Bab 8

11.3K 547 39
                                    

Perjalanan mereka tak terasa sudah sampai di tempat tujuan. Mereka bertiga keluar dari dalam mobil, Javier dan Nio mengeluarkan barang bawaan mereka dari bagasi.

Javier menatap ke depan, villa yang akan ditempatinya itu sederhana terbuat dari kayu dan bambu. Membuat dia membatin, apakah jika dirinya tidur di sana tidak akan roboh? Bagaimana jika ada angin atau gempa? Apakah akan kuat menahannya, batinnya lagi yang mulai terlihat kurang nyaman.

"Ayok kita masuk ke dalam,"

Nio mengangguk semangat, sedangkan Javier hanya mengikuti di belakang.

Begitu mereka di depan ada seorang wanita tua yang sudah menunggunya.

"Neng, ini kuncinya yah. Kalau ada apa-apa saya dan suami saya ada di rumah belakang, belakang kandang sapi,"

Kara menerima kunci tersebut sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Iya, Bu terima kasih banyak yah,"

Wanita tua itu mengangguk, kemudian
pergi dari hadapan mereka bertiga.

"Ayok masuk," ajak Kara setelah membuka villa tersebut.

Villa yang akan di tempati itu lumayan luas untuk mereka tempati. Terdapat 3 kamar, dua di atas satu di bawah. Javier meminta Nio untuk satu kamar dia tidak berani tidur sendirian. Nio sih tidak masalah dia mau tidur sendiri atau berdua tidak ada masalah. Hanya saja, Javier harus ingat jika dirinya tidur tidak bisa diam. Tubuhnya akan memutar tidak pada tempatnya ketika tidur. Javier yang mendengarnya tidak bisa berkata apa-apa, yah dari pada dirinya ketakutan.

"Kamu beneran mau tidur berdua sama Nio, Javier?"

Javier mengangguk keras.

"Kalau mau tidur sendiri nggak apa-apa kok, Mbak Kara bisa tidur di bawah."

Lihat, dalam rangka liburan untuk dirinya sendiri saja wanita di depannya itu masih memikirkan perasaannya. Mbak Kara tidak pantas mendapatkan perlakuan buruk dari bang Melvin.

"Nggak apa-apa Mbak, ini kan Mbak yang sengaja sewa villa di sini, aku malah yang ganggu waktunya, Mbak."

"Aduh-aduh, udah gak usah dipikirin yah, Mbak seneng kok kalian ikut jadi rame."

"Ya udah, Mbak ke kamar dulu yah mau beres-beres, kamu istirahat lagi aja, Javier. Di jalan nggak tidur kan?"

Javier mengangguk ia lalu pamit ke kamarnya, kemudian mereka berdua masuk ke dalam kamar masing-masing.

Remaja tanggung itu mengambil ponsel pintarnya. Ia segera membuka grup keluarganya memberitahu.

Wijcaksono familly

Ayah
Adek udah sampai?

Bang Melvin
Kayaknya belum, Yah. Apa dia tidur ya.

Javier
Adek udah sampe, tadi abis liat-liat dulu Villa.

Bang Melvin
Kasih tahu kalau kamu gak betah yah, biar abang jemput.

Javier
Apaan sih Abang, orang baru nyampe juga. Jangan ngeselin deh!!!

Ayah
Udah jangan dengerin Abang kamu, kamu udah makan lagi? Tadi Ayah liat kamu sarapan sedikit, Dek.

Bang Melvin
Ayah, Javier jangan disuruh makan terus. Badan dia nanti tumbuhnya ke samping loh, bukan ke atas.

Ayah
Mulai yah kamu, ngisengin adeknya mulu.

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang