Karena tidak mendapat jawaban dari Jake, Sunghoon pun lebih memilih menurunkan egonya sendiri.
"aku minta maaf karena aku tidak bisa jujur padamu. Aku hanya tidak ingin melukai hatimu dan membuatmu terpikirkan tentang hal itu. Tapi yang pasti sekarang dan harus kau tahu, aku akan melakukan apapun dan aku sudah tidak peduli dengan aturan itu. Sekalipun Ibu dan Ayahmu menentangnya, aku akan tetap mencintaimu dan akan menikahimu" Sunghoon mengusap air mata disudut mata Jakr, ia tahu apa yang sekarang dipikirkan dan takutkan lelaki itu. Sunghoon sudah siap, ia akan rela turun dan melepaskan semuanya jika untuk mempertahankan hubungan mereka.
"Ah!" Kecupan tiba-tiba Sunghoon dilehernya membuat Jake kembali menggeliat tidak nyaman. Apalagi saat lidah Sunghoon yang mulai bermain didua tonjolan kecil didadanya, membuat Jake seketika menggigit bibir bawahnya. Berusaha meredam suara yang tidak ingin ia keluarkan dari mulutnya.
"Aku akan berusaha melakukannya dengan lembut"
Jake menggelengkan kepalanya, ia tahu maksud kemana arah pembicaraan Sunghoon. Mereka memang belum pernah melakukannya, selama ini Sunghoon juga tidak pernah mempermasalahkannya dan tidak pernah memaksa Jake. Ia akan menunggu lelaki itu sampai benar-benar siap. Selama ini pun mereka hanya melakukan ciuman ataupun pelukan dan tidak pernah lebih dari itu.
Sunghoon mencium kembali bibir Jake setelah lelaki itu kini terlihat lebih tenang, mengusap jejak sisa air mata diwajah lelaki itu setelah melepaskan semua celana Jake membuatnya telanjang bawah sekarang.
Setelah hampir 5 menit memberontak, Jake benar-benar menyerah, ia membiarkan Sunghoon menanggalkan celananya. Jake menutup kedua matanya dengan salah satu tangannya yang terbebas, lelaki itu benar-benar merengek setelah Sunghoon memasukkan dua jarinya kedalam lubang analnya.
"Tenanglah, tidak apa-apa" ucap Sunghoon lembut seraya menyingkirkan tangan Jake dari wajah lelaki itu, manik cokelat itu menatap Sunghoon dengan pandangan sayu.
Ada perasaan tidak nyaman setiap kali jari Sunghoon menyentuh titik manisnya didalam sana, sedangkan Sunghoon sendiri terus memperhatikan wajah Jake. Sesekali dahi lelaki itu akan mengernyit dan Jake yang masih berusaha meredam suaranya membuatnya merasa gemas. Setelah merasa Jake sudah basah dan siap untuknya, Sunghoon mengeluarkan jarinya.
Ia menekan kedua kaki Jake dan memposisikan miliknya didepan lubang anal lelaki itu, sungguh Jake benar-benar seperti gadis yang akan diperkosa. Ia kembali merengek pada Sunghoon namun lelaki itu segera memberinya ciuman lembut dan membisikkan kata-kata menenangkan untuknya.
"Tenanglah! Kau akan terbiasa nantinya"
Pekikan kecil keluar dari mulut Jake, tangannya refleks mencakar punggung Sunghoon begitu milik lelaki itu masuk ke dalam lubang analnya dalam sekali hentakan, nafasnya naik turun merasakam perih dibawah sana. Sunghoon mengusap air mata disudut mata dan dahi Jake, memberikan waktu untuk lelaki itu agar terbiasa dengan ukurannya.
Jake tidak bisa menjelaskan perasaannya, yang pasti rasanya benar-benar sangat perih dan ia merasa bagian bawahnya seperti terbelah menjadi dua. Ia refleks mengeratkan pelukannya begitu Sunghoon mulai menggerakkan pinggulnya, tepat setelah itu Jake benar-benar tidak bisa lagi menahan suara desahannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ikeu, Keluarkan saja suaramu. Berteriaklah dan sebut namaku sepuasmu malam ini, biarkan aku mendengarnya"
Jake tidak menjawab, lelaki itu hanya sibuk meneriakkan nama Sunghoon dengan suara desahannya.
"Eumhhh Hoon..."
Keduanya mencapai klimaks hampir bersamaan dan Sunghoon yang seketika ambruk diatas tubuh Jake tanpa mengeluarkan miliknya.
Nafas keduanya terlihat naik turun dan Jake yang memejamkan matanya merasakan cairan milik Sunghoon yang menyemprot dinding lubangnya, terasa penuh dan panas. Jake benar-benar baru pertama kali merasakan bagaimana rasanya bercinta, rasanya perih bercampur nikmat membuat satu kali mencobanya saja tidak cukup untuk kedua manusia adam itu.
Sunghoon tersenyum pada Jake dan membalikan tubuh Jake hingga memungguinya, Sunghoon kembali bergerak yang membuat Jake kembali terhentakan dan medesahkan namanya.
Malam ini Sunghoon benar-benar membuatnya tidak bisa memikirkan apapun selain lelaki itu dan Jake tidak bisa mengatakan apapun selain meneriakkan nama Sunghoon, Lelaki itu akan membuat Jake mengingat bagaimana percintaan panas mereka malam ini dan tidak akan bisa melupakannya. Namun Sunghoon masih melupakan satu hal yang masih belum bisa ia katakan pada Jake malam ini.
Sunghoon menarik selimut menutupi tubuh keduanya, tangannya terulur mengusap pipi Jake yang tengah memejamkan mata. Entah kenapa malam ini, Sunghoon merasa kondisi tubuhnya lebih baik dari biasanya. Rasa sakit ditubuhnya setiap malam seolah hilang begitu saja hari ini setelah ia akhirnya bisa kembali memeluk tubuh Jake. Lelaki itu menarik Jake ke pelukannya dan mencium puncak kepalanya sebelum menyusul pergi ke alam mimpi.