'1'

5K 175 3
                                    

typo bertebaran

_________________

Suasana di meja makan itu masih terasa canggung seperti seminggu yang lalu, hanya suara ayahnya dan ibunya yang berusaha mencairkan suasana tanpa tahu ada sesuatu dibalik hubungan kedua putranya. Jika Jake lebih memilih sibuk dengan makanan dipiringnya dan menghindari tatapan adik tirinya, Sunghoon justru sesekali akan menatap Jake dengan menggenggam erat sendok dan garpu ditangannya.

"Sunghoon, jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja pada ayah atau kau bisa meminta bantuan kakamu Jake" mendengar ucapan itu untuknya, Sunghoon seketika mendongak. Terdiam sebentar sebelum menganggukkan kepala dan matanya seketika bertemu tatap dengan mata milik Jake.

"Ayah harap kalian berdua cepat akrab dan saling menjaga satu sama lain. Bagaimanapun kita sudah menjadi keluarga, kalian adalah saudara sekarang" Jake tersenyum tipis seraya mengangguk sedangkan Sunghoon hanya diam menatap datar piring didepannya, jujur saja ia sudah muak dengan akting tidak saling mengenal diantara mereka. Apalagi sikap Jake yang selalu menghindarinya jika dirinya ingin sekali berbicara dengan lelaki itu.

Setelah makan malam selesai, Sunghoon memutuskan berdiam diri dikamar. Membuat sedikit alasan untuk tidak bergabung dengan keluarga barunya karena semakin ia berpura-pura untuk tidak mengenal Jake semakin besar pula keinginannya untuk memberitahu tentang hubungan mereka pada ayah dan ibunya.

Setelah 2 jam berlalu, Sunghoon memutuskan untuk pergi ke kamar Jake setelah memastikan jika kedua orang tuanya kembali ke kamar. Ia akan berbicara dengan lelaki itu setelah satu minggu ini Jake selalu menghindarinya. Sunghoon mengetuk pintu merasa sedikit tidak sabar sebelum akhirnya mendengar jawaban Jake yang menyuruhnya masuk.

Jake yang tengah merapikan selimut terkejut begitu melihat Sunghoon lah yang masuk ke kamarnya, padahal tadi ia pikir itu ibu atau ayahnya. Keduanya memutuskan untuk berbicara dibalkon kamar Jake. Rasa canggung sangat terasa setelah mereka berdiri disamping pembatas pagar besi menatap langit malam diatas sana.

"Aku merindukanmu" kalimat pertama yang diucapkan Sunghoon setelah terjadi hening panjang itu membuat tubuh Jake menegang, tiba-tiba matanya terasa panas.

Walaupun baru satu minggu, tapi Jake seperti sudah sangat lama tidak pernah mendengar ucapan itu dari Sunghoon. Hal itu pula yang membuat Jake berusaha menghindari Sunghoon selama seminggu ini.

Ia hanya takut akan semakin sulit untuk melupakan perasaannya pada Sunghoon. Ingin sekali rasanya Jake mengatakan hal yang sama, namun ia berusaha menahannya. Bagaimanapun, mereka sudah menjadi kakak dan adik. Tidak pantas untuk mengatakan hal seperti itu lagi.

"Apa kau tidak merindukanku?"

"Sunghoon... Lupakan aku"

"Lupakan? Bagaimana bisa aku melupakanmu sedangkan sekarang kita tinggal disatu atap yang sama. Kita setiap hari bertemu dan bagaimana bisa aku melupakanmu? Aku juga sudah mengatakannya, aku tidak akan pernah bisa melupakanmu. Aku akan terus mencintaimu tidak peduli bagaimanapun keadaannya sekarang" Sunghoon menjawab dengan cepat, terdengar nada emosi diucapannya. Lelaki itu meraih kedua bahu Jake membuat mata mereka saling bertemu tatap.

Jake menatap lekat manik cokelat Sunghoon, tatapan itu terlihat menjelaskan apa yang baru saja diucapkan lelaki itu memanglah sungguh-sungguh.

"Ini hanya soal waktu, perlahan kau pasti akan melupakan perasaanmu padaku. Begitupun juga denganku, kita juga sudah memutuskan untuk berpisah hari itu"

"Memutuskan berpisah? Aku tidak pernah mengatakan itu! Kau yang meminta kita berpisah, itu keputusan sepihak!"

Jake seketika terdiam, karena memang benar apa yang dikatakan Sunghoon bahwa dialah yang meminta mereka memutuskan hubungan hari itu. Keputusan sepihak yang sampai sekarang tidak bisa Sunghoon terima dan ia akan terus mengatakannya sampai hubungannya dengan Jake kembali seperti dulu. Persetan dengan bagaimana tanggapan orang tua mereka nantinya, Sunghoon tidak peduli.

Hari itu menjadi hari yang tidak terduga bagi mereka. Jarum jam seperti berhenti berdetak saat keduanya bertemu dan menatap satu sama lain saat orang tua mereka mengenalkan satu sama lain. Walaupun baik Sunghoon  dan Jake sudah merasa aneh sejak keduanya mengatakan hal yang sama saat mereka tidak bisa bertemu hari itu karena adanya janji bersama orang tua mereka.

Namun siapa sangka, hal itu memang terbukti benar saat manik mata keduanya bertemu tatap. Tidak ada yang berbicara selama pertemuan antar keluarga hari itu kecuali orang tua mereka yang berusaha mengakrabkan masing-masing putranya.

Dunia ini benar-benar sangat sempit dan hari itu seperti lelucon bagi mereka. Sepanjang pertemuan itu mulut Sunghoon rasanya ingin memberitahu yang sebenarnya tapi tatapan mata Jake mengisyaratkan untuk tetap diam dan setelah acara makan dan pertemuan antar keluarga, mereka baru memutuskan untuk bertemu setelahnya.

"Dunia sangat sempit bukan?" Jake membuka suaranya diiringi tawa ringan

_______________

Rewrite the starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang