Bab 19

10.5K 485 20
                                    

Kara membuka blokir'ran nomor Bara, dan seketika itu juga ponselnya terus bergetar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kara membaca semua pesan dari Bara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kara membaca semua pesan dari Bara. Tanpa terasa air matanya menetes, bukan hanya Bara yang merindu, tapi dia juga sama, merindukan pria itu.

Ia lantas membalas pesan Bara.

Ayo kita ketemu, Mas...

Send

Bara di ujung sana yang tengah meeting dengan beberapa klien-nya menaruh ponselnya di atas meja seketika matanya melotot sempurna.

"Rapat hari ini kita tunda sampe besok, saya ada urusan penting!" Tanpa menatap otang-orang di sana, Bara lantas keluar dari ruangan tersebut meninggalkan helaan napas dari asistennya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rapat hari ini kita tunda sampe besok, saya ada urusan penting!" Tanpa menatap otang-orang di sana, Bara lantas keluar dari ruangan tersebut meninggalkan helaan napas dari asistennya itu.

Bara berjalan hampir berlari untuk menuju ruangannya, perasaannya sungguh berdebar. Ia ingin mendengar suara kekasih yang dirindukannya itu. Ketika ia baru masuk ke dalam ruangnnta ia langsung menelepon wanitanya.

Di lain tempat, di waktu yang sama. Kara berdebar akan satu hal. Tapi, Bara tidak mungkin bukan meneleponnya, ia tahu pria itu pasti sangat sibuk dan tidak mungkin untuk membalas pesannya sekarang, namun rupanya salah. Dia merasakan nada dering dari ponselnya yang sudah dia atur untuk panggilan Bara.

Mendapat panggilan dari Bara tentu saja membuatnya gugup, ia lantas pergi menuju toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapat panggilan dari Bara tentu saja membuatnya gugup, ia lantas pergi menuju toilet.

"Kara, sayang, akhirnya kamu balas pesanku."

Suara itu, suara berat yang sudah lama sangat ia rindukan.

"Hallo ..."

"I-iya, Mas."

"Akhirnya, aku bisa dengar lagi suara kamu,"

Bara berujar dengan mendesah lega di ujung sana.

"Sudah makan?"

"I-iya,"

"Bagus, aku senang dengernya."

"Mas Bara udah makan?"

Bara di ujung sana terdiam, sudah lama sekali rasanya dia tidak mendapat perhatian seperti ini lagi dari Kara.

"Mas?"

"Ya, iya. Aku belum makan, nanti abis ini aku makan."

"Aku gak ganggu kamu kan, Mas?"

Jika orang lain yang bertanya jelas jawabannya - iya. Secara dirinya tadi sedang meeting projek penting mengenai tender ratusan juta, tapi ingatkan ini Kara-wanitanya. Wanita yang belakangan ini membuat dirinya galau.

"Nggak, aku duluan yang telefon kamu."

Kemudian hening, tak ada lagi pembicaraan di antara mereka.

"Nanti malam aku jemput kamu, boleh?"

"Heem,"

Terdengar helaan napas lega di sana.

"Makasih, Ra. Kalau gitu, aku balik meeting dulu yah. Jangan capek-capek yah, Ra. Inget, banyak minum."

Seharusnya itu yang dikatakan Kara bukan sebaliknya.

"Kamu juga, Mas. Jangan terlalu diforsir."

Bara di ujung sana jelas tersenyum senang mendengarnya.

Jadi, apakah mereka akan berbaikan?

🇵🇸
🇵🇸
🇵🇸

Tbc

Sorry lama dan pendek wkwkwk aku buntu 🥲 aku kasih ini dulu aja deh, kasian kalian nungguin. Besok aku usahin buat up lagi yaaa, wkwkwk.

Aku gak mau lama-lama bikin mereka berantem ah 🤣 ntar makin lamaaa buat nambahin konflik lainnya. Hahaha. GONG konfliknya soalnya nanti wkwkwk jadi aku mau bikin manis dulu buat mereka huehehe...

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang