Lagu opening film kartun Jepang Shinchan berbunyi di ponsel Donny. Ia mengambil ponselnya dan melihat nama Lutung sakit berkedip-kedip.
"Halo..." Kata Donny dengan nada mengantuk.
"Woy, baru bangun lo?"
"Gak... lagi berenang. Kenapa?" Kata Donny sewot.
"Don, gue udah di kosan nih. Baru nyampe sih."
"Mau ngapain?"
"Mau gak? Liat yang gue bawa neh."
Donny bangkit dari tidurnya dan menyingkap tirai untuk melihat parkiran depan. Dilihatnya Iwan sedang melambai-lambaikan bungkusan lebar. Pizza nampaknya. "Apaan tuh? Pizza ye?"
"Ho-oh... Mau gak? Kalo gak mau, biar gue kasih mami nih."
"Tumben amat pagi-pagi bawain Pizza. Ada apaan?"
"Ya udahlah, gue kasih mami aja ya. Hai mami...!!!"
"Eh, iya... naek aja langsung." Sambar Donny.
"Ajak si Vian gih."
"Lo aja. Kan nanti ngelewatin kamarnya duluan. Lagian gue mana tau dia ada di kamar atau gak."
"Oh iya. Kali aja dia lagi ML sama pacar bokap lo ya? Hehe..."
"Sialan lo!"
Donny mematikan ponselnya.
-tuk- -tuk-
Beberapa menit kemudian, pintu kamar Donny diketuk dari luar.
"Don..." Kata Iwan dari balik pintu.
"Masuk aja, gak dikunci."
Iwan membuka pintu kamarnya. Ia melihat Donny sedang menyikat gigi di kamar mandi. "Si Vian, nanti nyusul. Dia lagi tanggung ML sama Bianca." Goda Iwan.
Donny membanting pintu kamar mandinya. Iwan tertawa geli.
"Ada acara apaan lo pagi-pagi bawain Pizza. Kesambet jin?" Kata Donny setelah membuka pintu kamar mandi.
"Mata lo robek! Jam dua belas nih, gila. Masih aja lo bilang pagi."
"Ya masih pagi kalo kata gue." Donny mengambil sebatang rokok dari bungkusnya. "Biasanya ada maunya nih ngasih-ngasih ginian. Minta apaan lo?"
"Tuh kan, orang niat bae di salah artiin. Ya udah kalo gak mau mah gue aja yang ngabisin sendirian." Iwan mencomot satu slice kemudian menuangkan saus sambal diatasnya.
"Dua pan? Lo gila? Sini gue bantuin. Hehe..." Donny ikutan mengambil satu slice.
-tuk- -tuk-
Tak lama kemudian, pintu kamar diketuk dari luar.
"Vian kali tuh." Kata Iwan.
"Masuk, yan! Gak dikunci."
Vian menyembulkan kepalanya lebih dulu. "Belom abis kan?"
"Banyak. Gila nih si Iwan, bawa dua pan. Belakang-belakangnya pasti gak enak deh. Tapi bodo amat lah, makan aja dulu. Masuk, yan."
"Oke..." Vian masuk dan menutup pintu.
"Gimana, yan? Bianca gimana rasanya?" Tanya Iwan sambil cengar-cengir. Iwan menggoda Donny.
Donny pura-pura budek. Vian senyum-senyum kikuk.
"Pasti Bianca legit-legit gimana gitu." Kata Iwan. "Kayak nih Pizza. Anget. Gurih. Hmm..." Tambahnya sok puitis sambil merem-melek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Diatas Balkon
RandomKisah kehidupan 2 orang sahabat Iwan dan Donny yang menjalanin kehidupan bersama sejak SMA sampai dengan Kuliah dengan latar waktu 90'an akhir sampai dengan 2000'an awal. Donny, cowo normal rata-rata, sedikit konyol, dan memiliki jiwa sosial yang cu...