, sejak hamil ini juga aneh biasanya dia akan mual dengan bau daging namun ini gak dia terlihat biasa saja. Berbeda jika dia mencium bau kopi.

"Mba zizahhh mau masak apa biar saya bantu" ujar mbok tergopoh menghampiri majikanya

"Mau bikin sop buntut bantuin ya mbok" ujar zizah tersenyum

Simbok mengangguk.

Saat mereka sedang memasak, tiba2 mbok bicara membuat Azizah tegang

"mba zizah hamil ya"

"hah gggak, kok bisa mbok berpikiran kaya gitu?"

"feeling aja mba saya kan udah pengalaman" tawa mbok membuat Azizah tertawa

"Kalo bener smoga ini awal yang baik buat rumah tangga mas Arhan dan mba zizah"

"Aamiin" jawab zizah sambil tersenyum

*****

"Azizah mantu mamahh" teriak mertuanya, membuat papah Feri geleng2 kepala

mamah mertuanya langsung memeluk zizah membuat dia terhuyung ke belakang, beruntung dia bisa menahanya kalau tidak ntah nasib anaknya.

"Mamahh" peluk zizah

Arhan hanya memutar mata malas.

"mamah kok cuma peluk zizah? gak mau peluk Arhan?" tanya Arhan

Mamah vina hanya memalingkan wajah dan melangkah masuk

"Sabarr mamahmu lagi tantrum mau cucu, makanya cepet bikin buat kita" goda papah

"hah apaan sih pah aneh" heran Arhan

Saat ini mereka sedang makan siang bersama dengan masakan zizah

"gimana pah mah enak gak?" excited zizah

"ini enak banget sayangg malah menurut mamah bumbu kamu lebih kuat loh gak amis kalo mamah kan masih agak amis. Pinter kamu" puji mamah vina

Love Story (oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang