'4'

2K 134 5
                                    

typo bertebaran

____________

"Tsk, kenapa kau sangat keras kepala? Lihatlah dirimu, kau sudah seperti ini dan masih mempertahankan sikap keras kepalamu itu sekarang?" Jay menatap kesal Sunghoon seraya meletakkan segelas air putih dimeja tepat dihadapan lelaki itu dengan kasar. Ia tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada teman dan rekan kerjanya itu.

"Aku baik-baik saja"

"Kau!" Jay mengurungkan melanjutkan ucapannya, lelaki itu menghembuskan nafasnya pelan seraya berkacak pinggang menatap Sunghoon yang tengah mengusap cairan merah dihidungnya menggunakan tisu.

"Sampai kapan kau akan menyembunyikan ini? Setidaknya beritahulah Ibumu. Sunghoon, aku tahu kau tidak ingin membuat keluargamu khawatir tapi lihatlah, kondisimu sudah seperti ini sekarang" Jay menggelengkan kepalanya menatap temannya itu yang sangat keras kepala.

"Apa kata dokter Kim?" lanjut Jay seraya mendudukkan dirinya disamping Sunghoon setelah satu menit tidak ada jawaban dari lelaki itu.

"Seperti yang aku katakan sebelumnya" terdengar hela nafas panjang Jay, ia mendadak terkena sakit kepala sekarang.

"Lalu, jangan katakan jika kau menolaknya lagi! Kau Dokter tapi kau sendiri juga memerlukan Dokter" dua menit berlalu dan tidak ada jawaban dari Sunghoon yang berarti pernyataan Jay memang benar.

"Sunghoon, kepala rumah sakit sudah membuatkan surat pengunduran dirimu. Dia sangat bangga dengan kerja kerasmu selama ini. Tapi sekarang kau benar-benar butuh perawatan, dengarkan apa yang dikatakan dokter kim. Setelah kau sembuh, kau boleh kembali bertugas"

Sunghoon hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Jay, ia menepuk paha lelaki itu melihat sekilas ke arah temannya itu yang matanya terlihat sedikit berair.

"Kau mengatakan itu seolah aku sudah seperti terkena penyakit berat, lagi pula untuk apa aku melakukannya?" Ucap Sunghoon tampak tenang seraya mengambil segelas air putih diatas meja.

"Lalu, kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Jake, kekasihmu jika dia tahu tentang ini?" Sunghoon seketika menghentikan gerakan tangannya saat mendengar nama Jake, ia menarik kembali gelas yang sudah menyentuh bibirnya, meletakkan gelas itu kembali ke meja dan terdiam beberapa detik.

"Aku sudah berpisah dengannya. Dia sekarang adalah kakak tiriku karena ayahnya dan ibuku menikah" Jay seketika menoleh setelah mendengar ucapan itu, ia menatap ke arah Sunghoon dengan kedua alisnya yang menyatu meminta penjelasan.

_______________

"Kau selalu pulang terlambat akhir-akhir ini" kesal Ny. Park seraya menatap putranya yang hanya menampilkan wajah datarnya. Sudah hampir dua minggu ini Sunghoon memang selalu pulang terlambat.

"Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan" Sunghoon menjawab malas tanpa menatap ke arah Ibunya, wanita paruh baya itu menghembuskan nafasnya pelan. Ia sudah membahas hal ini sebelumnya dengan putranya namun Sunghoon selalu memberikan jawaban yang sama.

Ny. Park hanya merasa tidak enak pada Suaminya dan Jake, karena mereka selalu harus menunggu Sunghoon pulang untuk makan malam. Walaupun Sunghoon mengatakan untuk tidak perlu menunggunya, Suaminya itu akan tetap bersih keras menunggu putranya pulang untuk makan malam bersama.

"Pekerjaan apa? Lihatlah Jake, dia juga sibuk. Tapi tidak sepertimu sampai pulang terlambat setiap hari. Selama ini, aku tidak pernah memaksamu untuk menjadi Seorang dokter. Namun bisakah kau meluangkan waktumu untuk keluarga sendiri?"

Tn. Shim yang tadinya hanya mendengarkan pembicaraan itu seketika mengusap lembut lengan Istrinya dan menenangkannya.

"Sudah jangan memarahinya, Sunghoon pasti memang sedang banyak pekerjaan apalagi dirinya seorang dokter bedah. Lebih baik kita mulai makan malam sekarang" Ucapan Tn. Shim mengakhiri perdebatan kecil antara Istrinya dan Sunghoon.

Sedangkan Jake terus mencuri pandang ke arah Sunghoon seraya mengunyah makanannya. Jika dilihat sekarang, menurutnya Sunghoon lebih kurus dari sebelumnya. Wajah lelaki itu juga tampak pucat dan lelah membuat Jake merasa cemas. Ia ingin sekali menanyakan keadaan lelaki itu tapi dirinya masih berusaha menahannya.

Pembicaraan makan malam itu ditutup dengan rencana orang tua mereka yang akan pergi ke Jepang untuk bulan madu. Dan seperti biasanya Jake yang akan selalu merespon walaupun itu hanya ucapan singkat, sedangkan Sunghoon terlihat tidak tertarik sama sekali.

Setelah berjalan mondar-mandir entah yang keberapa kalinya, Jake memutuskan untuk pergi ke kamar Sunghoon. Ia merasa mulai khawatir pada lelaki itu setelah dua minggu ini melihat sikap Sunghoon yang sedikit aneh menurutnya, lelaki itu juga lebih banyak diam dari biasanya.

"Sunghoon" Jake terpaksa membuka suaranya setelah ia mengetuk pintu ketiga kalinya tapi tidak ada jawaban dari pemilik kamar. Karena semakin tidak sabar, Jake berniat langsung masuk ke kamar lelaki itu namun ternyata pintu itu dikunci. Jake mengumpat pelan dan sekali lagi ia mengetuk pintu itu namun hasilnya tetap sama.

____________

Jake mau ngapain ke kandang singa?

Nanti singanya bangun loh

Rewrite the starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang