-- 27. Reuni --

3 2 0
                                    

Cahaya lembut yang terpancar dari pintu kaca besar melalui celah gorden yang sedikit tersingkap membangunkan Carla dari tidurnya di Minggu pagi itu. Hari ini sudah genap empat tahun sejak peristiwa penggerebekan besar-besaran itu yang seolah baru terjadi kemarin. Melalui celah gorden, ia dapat melihat Donny, yang kini sudah menjadi suaminya, sedang duduk dengan posisi memunggunginya di balkon sembari melihat laptop dan sesekali menghembuskan asap rokok. Carla masih terdiam di kasurnya sembari memeluk erat selimutnya tanpa mengalihkan pandangan dari Donny.

-kring-

Carla menghentikan lamunannya ketika dering ponsel mengganggu prosesi sakral paginya.

'Bang Alo'

-Tut-

"Halo, bang." Sapa Carla lembut.

"Halo, la. Ala baru bangun?" Tanya Carlo.

"Engga. Kenapa, bang?" Kata Carla.

"Abang nanti sore ke rumah, ya. Jadi kan acaranya?"

"Jadi, bang. Abang sekarang lagi dimana? Udah di Jakarta ya?"

"Iya, la. Abang lagi di rumah nih."

"Oh ya? Ketemu Mommy sama Daddy dong?"

"Iya, la." Jawab Carlo.

"Mereka gimana kabarnya, bang? Sehat?"

"Sehat. Katanya nanti mereka juga mau kerumah Ala. Mau liat cucunya."

"Yaudah, bang. Ajak mereka. Ala kangen."

"Oke. La, udah dulu ya, abang mau istirahat dulu. Baru sampe."

"Iya bang, Ala tunggu ya."

"Oke, la. Salam buat Donny. Bye."

"Bye..."

-tut- -tut-

Carla menyingkap selimutnya lalu bangkit. Ia melirik jam dinding di kamar yang sudah menunjukkan pukul delapan. Ia kemudian bangkit dan berjalan ke arah balkon lalu menghampiri Donny yang masih memandang laptopnya. Carla mendekap tubuh Donny yang sedang menyandarkan punggungnya di kursi dari arah belakang.

"Pagi, sayang." Sapa Carla yang sedikit mengejutkan Donny.

"Eh, kamu udah bangun, babe?" Tanya Donny sembari mendongakkan kepalanya.

Carla mengecup lembut bibir Donny.

"..."

"Katanya novel kamu udah selesai? Kok masih ada aja yang diketik?" Tanya Carla sembari menatap layar laptop.

Donny kembali menatap layar laptop sembari memeluk lengan Carla. "Tinggal sedikit lagi. Tinggal bagian endingnya." Ia memutar badannya. Donny membelai lembut perut Carla yang membuncit lalu menciumnya.

Carla membelai lembut rambut Donny. "Tadi abang nelfon. Katanya dia nanti kesini."

"Oh ya?" Ujar Donny. "Sama siapa?"

"Mungkin sama Mommy and Daddy."

"Oh, ok. Makanannya ada yang perlu ditambah gak ya?" Tanya Donny. "Apa kita beli lagi buat jaga-jaga ya?"

Carla menyela sembari membelai lembut pipi Donny "Honey, it's fine. Kamu gak usah terlalu khawatir. Aku udah beli semua kemarin. Dan udah sangat banyak aku belinya kemarin tuh."

"Ya tapi kan gak enak kalau kurang, babe. Nanti—"

Carla membekap mulut Donny. "Sayang, gak usah cerewet deh. Pokoknya stop thinking every little things by yourself. I got this."

Bintang Diatas BalkonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang