'10'

1.3K 80 0
                                    

typo bertebaran

_____________

Jake menatap tidak percaya isi pesan yang dikirim Sunghoon yang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa bertemu selama satu minggu dikarenakan memiliki tugas di luar kota

"Apakah dokter juga memiliki pindah tugas?" gumam Jake

"Hyung" panggil seseorang yang membuat Jake terlonjak kaget

"Ni-Ki! Kau tidak takut dengan nilaimu yang akan turun?"

Ni-Ki tersenyum " Aku tidak apa menjadi mahasiswa abadi selama bisa bertemu denganmu" Ucapnya

Jake menggelengkan kepalanya, Entah darimana kepercayaan diri datang hingga tidak memiliki rasa takut padanya

Ni-Ki menarik tangan Jake "Hyung aku akan mentraktirmu...."

Jake berusaha melepaskan tautan tangan mereka "Aku masih memiliki kelas"

Ni-Ki berhenti dan menatap Jake "Jangan Bohong! Aku tahu semua jadwalmu profesor, dan kau baru saja menyelesaikan pertemuanmu dengan direktur sekolah"

Jake melotot, dan merasa takut pada mahasiswanya ini bagaimana mungkin Ni-Ki bisa tahu jadwal kegiatannya bahkan pertemuan dengan direktur yang tidak direncanakan

"Kenapa kau tidak sopan! Lepaskan atau aku tidak akan memberikan nilai padamu dan ti...."

"Aku tidak peduli prof.... karena sekarang aku sedang lapar! Jadi temani aku"

Jake pun pasrah ditarik oleh Ni-Ki dengan membawanya

Ni-Ki memasangkan Helm untuk Jake yang awalnya Jake menolak tapi, dengan bersikeras Ni-Ki memasangkannya

"Ini demi keselamatan mu prof! Aku tidak ingin menjadi duda di usia muda"

Jake mengernyitkan alisnya tidak mengerti demgan perkataan Ni-Ki! ketika dikelas Jake memang hanya bisa tersenyum ketika mendapat gombalan dari mahasiswanya namun, dia tidak akan membiarkan mahasiswanya bersikap tidak sopan seperti ini padanya

"Ni-Ki saya..."

"Ayo prof! Atau mau saya gendong?"

Jake awalnya akan pergi meninggalkan Ni-Ki namun,mengingat bahwa dirinya butuh refresing karena mendapat pesan singkat dari kekasihnya

"Pegangan prof! kan saya udah bilang kalau saya ga mau jadi duda muda"

Jake memegang Jaket Ni-Ki lebih baik dia menuriti permintaan mahasiswanya agarcepat selesai dan bisa bergegas untuk ke rumah sakit untuk menanyakan prihal kekasihnya

________________

Jay menatap Sunghoon yang tengah memejamkan mata dengan infus yang menancap ditangan kanan lelaki itu, ia menghembuskan nafas panjang merasa tidak tenang apalagi setelah mendengar penjelasan dari dokter.

"Sunghoon! Apa yang kau rasakan?"

pertanyaan pertama itu keluar begitu melihat mata Sunghoon  yang terbuka. Lelaki itu tidak menjawab tapi yang pasti Jay bisa melihat sorot mata lelaki itu yang terlihat lelah.

"Melihatmu dalam kondisi seperti sekarang, kita tidak bisa hanya mengandalkan terapi target. Kau adalah pasien yang paling keras kepala, kau juga membutuhkan kemoterapi" Dokter Kim membetulkan letak kacamatanya seraya menghela nafas berat. Ia menatap jengah pada Sunghoon pasien sekaligus teman sewaktu mereka duduk dibangku kuliah dulu.

"aku akan mencoba berbicara dengannya" Jay menginterupsi suasana yang mendadak menjadi canggung dan tegang itu. Dokter Kim juga tidak banyak bicara lalu keluar dari dalam ruangan diikuti perawat dibelakang.

"Dalam kondisimu yang seperti sekarang, apa kau masih keras kepala? Kau melakukan itu juga demi kesembuhanmu sendiri, apa kau benar-benar ingin mati muda?"  teriak Jay dia tidak peduli dengan kondisi sahabatnya yang masih terbaring di brankar

Sunghoon mengalihkan pandangan ke arah jendela yang tidak tertutup gorden, ucapan Jay sedikit membuka pikirannya tentang apa yang seharusnya ia lakukan sejak lama.

Akhir-akhir ini ia merasakan gejala yang berbeda dari sebelumnya, lebih parah dan itu benar-benar membuatnya tidak tahan merasakan semua rasa sakit yang ia rasakan. Semua yang Dokter Kim ucapkan terkadang Sunghoon berpikir itu adalah hal yang sia-sia nantinya, melakukannya ataupun tidak, menuruti semua perintahnya atau tidak, Sunghoon pikir hal itu akan berujung menjadi akhir yang sama.

Tapi hari ini, setelah melihat wajah Jake yang terlihat begitu mencemaskannya rasanya Sunghoon sudah sangat jahat dan egois pada lelaki itu. Ia lupa jika ia masih mempunyai Jake, cukup dengan tidak memberitahu yang sebenarnya dan Sunghoon tidak ingin membuat lelaki itu semakin khawatir padanya.

Sunghoon meraih ponselnya dan mengetik pesan singkat yang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menemui Jake selama sepekan ini

"Kau mengabaikan perkataan ku! Penyakit Vaskulitismu meningkat karena kau tidak pernah kemoterapi! Lihat darahmu tidak bisa mengalir dengan benar sekarang! Bahkan kulitmu sangat pucat"

"Aku akan berobat"

Jay memutar bola matanya! lalu pergi meninggalkan Sunghoon, Dia sangat sibuk tapi karena sahabatnya yang sangat tolol ini dia rela meninggalkan pekerjaannya

Sunghoon melihat dinding kamar rumah sakit, dia merasa konyol ketika dirinya seorang dokter yang sekarang malah menjadi pasien

"Apakah dia akan marah?" gumam Sunghoon ketika mengingat Jake sang kekasih

Sunghoon pun tertidur kembali karena rasa lelah dan sakit kepala menyerangnya kembali

__________________

Entah kenapa Jake merasakan gelisah karena dia sudah mengirim banyak pesan pada Sunghoon namun, nomor Sunghoon tidak aktif yang membuatnya kesal dan juga gelisah

"Hyung"

Jake menatap Ni-Ki tajam

"Mm prof! Saya ingin bertanya"

Jake menghela nafas panjang, Dia sempat melupakan bahwa sekarang dirinya sedang makan bersama salah satu mahasiswanya

"apa?" Tanya Jake dengan meminum pesanannya

"pandangan prof terhadap laki - laki yang menyukai laki - laki lain?"

Jake terdiam, bahkan serasa waktu berjalan lambat ketika Ni-Ki melontarkan pertanyaan seperti itu

"Kenapa kau bertanya di luar pelajaranku?"

Ni-Ki tersenyum canggung dengan mengusap belakang lehernya

"Menurutku tidak apa! Karena cinta memamg tidak di prediksi, bahkan jika kau menyukai anjing sekalipun itu tidak masalah untukku namun, kau akan di pandang gila"

Ni-Ki tertawa " Ternyata Hyung memang enak ya"

Jake tersedak oleh air liurnya sendiri "Apa yang kau katakan?"

"hehe maksudnya enak di ajak mengobrol! Prof ayo kita berteman" Ucap Ni-Ki dengan mengulurkan tangannya

"Tidak sopan! Bagaimana bisa kau mengajak berteman dosen mu?"

Ni-Ki menarik tangan Jake dan menjabatnya "Nah sekarang kita berteman Jake Hyung"

Jake hanya menggelengkan kepalanya namun, dia juga tersenyum karena bisa melupakan kegelisahannya sejenak

____________________

Rewrite the starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang