| 14 |

478 59 7
                                    

Zhan membuka matanya saat mendengar ketukan berkali-kali dari arah pintu. Terdengar suara Lim memanggilnya.
Zhan mencoba untuk bangkit dari ranjangnya dan seketika ia merasakan nyeri yang luar biasa di bagian pinggang dan perutnya. Zhan meringis sakit dan tetap memaksakan dirinya untuk berjalan. Ternyata tak hanya pinggang dan perutnya yang sakit, bagian pantatnya juga terasa sangat perih membuatnya susah berjalan.

"Hei... Ada apa dengan tubuhku?" gumam Zhan bingung.

Zhan membuka pintunya seraya mengucek matanya dan melihat Lim tengah berdiri di depan pintu dengan raut wajah khawatirnya.

"Zhanzhan, apa yang terjadi denganmu?" Tanya Lim khawatir dan memegang seluruh bagian tubuh Zhan memastikan sang adik baik-baik saja.

Zhan terguncang karena tubuhnya dibolak-balik dan mendengus kesal.

"Aku baik-baik saja."

"Syukurlah... Kau mengurung diri selama dua hari, aku berkali-kali memanggilmu tetapi kau tak kunjung keluar, apa yang terjadi?"

Zhan mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar ocehan Lim. Pasalnya ia tak merasa sudah tertidur selama dua hari dan juga ia sudah lupa apa saja yang ia lakukan kemarin. Terakhir kali yang ia ingat adalah terjatuh ke lantai.

"Dua hari?... Apakah Gege bercanda?"

"Hei, untuk apa Gege bercanda? Sekarang ayo turun, kau pasti belum makan apapun sejak kemarin."

Lim menarik tangan Zhan membawanya ke dapur. Ia mendorong tubuh pria yang masih menganga tak percaya itu ke kursi meja makan dan menghidangkan beberapa makanan.

"Sekarang jam berapa, Ge?"

"10 pagi."

"Wah... Aku tertidur dari jam 10 pagi dan bangun juga jam 10 pagi..."

"Bukankah itu patut diacungi jempol? Gege kira kau sudah menggantung tubuhmu di atap."

Lim menyodorkan sepotong roti yang sudah ia olesi selai pada Zhan dan juga menyodorkan susu vanilla kesukaan sang adik.

"Apa yang terjadi denganku?" gumam Zhan terheran-heran. Bahkan ia pun tak mengetahuinya.

Zhan mulai melahap roti selainnya masih terus berfikir keras. Berusaha mengingat apa yang membuatnya bisa tertidur begitu lama.
Zhan menghirup aroma yang begitu menyengat dan membuatnya bersin.

"Apakah Gege memakai banyak parfum?" tanyanya saat menyadari aroma lemon yang menyengat tersebut berasal dari Lim.

"Tidak, Gege tidak memakai parfum hari ini." bantah Lim.

"Tidak apanya? Bau lemon ini berasal dari Gege."

Lim mengernyitkan dahinya terkejut saat mendengar ucapan Zhan, pasalnya pheromone nya berbau lemon dan Zhan dapat mencium itu, bukankah Beta tidak dapat menciumnya?

"Zhan?"

"Hm?"

"Kau mencium bau lemon dari Gege?"

"Ya, itu sangat menyengat."

Lim mengeluarkan pheromone nya dan menyemprotkannya banyak pada Zhan, ia mengancam Zhan menggunakan pheromone nya membuat Zhan seketika merasa tercekik.

"Ge! Kenapa aku tercekik?!" Zhan berusaha untuk bernafas sebab tenggorokannya yang tercekat.

Lim menahan kembali pheromone nya dan menatap Zhan tak percaya. Pria itu dengan cepat meminum segelas air putih dan berusaha mengatur nafasnya.

"Kenapa bau lemon itu bisa mencekik ku?!" protes Zhan tidak terima. Ia juga masih belum menyadari dengan kondisinya sekarang.

"Zhan, ayo kita ke rumah sakit!" Lim dengan tergesa-gesa menarik tangan Zhan yang masih belum siap akan tindakan mendadaknya. Ia juga mengendus-endus bau Zhan yang mengeluarkan aroma vanilla, walaupun itu tidak terlalu menyengat tetapi masih dapat tercium oleh Lim.

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang