Selesai makan malam, Yizhan tanpa berpamitan pada ayah, kakek dan neneknya pergi begitu saja dari ruang makan. Ia berniat untuk pergi keluar rumah tetapi belum sempat ia keluar bel pintu lebih dulu berbunyi. Yizhan langsung membuka pintu dan melihat sosok wanita muda yang terlihat cantik tengah tersenyum kepadanya, kemudian pandangannya mengarah ke arah anak laki-laki yang tampak bersembunyi di belakang yang sekiranya adalah ibunya."Nak, di mana ibu mu?" tanya wanita itu seraya tersenyum simpul.
"Tidak ada," jawab Yizhan seraya menggelengkan kepalanya dengan wajah polos.
Wanita itu seketika terdiam, tampak raut wajah itu berubah menjadi sendu sekaligus bingung.
"Ee... lalu siapa yang ada di rumah?"
"Ayah, kakek dan nenek."
"Yi, kenapa Yi meninggalkan ruang makan," ujar Yibo yang baru tiba dari ruang makan kemudian menghentikan langkahnya di sebelah Yizhan seraya menatap bingung ibu dan anak laki-lakinya.
"Maaf...anda siapa?" tanya Yibo langsung.
"Perkenalkan saya Qi Meihi, dan ini putraku, Qi Fanshi, kami baru pindah di sini," jawab Meihi memperkenalkan dirinya dan sang putra.
Yizhan dengan wajah datar menatap Fanshi dengan tatapan tajam membuat anak itu merasa takut padanya terlepas dari kejadian tadi sore yang tambah membuat rasa takut Fanshi muncul kala melihat Yizhan. Padahal sebenarnya cipratan air yang Yizhan buat agar Fanshi memberikan reaksi padanya. Begitupula pada saat ini, ia memberikan tatapan tajam agar Fanshi memberikannya suatu respon, yaitu wajah takut. Itu lebih baik dari diabaikan menurutnya.
"Saya, Wang Yibo dan ini putraku, Wang Yizhan," balas Yibo kembali memperkenalkan diri.
"Baiklah tuan...Yibo?"
"Panggil Yibo saja."
"Baik, saya ke mari karena ingin memberikan ini," Meihi menyodorkan sebuah paper bag pada Yibo seraya tersenyum lebar.
"apa ini? Tidak perlu repot-repot," tolak Yibo secara halus.
"Tidak apa, semua orang akan mendapatkannya, sebagai tanda saya sudah bergabung di sini," tutur Meihi meyakinkan Yibo untuk menerima bingkisan nya.
"Baiklah kalau begitu saya terima, terima kasih dan semoga betah di sini," ujar Yibo dan kemudian mengambil bingkisan yang Meihi sodorkan.
"Kalau begitu saya pamit," Meihi membungkukkan badannya hormat kemudian melangkah pergi dengan menggandeng putranya.
"Ayo, Yi," Yibo menggandeng tangan Yizhan dan menutup pintu lalu berjalan menuju ruang tamu.
"Nenek! Kakek!" teriak Yizhan yang dengan segera berlari ke arah neneknya kemudian dipeluknya erat.
"Ada apa, Sayang?" tanya nyonya Wang seraya mencubit pipi gembul Yizhan.
"Nama anak itu, Qi Fanshi," ucap Yizhan dengan senyuman lebar bahagia hingga tampak gigi kelincinya. Ia mengetahui nama anak yang membuatnya tertarik sejak tadi sore yang sangat susah untuk ia dekati.
"Yi mengenali anak itu?" tanya Yibo yang baru tiba dari dapur kemudian meletakkan beberapa potong buah-buahan dan camilan lainnya dari bingkisan yang diberikan Meihi.
"Yi menyukai anak itu," jawab tuan Wang seraya terkekeh.
"Yibo, kau tau putramu ini sangat polos? Dia menyiramkan air ke hidung anak itu hingga membuatnya menangis dan pulang ke rumahnya," sambung nyonya Wang yang juga terkekeh.
"Kenapa Yi menyiramnya?" tanya Yibo pada Yizhan seraya mengelus lembut kepalanya.
"Karena dia mengabaikan Yi dan tidak menjawab pertanyaan Yi," jawab Yizhan dengan bibir manyun ke depan karena kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
December [Yizhan]
RomanceYizhan tanpa sengaja membaca buku diary ayahnya. Isi buku tersebut tertulis perjuangan seorang alpha yang bersikeras menginginkan seorang Beta menjadi pasangannya. Alpha itu adalah Wang Yibo, ia tanpa sengaja menyukai seorang Beta, Xiao Zhan. Hingga...