Sepertinya yang dikatakan Jodi benar, dia harus segera kembali ke Indo. Apalagi ia mendengar kabar bahwa Kara tidak lagi tinggal di rumah, dia jelas sekali merasa resah. Apa wanita muda itu benar-benar ingin berpisah dengannya? Tidak, dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Pernikahannya baru seumur jagung, dia tidak berniat untuk mengulang kesalahan yang sama. Cukup pernikahannya kandas dengan Wina tidak dengan Kara.
Jadi, dia meminta salah satu orang kepercayaannya untuk membawa pesawat pribadi untuknya. Namun, tetap saja perjalanannya yang jauh membutuhkan waktu satu hari hingga tiba di sini.
Bara masuk ke dalam rumahnya, dia tidak menemukan kedua anaknya yang ada di rumah. Wajar sih kedua anaknya masih di sekolah. Ia lantas menuju kamarnya, di sana ia melihat koper Kara masih ada. Hanya saja baju-baju istrinya itu berkurang sedikit. Ia menghela napasnya, bisa-bisanya dirinya tidak mengetahui jika sang istri pergi dari rumah. Dan sekarang ia lantas harus mencari kemana? Karena ia yakin Kara tidak menginap di rumah orangtuanya. Mengingat Kara bukan tipe wanita yang menggembor-gemborkan masalah pribadi.
Ia lalu meminta Jodi untuk melacak nomor Kara yang kini berada di mana. Sambil menunggu jawaban Jodi ia memilih untuk membersihkan dahulu badannya.
Tak membutuhkan waktu lama baginya, setelah ia keluar dari dalam kamar mandi ia melihat ponselnya yang berdering.
"Di mana, Jod?"
"Jalan Merdeka no 127."
"Lo udah tau rumah siapa itu?"
"Aqnes, sahabatnya."
"Oke, thanks."
Sudah hanya seperti itu, dan dia segera bersiap. Mobilnya sudah dipanaskan oleh sopir pribadinya, kali ini dia yang akan menyetir.
Butuh setengah jam untuk Bara sampai di depan rumah Aqnes. Dia tahu Aqnes bukan karena pernah diperkenalkan oleh Kara. Tapi, dia mencaritahunya sendiri lewat Jodi. Iya, sahabat yang merangkap menjadi asistennya itu mencaritahu juga soal Aqnes. Wanita itu rupanya sahabat terlama Kara dan dia bersih untuk Kara jadikan sahabat. Bukan karena apa-apa, setelah berpisah dengan Wina dia semakin selektif dalam mengenal orang lain, apalagi untuk keluarganya.
***
Kara yang sedang dicutikan hanya berdiam malas-malasan di rumah Aqnes. Ia bosan, karena biasanya dirinya sibuk bekerja. Dia lebih menyukai menangani beberapa costumer menyebalkan, ketimbang sibuk melamun seperti ini.
Pintu rumah Aqnes diketuk membuat Kara menaikan alisnya bingung. Seingatnya Aqnes tidak memberitahunya mengenai pemesanan paket apa-apa? Apa itu pemesanan makanan untuknya yah? Karena tadi saat Aqnes pergi, temannya itu mengatakan akan mengirimkannya ramen yang berada di depan kantornya. Mungkin itu pesanan makanan untuknya, batin Kara yang lalu beranjak dari sofa malas.
Begitu Kara membuka pintu rumah Aqnes. Wanita itu menahan napas, melihat Bara yang berada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?
RomanceKara tidak pernah menyangka bisa jatuh cinta dengan seorang duda beranak 2. Sejauh apapun dirinya berusaha untuk menghapus rasa cinta itu, tetap saja sulit. Mengingat kekasih hatinya yang selalu meluluhkannya--- Bara Wicaksono Kara mengira jika kedu...