| 12 |

654 84 16
                                    

Ini sudah memasuki hari ketiga Zhan tak melihat Yibo. Setiap hari ia datang ke kampus untuk mencari Yibo alih-alih mengikuti kelas.

Sore ini Zhan tengah melukis di halaman rumahnya. Menikmati angin dan juga suasana rindang yang disebabkan oleh tanaman dan pepohonan di halamannya.

Zhan mengerucutkan bibirnya ke depan dan menorehkan kuasnya dengan konsentrasi. Dibalik mulutnya yang tak berbicara bisa dipastikan kepalanya tengah berisik. Memikirkan ke mana perginya pria itu.

"Ah! Dia menghilang dengan seenaknya setelah menciumku?" ucapnya seraya membanting kuas yang ia pegang ke palet.

Zhan mengacak rambutnya frustasi seraya mendengus kesal.

Brum... Brum...

Zhan mendongakkan kepalanya saat mendengar suara motor yang tidak asing di telinganya. Zhan menoleh ke arah pagar dan benar saja, Yibo memasuki pekarangan rumahnya dengan motor yang biasa ia gunakan.

Melihat kembali Yibo membuat rasa bahagia memenuhi hatinya hingga ia menyunggingkan senyuman.

Yibo segera turun dari motornya dan berjalan menghampiri Zhan.

"Ha-" Zhan mengurungkan niatnya untuk menyapa Yibo dan mengatupkan bibirnya seraya berfikir.

"Tidak-tidak, aku tidak boleh menyambutnya dengan baik, aku harus marah dengannya." Batinnya.

Zhan menghilangkan senyuman di bibirnya dan memasang wajah masam. Kemudian ia memalingkan wajahnya dengan angkuh dari Yibo.
Yibo yang melihat itu tak merasa takut melainkan merasa lucu, melihat raut wajah pria itu yang benar-benar menggemaskan. Bibir mengerucut ke depan dan pipinya yang menggembung.

"Selamat sore, Zhanzhan." Sapa Yibo seraya menepuk-nepuk pelan kepala Zhan.

Zhan menepis tangan Yibo dan konsentrasi melukis alih-alih menyembunyikan salah tingkahnya dari Yibo.

"Eh? Kau tidak terlihat senang aku datang?" tanya Yibo yang kemudian menutupi titik fokus Zhan dengan wajahnya.

"Menyingkir." ketus Zhan seraya mendorong wajah Yibo. Jujur saja rasanya ia ingin melompat ke pelukan pria itu tetapi rasanya ia sangat malu dan gengsi.

"Kau terlihat tidak menyukai kedatanganku, baiklah aku pergi." ucap Yibo dengan nada pasrah. Ia pun memutar tubuhnya dan melangkahkan kakinya.

"Apakah aku mengatakan itu? Aku tidak mengatakannya." sahut Zhan sedikit merasa bersalah. Dan juga ia tidak mau Yibo pergi.

Yibo tersenyum tipis kemudian kembali menghampiri Zhan dengan penuh semangat.

"Jadi kau senang aku datang?"

"Tidak."

"Baiklah..." Yibo kembali menghela nafasnya panjang dan melangkahkan kembali kakinya.

Zhan berdebar-debar panik dan beranjak dari kursinya dengan cepat.

"Hei!! Aku tidak ingin kau pergi!! Aku merindukanmu!!" Teriaknya dengan berlinang air mata karena ia benar-benar tak ingin Yibo pergi.

Yibo menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. Ia sengaja memancing pemuda itu, dan benar saja, pemuda itu dengan mudah terpancing.

"Kau... Kau menghilang tanpa mengatakan apapun..." ucap Zhan lirih dan menundukkan kepalanya.

Yibo memutar tubuhnya dan melihat Zhan, kemudian ia menghampiri pria itu dan memeluknya dengan erat.

"HUAAA!!" Zhan dengan seketika menumpahkan tangisnya di pelukan pria itu. Ia merindukan Yibo, padahal pria itu hanya tiga hari tak memperlihatkan diri.

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang