'19'

760 65 8
                                    

Typo.

____________

Nyonya Park sekarang menatap kedua anaknya yang menjadi sangat pendiam padahal baru beberapa minggu mereka terlihat sangat akrab bahkan saling bercanda.

"Apa kaliam bertengkar?" Tanya Nyonya Park yang membuat Jake terduduk kembali

"Tidak mah, kami baik - baik saja" Ucap Jake dengan tersenyum

Sunghoon hanya diam lalu beranjak dari duduknya "Aku sudah selesai" Pamitnya

Tuan Sim melihat gelagat kedua anaknya, menurutnya memang sangat aneh sikap Sunghoon dan Jake. Dia mengira bahwa kedua anaknya hanya sedikit canggung untuk menjadi kakak dan adik namun beberapa minggu mereka terlihat sangat akrab dan hari ini mereka kembali menjadi asing.

"Ayah ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu" Pinta Jake yang membuat Tuan Sim menatapnya bingung
_____________

Sunghoon merasakan bahwa tubuhnya kembali sakit dia benar - benar harus segera melakukan kemoterapi sampai akhirnya Jay meneleponnya.

"Kenapa Kau tidak datang kemarin?" Marahnya

"Sibuk" Singkat Sunghoon dengan suara yang menahan sakitnya

"Terserahmu! Atau aku akan memberitahu ibumu perihal penyakitmu Sunghoon" Ancam Jay diseberang telepon sana

"Aku baru bekerja di perusahaan mendiang ayahku! Rasanya ibuku tidak akan mengijinkanku jika aku ijin"

"Aku yang akan memintanya"

Sunghoon menghela nafas panjangnya, Keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya. Sakitnya ini benar - benar sungguh luar biasa.

'tok tok'

Suara ketukan pintu dia tak hiraukan karena dia takut jika Jake yang mengetuk pintu ataupun sang ibu! cepat atau lambat mereka akan mengetahui perihal penyakitnya Tapi itu bukan hari ini.

Tuan Sim menatap anaknya "kenapa harus Jerman?" marahnya

"Yah.... S3 jurusan Fisika disana sangat bagus! Aku mohon ijinkan aku untuk melanjutkan pendidikan ku disana" mohon Jake

Tuan Sim membuang mukanya "Tidak! atau kau tidak usah melanjutkan pendidikanmu! Cita - citamu sudah tercapai jadi untuk apa kau masih belajar?"

Jake terdiam dia tidak bisa. dia harus bisa membujuk sang Ayah agar mengijinkannya untuk tinggal di negara Jerman.

"Ayah! Aku sudah berumur 28 tahun ayah.... selama itu aku selalu di sampingmu! Jadi kumohon untuk kali ini saja ijinkan aku untuk menjadi anak yang mandiri! Komohon ijinkan aku untuk pergi ke Jerman" Mohonnya dengan sedikit mengeluarkan air matanya karena dirinya yang berbohong

Tuan sim melihat Jake. Bagaimana dia bisa jauh dari anak semata wayangnya sungguh dia sangat takut akan kehilangan jake Tapi Apa yang dikatakan Jake benar bahwa dia terlalu memanjakan Jake dan mengurungnya.

"Baiklah! Tapi kau harus berjanji akan baik -  baik saja disana!" 

Jake menatap Ayahnya tidak percaya lalu segera menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan sang ayah, Jake terus berterimakasih pada Ayahnya.

"Kapan kau akan pergi ke Jerman?"

Jake mendongakkan kepalanya "sebulan lagi aku harus menyiapkan semuanya terlebih dahulu"

"baiklah jika kau butuh bantuan, beritahu ayah"

"Aku bisa melakukannya sendiri Yah.... terimakasih"

Tuan Sim melihat Jake dia sungguh lupa dengan usia Jake yang hampir berkepala tiga, Bagaimanapun Jake masih terlihat remaja dimatanya.

"Ayah bolehkan kau tidak memberitahu sunghoon dimana aku berada"

Tuan Sim mengernyitkan alisnya "mengapa?"

Jake tertawa canggung " Hanya saja dia akan mengejekku! Aku tidak ingin dia juga menyusulku kesana dan mengganggu belajarku! Jadi kumohon jangan beritahu adikku ya" Pinta Jake dengan melebarkan kedua matanya

"Apa Sunghoon akan mengganggumu? Ayah lihat kalian seperti musuh"

Jake tertawa "Ayah kami saling menyayangi, Hanya saja cara kami menunjukkannya berbeda dengan yang lain! Kau tahu bahkan kami pernah makan bersama dengan Sunghoon yang mentraktirku" Ucap antusias Jake yang menceritakan bagaimana kedekatan kedua bersaudara tidak sekandung itu.

"Bukankah disini kau yang menindas asikmu Jake"

"Ayolah Yah... kami hanya berbeda 23 hari! Jadi rasanya seperti teman bukan saudara" Malas Jake

Tuan Sim mengacak rambut Jake "baguslah Ayah senang mendengar kalian yang ternyata sangat dekat"

Jake tersenyum, Bagaimana dia bisa mengecawakan ayahnya. Dia sungguh tidak bisa melihat ayahnya yang hancur akibat dirinya. Dia benar - benar harus jauh dari Sunghoon agar mereka bisa mengubur rasa cintanya.

Jake berharap dengan dirinya pergi ke Jerman Sunghoon bisa membuka hati untuk wanita dan melupakan perasaannya pada Jake walaupun ada rasa tak rela dalam hatinya.

__________________

Rewrite the starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang