'33'

733 73 18
                                    

typo.

____________

S

unghoon benar - bebar tidak pernah melepaskan genggaman tangannya. bahkan sesekali dirinya terus mencium punggung tangan Jake.

Mereka pun sampai di apartemen mereka dan betapa terkejutnya keduanya ketika melihat kedua orang tua mereka yang kini sedang menatap tajam keduanya. Jake reflek melepaskan tangan Sunghoon yang menggenggamnya.

Sunghoon melihat bagaimana Jake yang melepaskan tangannya. Sunghoon sudah curiga dari awal mengapa Tuan Sim tiba - tiba menelepon Jake dan memgabarkan kepergiannya.

"A-Ayah" Panggil Jake dan mendekati ayahnya namun Tuan Sim memundurkan lamgkahnya yang membuat Jake terdiam dan merasakan sakit pada hatinya.

"Ayah-"

"Aku mencoba untuk tutup mata dan menganggap bahwa dugaan ayah salah tentang hubungan kalian berdua! APA YANG KAU LAKUKAN SIM JAEYUN? AYAH TIDAK PERNAH MENYANGKA KAU SEHINA INI" Ucap Tuan Sim dengan menatap Jake tidak percaya

Sunghoon melihat Jake yang siap menangis langsung mendekati mereka dan menggenggam tangan Jake "Sebelum kalian saling bertemu! Kami sudah menjalin hubungan! Tidak ada yang hina karena cinta itu murni"

"SUNGHOON" teriak sang ibu yang membuat Sunghoon menoleh ke arahnya

"Ibu tidak pernah mengajarkan dirimu mencintai seorang lelaki! Kau bagaimana melakukan hal hina seperti ini huh?" marah sang ibu dengan mendekati Sunghoon

Sunghoon tertawa "Kapan ibu mengajarkan ku? Ibu hanya fokus pada perusahaan dan warisan Ayah"

Nyonya Park langsung menampar Sunghoon dengan sangat keras. Lalu menarik tangannya "Seharusnya aku tak pernah melahirkanmu! Kau selalu membangkak dan tidak ingin-"

"SIAPA YANG INGIN DI LAHIRKAN?" Teriak Sunghoon dengan menatap sang ibu yang terdiam

Sunghoon menggenggam tangan Jake lalu mengangkatnya agar kedua orang tuanya melihat tautan tangan keduanya "Apa salah jika aku mencintai Jake? Apa salah jika kita berdua laki - laki? apa salah kita saling mencintai dan ingin hidup bersama?" Tanya Sunghoon dengan menatap keduanya

Jake hanya menunduk karena tidak berani melihat tatapan terluka dan nyalang dari sang Ayah yang tidak pernah melihatnya seperti itu.

"Jake! Jika kau masih ingin di anggap anak olehku maka kemarilah" Ucap Sang Ayah

Jake yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya dan melihat ayahnya! Sunghoon semakin menggenggam tangan Jake.

"Jake sedang mengandung anakku" Ucap Sunghoon yang membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Benar! Jake sedang mengandung anakku! Bukankah ini alasan ayah menyembunyikannya dari Jake tentang kondisinya karena Ayah akan malu jika Jake yang seorang laki - laki mengandung" Ucap Sunghoon

Tuan Sim mendekat ke arahnya dan menatap genggaman keduanya "Kau salah Sunghoon! Aku menyembunyikannya agar Jake tidak merasa dirinya aneh dan stres karena dirinya memiliki rahim! Dan kau-"

Tuan Sim membogem rahang Sunghoon kuat hingga Sunghoon tersungkruk ke lantai! Jake terkejut dan akan membantu Sunghoon namun Tuan Sim menarik tangan Jake "Kau menyentuh Jake yang merupakan kakakmu! Apa kau tidak malu?"

"Park Mina ayo kita berpisah! Dan jangan biarkan anak mu menemui anakku! Aku memang menyukaimu dan menikahimu tapi ternyata aku tidak bisa melupalan istri pertamaku dan selalu menyakitimu dengan membandingkan kalian berdua" Ucap Tuan Sim yang membuat semua orang terkejut

Tuan Sim pun membawa Jake pergi "Ayah! Ayah ku mohon" Mohon Jake dan Sunghoon menahan kepergian keduanya dengan menggenggam tangan Jake

"Jake! aku akan memberikanmu pilihan" Ucap Tuan Sim yang membuat Jake menatap ayahnya

"Jika kau memilih ayah maka kau tidak bisa bertemu dengan Sunghoon lagi dan jika kau memilih sunghoon maka aku menganggap bahwa putra semata wayangku sudah mati" Ucapan Tuan Sim mampu membuat Jake menangis dan melepaskan genggaman Sunghoon dan memeluk sang Ayah

"Aku masih hidup ayah! Maafkan aku" tangis Jake yang membuat Tuan Sim membalas pelukannya dan langsung membawa Jake pergi

Sunghoon terdiam dan lagi - lagi dirinya harus melihat Jake pergi meninggalkannya. Sunghoon bisa merasakan nyeri dihatinya dirinya menangis. Padahal mereka baru saja akan memulai semuanya tapi kenapa jalan untuk bahagia mereka sangat sulit untuk di tempuh.

Ny. Park yang melihat putranya menangis langsung mendekatinya dan memeluknya "Kau harus merelakannya!"

Sunghoon menatap sang ibu "Aku bukan dirimu yang bisa merelakan dengan mudah!" 

"Sunghoon kenapa kau harus menyukai laki - laki huh? Wanita di dunia ini masih banyak! Aku akan menjodohkan mu dengan wanita yang lebih baik dari pada Jake" Ucap Nyonya park yang membuat Sunghoon langsung mendorong tubuh sang ibu

"Apa ibu tidak bisa berhenti egois? Ibu hanya memikirkan kebahagiaan ibu sendiri! Ibu bersikap seperti menyayangi padahal ibu hanya menyayangi dirimu sendiri" Teriak Sunghoon

"Apa ibu pernah benar - benar mencintai seseorang? Apa ibu mencintai Ayah atau kau hanya menginginkan harta warisnya maka dari itu ibu melahirkanku? Ibu bersikap seperti menyayangiku padahal ibu hanya ingin mengendalikan ku seperti bonekamu!"

Nyonya Park terdiam dan hanya menunduk memikirkan setiap perkataan yang dilontarkan anaknya.

"Kau benar! Ibu hanya memikirkan ibu sendiri! Ibu tidak pernah tahu perasaanmu! Ibu berjuang demi mendapatkan ayahmu agar ibu bisa hidup enak tampa harus banting tulang demi mencari uang untuk ibu makan! Ibu menerapkan hal itu agar kau bisa hidup dengan enak! Karena menurut ibu hidup akan lebih bahagia jika kita memiliki uang! Tapi ibu salah, ternyata dirimu seperti ayahmu yang hidup dengan mencintai" Ucap Nyonya Park dengan air mata yang sudah tidak bisa di bendung

"aku tidak ingin dirimu bernasib sama dengan diriku! tapi ternyata aku malah menyakitimu"

Sunghoon terdiam dirinya! Lalu dengan keberanian dirinya memeluk sang Ibu.

"Aku sangat mencintainya bu! Dia sedang mengandung anakku! Kenapa aku tidak bisa bersamanya?" Tangis Sunghoon dalam pelukan sang Ibu

nyonya Park hanya bisa terdiam dan mendengarkan kesakitan sang anak! Sungguh dia tidak tahu bahwa anak yang tak pernah mendengarkan dirinya ternyata bisa serapuh ini.

____________



Rewrite the starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang