| 2 |

936 98 12
                                    


"Yizhan." Panggil Yibo seraya tersenyum dan mengangkat paper bag berisi makanan.

Sontak Yizhan menutup buku yang ia baca kemudian dengan sigap menyimpannya dan tersenyum tipis pada ayahnya.

"Ayo kita makan." Ajak Yibo lalu berjalan pergi.

Yizhan mengambil semua buku yang berjatuhan kemudian meletakkannya di rak kecuali buku diary yang sebelumnya ia baca, Yizhan meletakkannya di meja belajarnya setelah itu ia segera turun ke lantai bawah dan menuju dapur.

Ayahnya sudah menghidangkan beberapa makanan salah satunya makanan kesukaannya, telur dadar gulung.

Yizhan melahap makanannya dengan bercampur rasa sedih, tidak ada kue ulang tahun di meja makan.

"Ayah, Yi akan mengikuti kelas seni mulai besok." Ujar Yizhan sembari mengunyah makanannya.

"Kamu harus bisa membagi waktumu dengan baik, pikirkan juga apakah kamu mampu memenuhinya atau tidak."

"Yi mampu." Ucap Yizhan mantap dengan sorot mata penuh ambisi.

"Kalau begitu lakukanlah, ayah mendukung semua yang Yi sukai." Tutur Yibo seraya tersenyum lebar pada putra kesayangannya. Ia tak pernah terlalu memaksakan kehendaknya pada Yizhan dan selalu memberikan putranya pilihan untuk menentukan yang terbaik.

"Ngomong-ngomong Yah, 23, 1, 14, 7, 25, 9, 2, 15. Angka apa itu?" Tanya Yizhan menatap kedua mata ayahnya dengan penuh rasa penasaran.

"Uhuk! Uhuk!" Yibo terbatuk-batuk karena tersedak, sebab ia terkejut dengan angka yang putranya sebutkan.

"Kenapa, Yah?"

"Ekhem! Jika Yi mengetahui artinya, ayah akan memberikan hadiah apapun yang Yi mau." Ujar Yibo menantang putranya.

"Benar? Yi akan cari tahu!" Ucap Yizhan dengan penuh semangat. Ia sangat menginginkan hadiah dari ayahnya.

Yibo hanya tersenyum singkat kemudian membatin,

"Hanya Zhan yang tahu."

Yizhan kembali ke kamarnya setelah selesai makan. Ia dengan penuh semangat segera duduk di meja belajarnya kemudian kembali membuka buku diary yang sebelumnya ia baca.

"Aku harus cari artinya supaya mendapatkan hadiah dari ayah." Gumamnya kesenangan dan kembali membuka lembaran demi lembaran.

✿•✿•✿

Zhan tengah berdiri di depan gedung. Ia masih memikirkan arti dari angka yang Yibo bisikkan padanya tadi sembari menunggu Hien yang masih berada di dalam gedung.

"Apa yang dilakukan pria itu, lihat saja jika dia keluar, aku akan mencabik-cabik wajahnya." Celoteh Zhan berbicara sendiri menumpahkan kekesalannya. Pria yang ia maksud adalah Hien.

"Aku harap pria itu berumur panjang." Sahut seorang pria yang kemudian berdiri di sebelah Zhan.

Sontak Zhan menoleh ke arahnya dengan tatapan kesal sementara pria itu terlihat tengah menyunggingkan senyumannya pada Zhan.

"Apa kau sudah menemukan jawabannya?" Tanya Yibo dengan tatapan meledek.

"Belum." Jawab Zhan singkat.

"Terkadang kau harus berusaha untuk mendapatkan apa yang kau inginkan."

"Untuk sementara waktu, aku akan memanggilmu angka, pak angka." Ledek Zhan seraya menjulurkan lidahnya pada Yibo.

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang