Semua pelayat perlahan meninggalkan pemakaman. Tersisa umi, Azam, Azizah,Moza serta 1 keluarga yang dekat dengan almarhum.
Azizah terus menangis di pelukan Moza, dia menyesali pertemuan terakhir dengan abinya. Zizah juga menduga bahwa dia penyebab ini semua.
"Mi kita pulang yuk udah mau ujan kasian Azizah juga kalo umi terus gini" Bisik Azam
Dia sebenarnya terpukul namun dia harus kuat di depan adik dan uminya. Sekarang mereka adalah tanggung jawabnya.
Umi mengangguk lemah, sebelum benar2 meninggalkan pemakaman dia memeluk erat putri bungsunya.
Pasti Azizah yang paling terpukul disini.
"Umiii abiii mi hiks" tangis zizah kembali pecah
"Ssstt abi udah tenang, adek ikhlasin yah" bisik umi.
Setelah dirasa, Azizah sudah tenang mereka melangkah keluar.
"Erlita" panggil seseorang
"Arinnn" umi memeluk perempuan tersebut
Azizah tidak mengenal orang dihadapanya, namun dia terkejut dengan lelaki yang ada ditengah2 pasangan suami istri dan sedang menepuk bahu kakaknya.
"zah itu bukanya kak Arhan?" bisik Moza
Azizah hanya melengoskan wajah.
"Turut berduka cita lit atas meninggalnya Dika" ujar papah Arhan
"Terimakasih kana arin sudah datang."
"Turut berduka cita tante" ujar Arhan
"Terimakasih nak Arhan"
Mamah papah Arhan juga menyalami Azam dan Azizah
"Ini azizah? masyaAllah sayang kamu sudah besar dan cantik sekali" puji mamah Arhan
"Han kamu kok gak menyalami Azizah" ujar papahnya
Arhan menyalami Azizah, namun tanganya tak kunjung disambut. Arhan hanya mengedikan bahu
Umi nya menyenggol Azizah dan menatap tajam. Membuat Azizah terpaksa membalas uluran tangan Arhan.
"Turut berdua cita"
"makasih" ketus zizah berbeda saat dia membalas duka cita dari papah mamah Arhan.
Tante Erin dan om Kanaka memakluminya.
Setelah acara reuni dadakan ini, mereka semu kembali ke rumah termasuk Moza.
****
40 hari berlaku kepergian abi Zizah masih menyisakan duka dan luka untuk keluarga terutama Azizah.
Azizah yang dikenal dengan kebawelanya sekarang lebih banyak diam dan melamun. Hal ini membuat kakak dan uminya khawatir.
Padahal sudah dijelaskan berkali2 bahwa ini bukan kesalahanya.
"Dek bang hari ini mandi agak pagi yah. Om widjaya pengacara abi akan datang membahas wasiat abi" ujar umi pada kedua anaknya
"Mi ini gak terlalu cepat?" protes Azam
"Gak bang, umi rasa ini waktu yang tepat. 40 hari sudah cukup kita memang kehilangan abi tapi kita juga harus melanjutkan hiduo kita. Kalo kita terpuruk dari kesedihan abi juga akan sedih disana" lirih umi
"Dek umi tau kamu terpukul tapi umi mohon sama kamu abi sudah tenang disana kita lanjutkan hidup dengan baik ya" umi mengelus tangan Azizah
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (oneshot)
Short StoryGais aku buat cerita pendek buat mereka ya, jadi sekali tamat aja. Kalo suka boleh mampir Terimakasih