typo bertebaran
_______________
"Aku tidak akan bisa melupakan perasaan ini padamu. Aku akan terus mencintaimu, tidak ada yang bisa melarangku bahkan ayah dan ibuku" ucapan Sunghoon menyadarkan Jake dari lamunannya saat ia memutuskan berpisah dengan Sunghoon malam itu.
Saat Jake hendak membuka suaranya, Sunghoon lebih dulu menyambar bibirnya membuat lelaki itu seketika terkejut.
Butuh beberapa detik untuk membuat Jake kembali pada kenyataan, ia meraih bahu Sunghoon berusaha melepaskan ciuman mereka. Tapi Sunghoon dengan cepat meraih pinggang Jake dan mendorongnya membuat punggung lelaki itu membentur pagar pembatas besi lalu mengunci kedua tangan Jake ke belakang dengan satu tangan.
Sunghoon meraih tengkuk Jake bermaksud memperdalam ciuman mereka, menahan kepala lelaki itu yang terus bergerak berusaha melepas ciumannya.
Jake menampar pipi lelaki didepannya. Sunghoon terdiam sejenak, merasakan panas juga perih yang menjalar dipipinya namun hatinya jauh lebih perih dan sakit daripada tamparan yang baru saja ia dapatkan.
Ia melihat Jake yang menatap ke arahnya dengan nafasnya yang naik turun dan wajahnya sudah dipenuhi air mata, bibir Jake yang membengkak terdapat luka kecil disana karena Sunghoon tadi menggigitnya.
"Keluar" kata keluar itu sudah cukup bagi Sunghoon untuk mengerti maksud Jake.
Tidak ingin lagi berdebat dengan lelaki itu, Sunghoon melangkah keluar dari kamar Jake dan kembali ke kamarnya. Lelaki itu mengumpat pelan setelah menutup pintu, mengusap cairan merah yang keluar dari hidungnya sebelum membuka laci dan meminum beberapa obat seperti biasa.
Jake terduduk di balkon setelah kepergian Sunghoon, Dia mengeluarkan seluruh air matanya.
"Pak!" Seorang mahasiswa mengacungkan tangannya
"Iya Ni-Ki?"
"Tahu ga pak kita itu layaknya seperti partikel dan Magnet gravitasi?"
Jake mengernyitkan alisnya dia Kira bahwa muridnya akan bertanya hal yang baru saja dia jelaskan namun dirinya malah ingin menggombalinya
"Aku partikel dan Bapak Magnet gravitasi"
"kenapa tuh?" Ucap Mahasiswa lain yang menunggu perkataan Ni-Ki selanjutnya
"Aku seperti partikel yang terjebak dalam medan gravitasi pesonamu. Juga tidak ada kekuatan yang bisa memisahkan Cintaku padamu pak"
Suasana kelas langsung tidak kondisif akibat gombalan Ni-Ki pada Dosen Fisika tersebut. Jake hanya menggelengkan kepalanya sudah terbiasa dengan gombalan Ni-Ki setiap pertemuan di kelasnya, Dia hanya menganggap itu hanya candaan anak muda saja.
Jake salah satu Dosen Fisika di Univ terbaik di Seoul, Ya memenag dari dulu dia sangat menyukai pelajaran Fisika jadi dia memutuskan untuk mengembangkan hobinya dan menjadikannya sebagai Cita - cita.
Ayah Jake seorang pengusaha, Sedari kecil Ayahnya sudah menjadi orang tua tunggal karena Istrinya yang meninggal akibat kanker yang dideritanya. Ayah Jake tidak pernah menuntut sang anak yang harus meneruskan bisnis dirinya karena dia sangat menghargai apa yang diinginkan sang anak semata wayangnya.
"Dokter setelah jam istirahat makan siang, anda ada pertemuan dengan nona Kim Yejin"
"Aku hampir lupa" ucap Sunghoon seraya melepas jas dokternya, ia hampir saja lupa jika masih harus bertemu dengan salah satu pasiennya karena ia hanya ingat jadwalnya nanti sore adalah operasi.
Perawat itu mengalihkan pandangannya pada Sunghoon yang tengah berdiri menatap keluar jendela. Akhir-akhir ini menurutnya Sunghoon menjadi sedikit berbeda bahkan ia sering melihat lelaki itu melamun, Dia pun keluar karena takut melihat aura yang kelaur dari Sunghoon sekarang yang tiba - tiba seperti marah.
"Sunghoon apa kau tidak pergi makan siang?" Sunghoon sedikit terkejut mendengar ucapan itu, ia terdiam sebentar sebelum menoleh pada Dokter itu yang menatapnya heran. Sunghoon membuang nafasnya mencoba meredakan emosinya
"aku sedang menunggumu untuk makan siang bersama"
"Aku? Memangnya kemana kekasihmu? Bukankah kalian biasanya makan siang bersama? Ah, tapi sudah dua minggu ini aku tidak melihatnya. Apa terjadi sesuatu?" Ucapan itu benar-benar tepat sasaran. membuat Sunghoon seketika terdiam. Dokter Jay memang tahu tentang hubungannya dengan Jake. Ia sudah mengenal dan bekerja sama dengan Jay hampir 7 tahun lamanya.
Sunghoon sangat mempercayai sahabat kuliahnya, selain itu Jay juga sering membantunya. Jadi tidak ada salahnya ia memberitahu tentang hubungannya dengan Jake.
Kejadian malam itu saat dirinya mengajaknya mengobrol dibalkon kamarnya membuat Jake tidak bisa tenang selama beberapa hari ini, semakin Jake memikirkannya semakin sulit pula melupakan perasaannya pada Sunghoon.
Namun terkadang, pikiran itu tiba-tiba datang dengan sendirinya dan Jake dengan cepat menepisnya. Ia berusaha menyibukkan diri selama ini namun hal itu tidak menghalangi Sunghoon yang tiba-tiba melintas dalam pikirannya.
Walaupun setelah kejadian itu pula, Sunghoon tidak lagi mengganggunya. Lelaki itu lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah sakit dan saat dimeja makan pun lelaki itu tidak mengatakan apapun kecuali ditanya.
Jujur saja, hal itu sedikit mengganggu pikiran Jake. Ia ingin hubungannya dengan Sunghoon tidak secanggung sekarang apalagi mereka sudah menjadi saudara. Terkadang Jake merasa tidak enak dengan ibu dan ayahnya karena jika dilihat ia dan Sunghoon lebih mirip seperti musuh.
______________
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the star
Fanfiction{End} Jake bertemu dengan kekasihnya yang ternyata akan menjadi adik tirinya. ⚠️ Mature 💢 Mpreg