'25'

906 61 12
                                    

Typo.

____________

S

unghoon duduk dan menunggu hasil yang akan diberikan oleh dokter bule di depannya. Dia tersenyum lalu memberikan hasil tes nya pada Sunghoon.

"karena anda memiliki pola hidup yang sehat sehingga sangat mudah untuk membuat sel darah anda bekerja dengan normal kembali!"

Sunghoon mengangguk mendengarkan itu artinya dia sudah sembuh total? hanya melakukan kemoterapi 6 kali dalam sebulan?

"tapi anda tetap harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut! Takutnya sel sarah anda kembali mengecil!"

Sunghoon mengangguk lalu menjabat tangan sang Dokter "Terimakasih dokter albert! pastinya saya akan terus kesini untuk melakukan chek up"

Sunghoon keluar lalu mencari Jake yang menunggunya di luar tapi jake tak ada sehingga dia pun mencarinya.

Sunghoon melihat Jake yang sedang melihat sebuah kertas hasil pemeriksaan.

"bagaimana kondisimu? apa parah?" Tanya Sunghoon yang membuat Jake kaget dan reflek langsung memasukkan kembali kertas kedalam map Coklat.

"hanya masuk angin" Ucapnya

Sunghoon menatap Jake dengan curiga

"Bagaimana kata dokter? Apa kau sudah baikkan?"

"Hanya saja aku masih harus sering control untuk melihat perkembangannya dan takutnya penyakitku kembali muncul"

"Baguslah" Ucap Jake lalu berdiri di ikuti dengan Sunghoon.

Selama sebulan ini mereka tidak pernah menyinggung masa lalu! mereka sepakat untuk menjadi saudara sekarang. walaupun dari lubuk hati keduanya masih saling mencintai tapi mereka tidak bisa melawan takdir yang sudah di tetapkan.

Jake menatap jalan yang bukan ke arah apartemen mereka! Dia menatap sunghoon  "apa kita akan ke suatu tempat?"

Sunghoon mengangguk tanpa mengalihkan atensinya dari jalanan. Sunghoon sudah lama tahu bahwa Jerman adalah negera impian yang sangat Jake kunjungi. Tapi Jake tidak pernah mengatakannya hanya menuliskannya di dalam bukunya dan juga tidak sengaja Sunghoon pernah melihat walpaper laptop Jake adalah negara Jerman.

"Kau tidak akan menculikku bukan?" Was was Jake karena sudah 2 jam mereka perjalanan tidak kunjung sampai.

"Aku ingin! Tapi tenang saja aku tidak akan melakukannya" Ucap Sunghoon sedikit bercanda.

Jake terkejut ketika melihat papan jalan yang bertuliskan blaubeureun. dia langsung menatap sunghoon yang sekarang tersenyum ke arahnya.

"Ayo! Bukan kah kau sangat ingin pergi ke Danau blue pot" ajak Sunghoon dengan memberikan tangannya pada Jake.

Jake langsung keluar mobil tanpa mengulurkan tangannya pada Sunghoon. Sungguh tempat yang sangat di idam - idamankannya sekarang terpampang nyata di depannya. Awalnya dia memang ingin tinggal disini namun rumah sakit sangat jauh dari sini sehingga dia memilih tinggal di kota.

Sunghoon menatap tangannya lalu mengeratkannya dan melihat Jake yang kini tampak sangat bahagia melihat Danau yang damai.

"Aku sudah lama ingin pergi kesini"

"Aku tahu....." Ucap Sunghoon tanpa mengalihkan atensinya dari danau

Jake menatap Sunghoon bingung "bagaimana......"

Sunghoon tersenyum "Selamat ulang tahun Jake...... hyung!" Ucap Sunghoon dengan menatap Jake

Jika biasanya sunghoon akan memberikan kejutan dengan makan malam romatis dan juga bunga lalu mereka menghabiskan malam dengan saling berpelukan bersama mungkin sekarang Sunghoon tidak melakukannya! Jadi dia hanya ingin memberikan hadiah terakhir untuk Jake.

"Bolehkah aku mencium dan memelukmu untuk yang terakhir kalinya hyung?" Tanya  sunghoon dengan masih menatap Jake dalam. Sungguh tatapannya tidak akan pernah berubah sekalipun sekarang dirinya memutuskan untuk menyerah pada cintanya.

Jake yang mendengar kata terakhir merasakan nyeri di hatinya lalu dia mengangguk dan memeluk pinggang Sunghoon!

Sunghoon langsung menundukkkan kepalanya dan mencium Jake dalam. Ciuman yang sangat menyakitkan bagi keduanya, ciuman yang menandakan bahwa hubungan mereka akan benar - benar berakhir sekarang.

keduanya sama - sama menutup mata untuk menikmati ciuman yang hambar dirasakan. Mereka menjauhkan kepalanya namun tidak ada satupun dari mereka yang melepaskan pelukannya.

Jake dan Sunghoon sama - sama semakin mengeratkan pelukannya seakan bahwa dirinya tidak bisa untuk pergi. Jake menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Sunghoon dan Sunghoon menelusupkan kepalanya pada leher Jake.

Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan sepetah katapun seakan bahwa keduanya mengerti rasa sakit yang mereka rasakan. Cinta yang terhalang oleh takdir yang mengharuskan mereka untuk melepaskan satu sama lain. Jika saja mereka bisa memilih mungkin keduanya memilih untuk bertindak egois dan melanggar norma - norma yang ada!

Suara pengunjung lain menyadarkan keduanya hingga Jake dan Sunghoon dengan perlahan melepaskan pelukannya.

"Aku ingin duduk" rengek Jake yang membuat Sunghoon tersenyum lalu menarik tangan Jake untuk mengikutinya dan duduk di tepi danau.

Sunghoon melihat Jake yang masih betah melihat danau yang damai dengan semilir angin sore menerpa mereka. Sunghoon merasakan nyeri ketika merasa deja vu melihat rambut Jake yang tertimpa angin! Jakenya tidak pernah berubah dirinya tetap sempurna dimata Sunghoon namun Hati Jake sudah berubah bukan hanya hatinya tapi status mereka pun kini sudah berubah.

"Kenapa kau merasa nyaman dengan pakaian itu?" Tanya Sunghoon yang membuat Jake menatapnya

Jake mengangguk "Sekarang aku pikir BB ku bertambah dan perutku buncit! Jadi aku memakai pakaian yang tertutup karena malu" tawa Jake dengan sedikit bercanda

sunghoon mengangguk "Berarti kau bahagia! Aku pernah mendengar bahwa laki - laki jika bahagia maka perutnya akan membuncit dan itu terjadi pada laki - laki yang baru saja menikah dengan wanita yang tepat"

Jake tertawa "Siap pak dokter! Tapi aku masih lajang"

Sunghoon dan Jake terdiam. Aneh rasanya ketika mendengar pernikahan dan kata lajang. membayangkan bahwa mereka pasti akan memiliki pasangan masing - masing membuat keduanya terdiam kembali.

"Sudah sore ayo kita pulang" Ajak Jake dengan beranjak dari duduknya

_____________

Rewrite the starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang