Yizhan tanpa sengaja membaca buku diary ayahnya. Isi buku tersebut tertulis perjuangan seorang alpha yang bersikeras menginginkan seorang Beta menjadi pasangannya. Alpha itu adalah Wang Yibo, ia tanpa sengaja menyukai seorang Beta, Xiao Zhan. Hingga...
Zhan berjalan dengan senyuman bahagia karena sudah 2 hari ini ia melukis dan bersiap untuk mengumpulkan hasilnya.
Zhan mengetuk terlebih dahulu pintu ruangan pak Guo kemudian melangkah masuk setelah dipersilahkan.
"Oh, lebih cepat dari waktu yang ditargetkan," ujar pak Guo memuji Zhan.
Zhan hanya tersenyum kemudian menyodorkan lukisan yang sudah ia siapkan dengan sempurna, konsep dari si pria angka.
Pak Guo menerima lukisannya kemudian memperhatikannya dengan serius.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagus, tetapi lukisan ini tidak menyiratkan arti sedikitpun," cibir pak Guo dan memberikan kembali lukisan tersebut pada Zhan.
"A-apa?...tapi pak-"
"No! Saya tidak menerima protes, carilah konsep yang lebih bagus," titah pak Guo yang melemparkan lukisan itu di mejanya kemudian memainkan laptopnya dengan santai.
Zhan mengepalkan tangannya geram melihat pak Guo kemudian ia menghela nafasnya dan mengambil kembali lukisannya dan berjalan pergi dari ruangan tersebut.
"Dia pikir, aku menyiapkan ini sebentar?! Aku menghabiskan waktu dua hari untuk membuatnya!"
"Tidak memiliki arti? Lihatlah lukisanku sebagus ini."
Zhan mengoceh di sepanjang jalan melewati koridor, beberapa orang melihatnya aneh karena berbicara sendiri layaknya orang gila.
"Kau terlihat kesal," ujar seorang pria yang tiba-tiba muncul dan berjalan beriringan di sebelahnya.
"Kau lihat lukisan ini, bukankah ini sangat indah? Tetapi pria tua itu dengan seenaknya menghina lukisanku!" oceh Zhan.
Yibo terkekeh kecil kemudian mengelus kepala Zhan lembut.
"Kita bisa mengulangnya," ujar Yibo santai seraya mengelus kepala Zhan.
Sang empu tertegun dan dengan sontak menghentikan langkahnya dan menatap kedua mata Yibo yang kemudian membuat detakan jantungnya menjadi tak beraturan.
"Aku akan memikirkan konsep yang bagus, bagaimana jika kita mengulangnya kembali?" Tanya Yibo dengan nada suaranya yang terdengar lembut dan nyaman didengar.
Zhan mendadak terpaku dan hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya.
Yibo tersenyum singkat kemudian menggandeng tangan Zhan membawanya ke rooftop, tempat mereka saat melukis.
Zhan tersenyum salah tingkah dengan wajahnya yang sudah memerah.
Sesampainya di rooftop, Zhan mengeluarkan kanvasnya dan duduk di pinggiran pagar rooftop tersebut diikuti dengan Yibo yang duduk di sebelahnya.
"Bagaimana jika sunset dengan danau?" Ujar Yibo mencoba memberikan idenya.
"Perpaduan yang bagus," sahut Zhan setuju seraya mengangguk kemudian ia mulai membuat sketsa dari imajinasinya yang berupa sunset dan danau.