| 16 |

481 58 3
                                    


"Hei, tidak ada lanjutannya?" ujar Yizhan kecewa saat melihat halaman terakhir pada buku diary yang ia baca.

"Bagaimana selanjutnya? Apakah ayah Zhanzhan baik-baik saja?"

Yizhan terus mengoceh dan kembali mengambil box yang ia letakkan di bawah meja. Ia mengobrak-abrik isi box tersebut mencari diary kedua.

"Tidak ada..." gumamnya kecewa.

Yizhan keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar ayahnya. Ia berjalan ke arah rak besar berisikan banyak buku dan beberapa dokumen.

"Mungkin saja di sini."

Yizhan mencari buku diary kedua di rak paling bawah, ia mendengus kecewa saat tak mendapatinya. Ia terus mencari hingga menuju rak ketiga dan tetap tidak mendapatkannya.
Yizhan menggeser meja untuk ia panjat supaya bisa meraih buku yang berada di rak paling atas.

Ia terus mencari dengan teliti dan menemukan sebuah buku bewarna dongker di rak paling sudut. Ia membaca buku tersebut sejenak dan bersorak kesenangan saat sudah mendapatkan buku yang ia cari.

"Aku harus membacanya!"

Yizhan melompat dari meja tersebut dan berlari keluar kamar. Tetapi ia menghentikan langkahnya dan terdiam saat mendapati ayahnya tengah berdiri di ambang pintu dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Yizhan yang melihat itu dengan cepat menyembunyikan buku tersebut ke belakang dan memberikan senyuman lebar pada ayahnya.

"Apa yang Yi lakukan di kamar ayah?"

"Hm... Yi tadi mencari ayah."

Yizhan berjalan mundur dan menghindar saat Yibo melangkah masuk ke kamarnya.

"Mencari ayah? Kenapa ada meja di situ?"

"Ee... Siapa tahu ayah bersembunyi di kolong meja!"

"Benarkah? Lalu kenapa rak itu berantakan?"

"Siapa tahu ayah bersembunyi di balik buku-buku itu!" Yizhan terus mengeluarkan alasan-alasan dengan kebohongannya seraya tersenyum kikuk.

Yibo menyipitkan matanya mencurigai sang putra. Yizhan sudah berdebar-debar panik. Yibo tersenyum tipis kemudian mengelus kepala Yizhan lembut. Ia sebenarnya tahu apa yang putranya lakukan tetapi ia tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Kembalilah ke kamarmu." ucap Yibo lembut.

Yizhan mengangguk cepat dengan tersenyum senang dan berlari keluar dari kamar dengan perasaan lega. Yibo tersenyum lucu melihat putranya yang sudah tumbuh dewasa. Ia tidak menyangka bisa membesarkan anaknya tanpa bantuan siapapun.

✿•✿•✿

BRAGHH!!

Yibo mendobrak pintu gudang dan mengedarkan pandangannya mencari Zhan. Tampak pria itu terbaring lemas dengan Hedi yang menindihnya.
Yibo yang melihat itu tentu saja sangat marah, apalagi melihat Hedi yang berusaha melucuti pakaian Zhan, itu membuat amarahnya kian membuncah.
Yibo mengepalkan tangannya kuat dan menghampiri mereka dengan cepat. Menarik kerah pakaian Hedi dan melayangkan tinjunya hingga membuat Hedi terhuyung.

Yibo dengan sigap membantu Zhan berdiri dan memasang kancing baju Zhan yang terlepas kemudian ia memeluknya erat. Di situlah Zhan seketika menangis sejadi-jadinya.

"Tidak apa, ada aku di sini." Yibo mengelus-elus kepala Zhan berusaha menenangkannya. Memberikan rasa aman kepada Zhan.

Hedi kembali terduduk lemas dengan pheromone nya yang terus bertebaran membuat tubuh Zhan semakin melemah, pria itu pun mulai kehilangan kesadarannya.

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang