| 35 | End

953 53 1
                                    

DECEMBER 2012

Ini adalah Minggu ke 32 usia kandungan Xiao Zhan. Selama ini ia selalu mendapatkan perhatian lebih dari Wang Yibo. Mulai dari makanan yang dikonsumsi, vitamin yang rutin diberi, dan juga susu hamil pastinya. Mereka berdua sama-sama menantikan kelahiran sang putra dan memastikan jika putranya akan lahir dengan aman begitupula dengan Zhan yang semoga tidak terjadi apapun.

"Minum ini," Yibo menyodorkan susu hamil rasa vanilla kepada Zhan usai pria itu menyantap sarapan.

Zhan mengambil dan segera meminumnya setelah itu tersenyum lebar pada Yibo. Walaupun kadang keduanya berdebat tetapi tidak pernah memudarkan rasa cinta mereka.

"Apakah aku terlihat gendut?" tanya Zhan dengan bibir cemberut seraya menatap tubuhnya.

"Tidak, hanya saja kamu terlihat lebih menggemaskan," goda Yibo yang kemudian mendapatkan sebuah cubitan kecil dari Zhan.

"Kapan kita akan membeli pakaian Wang kecil? Aku sangat ingin membelikannya pakaian bewarna biru muda, itu pasti sangat menggemaskan jika dia memakainya nanti," rengek Zhan manja seraya menyandarkan kepalanya di pundak Yibo.

"Kamu tidak perlu ke mana-mana, aku akan menyuruh sekretaris ku membeli semua perlengkapan Wang kecil," ucap Yibo seraya mengelus kepala Zhan lembut.

Zhan mendongak dan menatap Yibo kecewa. Akhir-akhir ini ia selalu dilarang untuk bepergian dan beraktivitas lebih yang membuatnya suntuk karena terus menerus rebahan di ranjang dan mengitari rumah.

"Aku hanya takut kamu kelelahan atau lain sebagainya," sambung Yibo lagi meyakinkan Zhan dengan rasa khawatir terhadapnya dan juga sang bayi.

"Tapi aku bisa menjaga diri," bantah Zhan.

Yibo menghela napasnya kasar kemudian mengelus perut Zhan dan menatapnya seraya tersenyum tipis.

"Wang kecil, katakan pada ayah Zhanzhan agar tidak keras kepala dan tidak membantah ayah bobo," kata Yibo pada perut buncit Zhan seolah bayi itu akan menjawabnya.

"Ah!" Zhan reflek memegang perutnya saat ia mendapatkan tendangan dari bayinya.

"Lihatlah, dia menendang ku," keluh Zhan seraya tersenyum.

Yibo tersenyum lebar saat semakin lama dipandang perut Zhan terlihat bergerak-gerak. Artinya Wang kecil tengah bergerak-gerak di dalam sana.

"Kau sangat aktif sekali, persis seperti Zhan," ujar Yibo seraya terkekeh kemudian mengecup perut Zhan dengan penuh kasih sayang.

"Ayah tidak sabar menunggu kehadiranmu, sayang," tutur Yibo dengan raut wajah terharu.

Wang kecil menendang kuat dari dalam membuat Zhan meringis kesakitan. Yibo yang melihat itupun merasa sangat khawatir pada kondisi Zhan.

"Wang kecil, jangan menendang berlebihan, ayah Zhanzhan kesakitan," Yibo mengelus perut Zhan kemudian mengecupnya singkat lalu memeluknya.

Zhan tersenyum hangat dan mengelus kepala Yibo dengan penuh kasih sayang. Mendapatkan pria yang sangat dicintainya dan selalu membuatnya bahagia tidak pernah sama sekali merasa kekurangan adalah suatu hal yang sangat beruntung.

Drrttt...

Yibo melepaskan pelukannya pada Zhan dan meraih ponselnya kemudian menjawab panggilan dari sang sekretaris.

"Selamat pagi, pak."

"Pagi, ada apa?"

"Maafkan aku karena mengganggu, hari ini ada meeting mendadak, pak."

"Bukankah aku tidak ada jadwal hari ini?"

"Maafkan aku, pak, tetapi meeting ini sangat mendadak."

"Baiklah kalau begitu, aku akan segera ke sana."

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang