-Kring-
"Halo..." Jawab Donny dengan mata masih tertutup sambil menyeka keringat dari mulut.
"Don, gimana nanti malem? Lo mau jemput gue jam berapa?"
"Siapa nih?" Tanya Donny sambil tetap menutup matanya.
"Sophi..."
"Eh, elo Soph. Ada apa nelpon pagi-pagi?"
"Pagi? Lo gila ya? Jam tiga sore masih lo bilang pagi?"
"Jam tiga? Ah yang bener?" Tanya Donny dan membuka matanya untuk mencari jam meja kecil yang kemudian didapatinya di balik bantal. "Oh iya, sekarang jam tiga. Tumben lo nelpon Soph. Ada apa?" Tanya Donny lagi sambil duduk di samping tempat tidur.
"Jangan bilang lo lupa sama acara nanti malem?" Tanya Sophia curiga.
"Oh, ya inget lah Soph. Masa gue lupa. Nanti gue telepon lagi ya. Gue mau ke kamar mandi dulu."
"Ya udah, tapi jangan lama-lama ya... bye"
"Bye..."
-tut- -tut-
Sophia mengakhiri pembicaraannya.
Donny segera menelusuri tiap kata yang berisi schedule hari ini pada ponselnya.
Waduh, ntar malem acaranya Carlo. Tapi kan itu buat hari sabtu?
Donny mengecek calendar di ponsel miliknya.
Begooooo, sekarang kan hari sabtu... Donny segera bangkit dari kasurnya menuju ke kamar mandi dengan tergesa-gesa, dan...
-GUBRAK- Keserimpet Selimut
⭐
Beberapa jam kemudian mobil-mobil yang ditumpangi Donny, Iwan, Sophia serta teman-teman Sophia yang semuanya memakai baju serba "kurang" diparkir di halaman rumah Carlo yang sudah hampir penuh dengan mobil-mobil lain.
"Waduh, udah rame nih kayaknya." kata Iwan "Don, parfum lo ma—"
"Masuk yuk, Soph?" Sela Donny setelah menyadari bahwa Iwan akan menyemprotkan parfumnya untuk yang ketiga kalinya.
"Yuk, gue ke anak-anak dulu ya." Sambung Sophia. Setelah merapikan rambut, baju dan sedikit touch-up dia pun turun dari mobilnya menghampiri mobil teman-temannya yang diparkir tidak jauh dari mobil Donny.
Iwan berjalan mendekati Donny tanpa melepaskan pandangan sedikit pun ke arah Sophia "Don, gak kuat gue duduk deket Sophi." kata Iwan "Rasanya gimana gitu..."
"Ga kuat gimana? Ejakulasi dini lo?" Timpal Donny. Kemudian matanya tertarik kearah suatu mobil sedan yang dikenalnya "Wan, lo masih inget mobil itu." Donny menunjuk mobil yang dimaksud dengan dagunya.
"Itu mobil yang dulu parkir di rumah ayang kan?" kata Iwan.
"Ah, gimana... Ayang?" Sela Donny. "Siapa maksud lo? Sophia? Kebanyakan mabok betadine?" Tambah Donny.
"Iya, kayaknya malem ini ada yang bakalan berantem. Nanti lo jangan pisahin gue kalo lagi berantem ya." kata Iwan sambil mengepalkan tinjunya.
"Serah lo lah...!!! Masuk yuk." tukas Donny sambil melangkah ke dalam. Meja-meja makanan dan minuman tampak berbaris menghiasi dalam rumahnya.
"Anjrit, bisa mati kenyang terus jadi genderuwo nih gue." Tukas Iwan sambil mencomot makanan yang berada di meja yang paling dekat dengan dirinya.
Donny tidak menggubris pernyataan Iwan, matanya mencari-cari sosok seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Diatas Balkon
RandomKisah kehidupan 2 orang sahabat Iwan dan Donny yang menjalanin kehidupan bersama sejak SMA sampai dengan Kuliah dengan latar waktu 90'an akhir sampai dengan 2000'an awal. Donny, cowo normal rata-rata, sedikit konyol, dan memiliki jiwa sosial yang cu...