Mobil yang dikendarai Donny melesat menembus heningnya malam.
"Lo ada masalah apa sih sama si Roy itu?" Tanya Donny di dalam mobil yang sedang melesat.
"Iya, kalo ada masalah sama dia, lo bilang kita, Soph." Timpal Iwan dari bangku belakang.
"Gak ada." Jawab Sophia cepat.
"Gimana gak ada masalah? Jelas-jelas lo tadi nampar dia..."
"Iya, tadi lo nampar dia kenapa coba?" Potong Iwan
"Wan..." Tukas Donny kesal.
"Gak ada apa-apa kok. Masalah pribadi aja." Jawab Sophia pelan sembari melontarkan pandangan ke luar mobil. "Gue ngantuk. Tidur dulu ya, don?"
Donny melihat Sophia mengusap air matanya dari pantulan kaca mobil. "Ya udah tidur aja."
"Brengsek tuh si Roy. Awas kalo ketemu gue lagi. Gue—"
"Udah sih, wan. Si Sophi mau tidur tuh." Potong Donny "Nanti gue anterin lo dulu ya. Rumah lo kan gak jauh dari sini."
⭐
"Sekarang lo mau cerita, Soph?" Tanya Donny selang beberapa menit setelah Iwan turun dari mobil.
Sophia membuka matanya dan memalingkan wajahnya ke depan. Tampak air mata berlinang "Sebenernya gue yang salah, don." Ucapnya.
Donny mengambilkan tissue untuk Sophia. "Kenapa emangnya?"
"Don, gue berantem sama Roy karena ini." Sophia mengeluarkan lintingan ganja yang sudah terbakar setengahnya dari dalam tas tangannya.
-Ciiiittt-
Donny menghentikan mobilnya seketika setelah menyadari yang ada di genggaman Sophia. "Itu... itu punya siapa?" Tanyanya panik.
"Punya gue, don."
"Dapet dari mana lo barang kayak begituan?" Tanyanya lagi
"Dari temen gue." Jawab Carla sambil sesekali mengelap air mata yang bergulir jatuh melalui pipinya.
"Udah lo buang dulu lah tuh barang keluar!" Tukas Donny
Sophia membuka jendela dan membuang lintingan itu keluar jendela.
Donny kembali melajukan mobil setelah Sophia membuang ganja tersebut. "Kok lo bisa dapet barang kayak gitu sih? Masih ada lagi?"
"Gak ada. Don, lo jangan bilang nyokap gue ya?" Mohon Sophia
"Ya gak mungkin lah gue ceritain. Gila apa gue tega bilang ke nyokap lo? Asal lo janji gak pake gitu-gituan lagi."
"..."
Sophia terdiam
"Lo mau janji kan, Soph?" Tanyanya lagi
Sophia mengangguk
"Jadi tadi si Roy nyuruh lo supaya jangan pake itu?"
"..."
"Anjir, kalo kayak gini mah gue jadi serba salah. Gue harus minta maaf." Tukasnya lagi
"Maaf ya, don. Lo jadi kebawa-bawa masalah gue." Kata Sophia sambil tetap menunduk.
"Untuk itu ya bolehlah gue yang salah. Tapi nampar lo? Berani bener dia mau ngelakuin itu sama lo di depan gue. Itu yang sebenernya bikin gue kesel."
"Tapi gue sayang dia..." Ucapnya lirih.
"..." Donny terdiam.
"Dia emang emosional banget. Dari dulu dia udah begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Diatas Balkon
De TodoKisah kehidupan 2 orang sahabat Iwan dan Donny yang menjalanin kehidupan bersama sejak SMA sampai dengan Kuliah dengan latar waktu 90'an akhir sampai dengan 2000'an awal. Donny, cowo normal rata-rata, sedikit konyol, dan memiliki jiwa sosial yang cu...