-- 14. Rahasia Terdalam Alvian --

7 3 0
                                    

-Wusshh-

Mobil yang mengantar Donny dan Alvian melajut cepat di malam yang gelap tanpa kehadiran bintang dan bulan karena terselimuti oleh sekumpulan awan di Bali malam itu. Waktu sudah menunjukan pukul 00:30 dini hari.

"Lo harus cerita semuanya, bro." Tanya Donny memecah heningnya suasana di jok belakang mobil SUV bersama Alvian.

Alvian menoleh dan menggeleng cepat kearah Donny tanpa berkata apapun kepada Donny ketika mendengar pertanyaan itu. Donny menangkap gerakan mata Alvian yang menuju kearah pengemudi yang sedang mengemudi dengan cepat di jalan yang terbilang kosong karena memang sudah sangat larut bagi penduduk sekitar untuk berkeliaran saat itu. Donny mengangguk kecil ketika menangkap lirikan mata Alvian.

Alvian mengetikan sesuatu di ponselnya dan memperlihatkannya kepada Donny secara sembunyi-sembunyi.

[Gue akan cerita semuanya. Tapi gak sekarang. Kita gak bisa percaya sama siapapun setelah keluar dari ruangan tadi].

Donny memahami dan kembali membalasnya dengan anggukan kecil.

Alvian kembali mengetikan sesuatu di ponselnya dan memperlihatkannya kembali kepada Donny.

[Setelah kira-kira 1km dari Villa Iwan, minta turun! Kita bisa jalan kaki setelahnya].

Donny mengernyitkan keningnya dan bermaksud ingin menanyakan pertanyaan yang ada di kepalanya. Tapi dengan cepat membatalkannya ketika Alvian menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya sendiri. Donny terdiam lalu menoleh kearah jendela mobil tersebut, menatap keluar kearah sisi jalan yang terhampar pepohonan yang tersusun sembarang.

Tanpa mengurangi kecepatannya, sang pengemudi melajukan kendaraannya seperti pembalap rally menyusuri jalan gelap yang berkelok-kelok seolah hari itu siang hari dengan pencahayaan yang sangat terang.

Alvian kembali menatap ponselnya mencari nama Vera dan mengetikan pesan kepadanya.

[Aku akan pulang besok pagi.]

'send'

-Ting-

Alvian tersenyum ketika muncul notifikasi pesan di ponselnya yang merupakan satu-satunya suara yang terdengar di dalam mobil tersebut selain raungan mesin V8 yang dihasilkan dari SUV itu.

'1 new message'

'Vera'

[Duh, kamu tuh ya. Seharian gak ngabarin. Aku tuh panik tau. Glad to know you're ok.]

'reply'

[So sorry, babe. Been busy today. See you tomorrow.]

'send'

-Ting-

'1 new message'

'Vera'

[Sorry, baby. Besok sepertinya aku ada meeting BOD dan kemungkinan seharian. But you can stay in my apartment if you want.]

'reply'

[That's ok, honey. Aku besok langsung balik ke kosan. Have a good sleep, then. Persiapkan diri kamu untuk meeting besok.]

'send'

Alvian menatap kosong keluar jendela. Ia kembali menyunggingkan senyumnya di dalam masker balaclava yang masih dikenakannya. Hatinya bergetar yang entah sudah berapa lama ia tidak merasakan hal seperti itu.

"Pak, saya berhenti di café itu aja!" Tunjuk Donny kepada pengemudi SUV tersebut kearah sebuah café yang ia tahu. Café tersebut tidak terlalu besar namun ada ruang terbuka di luar café yang nampaknya cukup tenang dan santai untuk melepas penat. "Setelah seharian tadi, kayaknya gue butuh ngopi sebentar. Lo mau ikut?" Ujar Donny kepada Alvian.

Bintang Diatas BalkonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang