Bab 34

10.3K 548 64
                                    

Bara yang ditanya seperti itu menghela napasnya kemudian mengangguk pelan.

"Iya, aku pernah sekali tidur sama dia."

Seharusnya Kara tidak kaget lagi dengan jawaban sang suami. Namun, tetap saja dirinya kaget. Ia jadi bertanya-tanya berapa banyak cewek yang pernah suaminya itu tiduri? Apa suaminya itu tipe pria seksualitas aktif, sebelym bertemu dengan dirinya? Atau jangan-jangan selama masih berpacaran dengannya suaminya itu sering jajan keluar?

"Singkirin pikiran buruk kamu soal aku yang sering tidur dengan cewek lain!"

Kara menatap Bara dengan pandangan tak percaya, suaminya itu seolah bisa membaca pikirannya.

"Aku cuman tidur sekali sama dia, dan itu jauh sebelum kenal kamu. Dan setelah putus dari dia aku gak pernah tidur sama perempuan mana pun, dan terakhir aku tidur cuman sama kamu."

Kedua mata Kara mengerjap-erjap masih tak percaya dengan kalimat Bara barusan.

"Kamu bisa tanya Jodi kalau masih belum yakin,"

"Kenapa aku harus tanya dia?"

"Hampir 24 jam dia sama aku, sayang."

Kara diam, dia akan bertanya ini nanti.

"Ada yang mau kamu tanyain lagi soal Sintia?"

"Kalau kamu gak janjiin dia nikah, kenapa anak-anak kenal dia? Sejauh apa hubungan kalian selain tidur bareng?!"

"Nggak ada, anak-anak gak sengaja ketemu Sintia waktu aku makan siang bareng mereka."

"Kamu gak pernah kenalin mereka? Kayak ke aku?"

Bara mengangguk lamat-lamat.

Kara terdiam, dia jadi merasa tidak iri lagi pada wanita sundel itu. Dia pikir Sintia lebih spesial darinya, karena anak-anak mengenal dia. Tapi ternyata nothing spesial.

"Oke aku percaya, sekarang selain si model porno itu. Kamu pacaran sama siapa lagi?"

"Nggak ada, setelah putus dari dia aku langsung deketin kamu, sayang."

Mata Kara menyipit, dia tidak percaya dengan ucapan Bara.

"Pantas saja dia bilang aku orang ketiga,"

Dan Bara hanya tertawa mendengar gerutuan Kara.

"Jadi, benar?"

"Secara fisik, tidak. Secara hati, iya."

"Hah!"

Kara benar-benar tidak mengerti dengan kalimat suaminya itu.

Belum sempat untuk kembali bertanya, tiba-tiba saja sebuah suara menghentikan Kara.

"Ra! Ra! Buka gerbangnya, Ra. Sumpah, Ra lo mesti liat! Laki lo emang brengsek. Masa dia diberitain mau nikahin si cewek sundel itu!"

Kalimat Aqnes yang panjang itu tidak hanya di dengar oleh Kara saja, melainkan Bara juga. Kara langsung saja menatap Bara sambil meminta penjelasan.

"Kara! Lo kemana sih, buka buruan gerbangnya. Gue mau liatin beritanya ke elo nih!" Seru Aqnes lagi yang terus menggedor pintu gerbang rumahnya dengan keras.

Dengan segera Kara bangkit dari duduknya, ia langsung membukakan pagar untuk Aqnes.

"Lo lama banget sih! Tidur, lo?!"

Kara menggeleng, ia membukakan pintu gerbang rumah Aqnes lebih besar lagi agar temannya itu bisa masuk.

"Liat ini, Ra." Aqnes langsung saja menyerahkan ponsel pintarnya pada Kara.

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang