| 26 |

442 51 4
                                    


Yibo, Hedi, Lin Yi dan Hien sudah berjam-jam bermain kartu. Ketiga temannya itu bermain seraya menikmati alkohol dan beberapa camilan yang Zhan buat.

Dan Zhan? Ia sejak tadi terus menempel pada Yibo. Bahkan ia rela terkantuk-kantuk agar tetap bersama Yibo. Ia melingkarkan tangannya di lengan Yibo yang tengah asyik bermain. Dia hanya bisa mengamati mereka.

"Kali ini kau kalah, Hien," ledek Hedi seraya menjulurkan lidahnya.

"Walaupun aku kalah, apa kau menang?" balas Hien dengan kembali menjulurkan lidahnya pada Hedi.

"Bajingan kau!"

"Aku yang menang kali ini," ucap Yibo dengan bangga.

"Wah...padahal aku bisa menang sedikit lagi," sahut Lin Yi kesal seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Aku pemenang malam ini, aku sudah menang lima kali." tutur Yibo dengan senyuman bangga.

"Yibo lima kali, aku tiga kali, Lin Yi sekali, dan kau Hedi? Kenapa kau tidak menang?" ledek Hien dengan wajah jahilnya.

"I-itu pasti karena kalian curang."

"Curang apanya, huh?" Lin Yi merangkul Hedi kemudian mencekik lehernya.

"Hei! Apa kau mau membunuhku?"

Yibo menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua temannya yang benar-benar tidak berubah sejak dulu.

Zhan sejak tadi selalu saja menguap karena ia sangat mengantuk. Yibo menyadari Zhan terus menguap dan mengusap kepalanya lembut.

"Kamu mengantuk, pergilah tidur," ujar Yibo khawatir.

"Aku ingin bersamamu," jawab Zhan seraya memanyunkan bibirnya kesal.

"Ada apa denganmu, Zhan? Kau terus menempel pada Yibo," tanya Hien heran.

"Tidak boleh? Diakan suamiku," jawab Zhan seraya memutar kedua bola matanya pada Hien.

"Kau benar-benar manja," cibir Hien.

"Apa kau bilang?!" Zhan beranjak dari duduknya berniat untuk menghabisi Hien saat itu juga. Tetapi untungnya Yibo lebih dulu menahan tangannya dan menariknya agar kembali duduk.

"Zhan, apa kau bahagia dengan Yibo?" tanya Lin Yi seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Jika tidak kau bisa menceraikannya dan menikah denganku," sambung Hedi seraya terkekeh.

"Hedi, jangan sampai aku mencabik-cabik wajahmu," ancam Yibo memberikan peringatan.

"Tidak perlu, aku sangat bahagia dengan Yibo, dia sangat perhatian dan memperlakukan ku dengan sangat-sangat baik," tutur Zhan seraya tersenyum lebar pada Yibo.

Yibo membalas senyumannya dan mencubit pipi gembul Zhan merasa gemas.

"Mulai...," gumam Hien jijik.

"Tidak perlu, aku sangat bahagia dengan Lin Yi, dia sangat perhatian dan memperlakukan ku dengan sangat-sangat baik," ujar Hedi dengan suaranya yang sengaja dibuat menggelikan seraya merangkul lengan Lin Yi.

"Iya, sayang...," Lin Yi mencubit pipi tirus Hedi.

Keduanya mengikuti pasangan di sana dengan niat meledek mereka.

"Apakah aku harus seperti itu dengan angin?" sambar Hien dengan wajahnya yang terlihat menyedihkan membuat keempat temannya tertawa terbahak-bahak.

Zhan tertawa terbahak-bahak hingga kemudian ia kembali menguap. Yibo merasa kasihan melihat Zhan yang terus menguap karena mengantuk sebab menunggunya.

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang