Bab 25

10.8K 451 15
                                    

Hari pertama tanpa Bara, Javier dan Melvin yang sudah biasa ditinggal Bara biasa saja. Kara sendiri? Mulai merindu apalagi dia tidur sendirian, biasanya ada Bara yang memeluknya tapi sekarang tidak ada.

Hari kedua tanpa Bara, Javier tiba-tiba ingin tidur dengan Kara yang dengan senang hati Kara izinkan. Melvin? Tidak ikut-ikutan, karena dirinya sudah dewasa.

Hari ketiga tanpa Bara, Kara mulai terbiasa. Namun, perasaan merindu tetap terasa. Apalagi mereka hanya vidio call sehari sekali karena perbedaan waktu yang berbeda.

Dan hari-hari berikutnya tanpa Bara semakin membuat mereka terbiasa, namun perasaan rindu mereka semakin membuncah.

Kara mulai menghidangkan masakan-masakan yang sudah dia praktekan bersama sang ibu. Yang tentunya sudah di acc oleh ibunya agar bisa di makan oleh anak-anaknya. Dan sejauh ini mereka menyukai masakannya.

Kara yang sedang membersihkan wajahnya di depan meja rias, sedangkan Javier dan Melvin berada di belakangnya di atas kasur tengah bermain ponsel. Semenjak dua minggu lalu, meskipun Melvin tidak tidur bersama Kara dan Javier. Sulung Bara itu selalu menghabiskan waktunya dengan mereka di kamarnya. Meskipun jarang mengobrol, namun dia selalu berada di sana.

Tiba-tiba saja, ponselnya berdering. Suaminya mengajaknya vidio call.

"Hallo, Mas."

Terlihat wajah Bara yang sehabis mandi muncul di layar ponsel Kara.

Bara di sana tersenyum melihat istri cantiknya yang tengah memakai alat tempur untuk wajahnya.

"Kamu udah makan, Mas?"

Kara bertanya lagi lantaran sang suami malah terus memandangnya, bukan menjawab pertanyaannya.

"Udah, sayang. Kamu mau tidur? Anak-anak selama ini gak aneh-aneh kan?"

Kara tersenyum lalu mengarahkan layar ponselnya pada kedua anaknya yang berada di atas kasur.

"Boys? Kenapa kalian tidur di sana?"

Seru Bara melihat Javier dan Melvin yang tengah tiduran di tengah kasur.

Kara sengaja meloudspeak agar terdengar oleh kedua anaknya.

Melvin yang sadar duluan dengan suara ayahnya menatap Bara dengan senyum menyebalkan.

"Adek!" Tegur Bara yang melihat Javier belum sadar dan masih anteng dengan lego mainannya.

"Adek, dipanggil ayah itu."

Suara halus Kara membuat Javier akhirnya mengangkat wajahnya dari mainan.

"Ayah!" Serunya senang.

"Adek sama abang tidur sama Buna?"

"Nggak, cuman Adek aja yang tidur di sini, Abang tidur di kamar."

Bukannya senang dengan jawaban Javier. Bara justru mendengus.

"Sayang, beneran Adek tidur di sana?"

"Iya," jawab Kara tanpa melihat suaminya itu.

Pasalnya Kara tengah membenarkan letak selimut. Sedangkan ponselnya dia simpan di depan kedua anaknya. Sengaja agara Javier dan Melvin mengobrol dengan kedua anaknya.

"Kenapa emang ayah?"

Tanya Javier bingung, pasalnya ayah terdengar tidak menyukainya dia tidur dengan ibu sambungnya.

"Adek kan udah gede, udah kelas 8 kenapa tidur sama Buna?"

"Iya emang kenapa? Buna nggak larang Adek juga kok," jawabnya tenang berbeda dengan perasaan Bara yang sudah ingin misuh-misuh. Melvin sendiri mulai terkekeh geli melihat drama di depannya.

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang