Restu

741 66 14
                                    

"Azuraa jangan lari-lari nanti jatuh nak" ujar ibu muda yang berusia 25 tahun ini.

Brukk

"Ibunn" tangis anak perempuan yang berusia 5 tahun

"Tuh kan ibun bilang apa" ujar zize sembari menggendong anaknya.

"Mana yang sakit?" tanya zize

"Ini" zura menunjuk lututnya yang luka

Azizah meniup dan menciumnya

"Sembuh?" tanya zizah

Azura hanya mengangguk

"Kita beli es cream ya?" tanya zize

"Yeayy mauu es cream" ujar zura kegirangan

"Ibun berat gak?" tanya zura

"Hmmm gak " Azizah menjawab tidak namun nafasnya suda ngos-ngosan karna badan zura yang berat.

"Ibun bohong, zura bisa jalan aja" ujar zura memaksa turun

"Oke nak"

Sampai di kedai es cream, Azizah memesankan es cream untuk anaknya.

Saat sedang menunggu sang bunda, zura memandang iri pasangan ayah dan anak yang sedang bercanda ria di depanya.

Jika kalian bertanya, mana ayah zura. Jawabanya adalah entah kemana.

Karna saat Azura menanyakan hal ini, Azizah akan berkelit bahwa ayahnya bekerja di negri yang jauh.

Sudah 5 tahun zura menunggu, zizah bilang ayahnya sangat sibuk.

Karna jawaban yang tak pasti, Azura tak pernah menanyakan lagi dimana ayahnya berada. Jika ada acara tentang ayah di sekolah, zura akan diwakili oleh om nya Amar atau Marselino.

Mereka merupakan adik dari zize.

"Es cream datang princes" ujar zizah dengan membawa es cream.

"Zuraa" panggil zize lagi karna melihat anaknya bengong, dia mengikuti arah pandang sang anak.

Azizah memasang raut wajahnya dengan pias, namun segera dirubah seceria mungkin.

"Zuraa nanti es creamnya mencair" ujar zize

"Iya bun" lesu zura

"Habisin ya, ibun harus kembali lagi ke kantor. Nanti zura sama mima nadia dan pipo marsel ya nak" ujar zize lembut sembari tersenyum

Azura hanya diam tanpa ada niat menjawab pertanyaan sang mamah.

"Zura kenapa kok murung sih nak" ujar zize membujuk sang anak.

Setelah es creamnya habis, zizah mengajak zura untuk pulang.

Di dalam mobil zura tetap diam.

"Dah sampai, kamu kenapa sayang? jangan bikin ibun khawatir dong" ujar zize memelas

Tak lama zura mengeluarkan sebuah surat dari dalam tasnya

"Undangan hari ayah" lirih zize membaca, dia memejamkan mata

Besok Pipo atau om Amar bisa datang sayang" ujar zize menghibur sang putri

Azura menatap tajam zize

"Zura gak mauu bun, aku mau papa yang benerann. Mereka bukan papah zura" ujar zura dengan tangisan mengalir

Zizah memejamkan mata berusaha untuk tenang.

"Papa kerja sayang, jadi sama mereka dulu ya" ujar zizah

"Ibunn BOHONG" bentak Zura dengan air mata yang mengalir

"Ibun pisahin zura sama papa kan? ibun jahattt" ujar zura sembari membuka pintu mobil dengan kasar

Love Story (oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang