Perasaan hampa yang terasa kosong mulai menghampiriku usai ayah menceritakan kejadian beberapa tahun silam pada saat kelahiran ku.Ternyata selama ini yang ayah katakan adalah kebohongan, bahwa ayah Zhanzhan berada di luar negeri tetapi kenyataannya ayah Zhanzhan sudah tiada saat melahirkan ku.
Ada perasaan bersalah di dalam hatiku tetapi ada perasaan bahagia karena lahir dari seseorang ayah yang sangat baik dan mencintaiku.
Dahulu pada saat aku bertambah usia ayah tidak pernah merayakannya. Aku sempat membenci ayah tanpa tahu apa alasan di sebaliknya. Ternyata kelahiran ku bersamaan dengan kepergian sosok yang ayah cintai.
"Maafkan aku, ayah...," gumam Yizhan seraya meneteskan air mata.
Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 18 tahun. Keinginan untuk mendapatkan ucapan dan perayaan dari ayah sudah musnah usai aku mengetahui hal tersebut.
Aku juga mengerti mengapa ayah melarang ku untuk berhubungan dengan Fanshi, itu karena ayah tidak ingin masa lalu terulang kembali padaku.
Aku memang sangat mencintai Fanshi begitupula sebaliknya tetapi demi ayah, aku akan merelakan cintaku. Aku tak ingin ayah merasakan rasa sakit yang sama untuk kedua kalinya karena kehilangan orang yang dicintainya.
Pagi ini Yizhan bersiap-siap untuk pergi ke perpustakaan. Akhir-akhir ini ia selalu menghabiskan waktu belajar untuk bisa masuk ke universitas impiannya.
Di perpustakaan, Yizhan bertemu dengan Fanshi dan keduanya saling menatap tanpa berbicara. Fanshi mendekati Yizhan dan memilih duduk berhadapan dengannya tanpa berbicara sepatah katapun.
Setelah mengetahui fakta mengejutkan itu, Fanshi memilih perlahan menjauh dari Yizhan agar ia tetap menjadi Beta dan tidak membahayakan nyawanya.
Berjam-jam keduanya belajar di perpustakaan tanpa adanya komunikasi sedikitpun hingga jam menunjukkan pukul 12 siang. Pada saat itu Fanshi memilih untuk pergi lebih dulu meninggalkan Yizhan tanpa berpamitan.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan...," batin Yizhan sedih.
Yizhan beranjak dari kursinya kemudian menyimpan kembali buku-buku di rak buku dan melangkah pergi dari sana.
Yizhan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju sebuah pemakaman.
Sesampainya di sana ia segera turun dan masuk ke pekarangan pemakaman mencari batu nisan dengan nama Xiao Zhan, ayahnya.
Yizhan melihatnya di bagian pojok dan mendekati pemakaman itu dengan perasaan campur aduk.
Yizhan menatapnya dengan tatapan sendu hingga pandangannya mulai buram karena air mata.
Yizhan mengepalkan tangannya kuat menahan rasa sesak di dadanya yang mulai membuat tubuhnya bergetar.
"Ayah...," isaknya lirih.
"maafkan, Yi...," isak Yizhan dengan perasaan yang kian terasa sesak. Tubuhnya bersandar di gundukan tanah dengan tangan yang terus mengelus batu nisan itu.
"Hari ini Yi ulang tahun, dan hari ini juga peringatan...," Yizhan tidak sanggup menyelesaikan ucapannya karena suaranya sudah tercekat karena rasa sesak di dada.
Yizhan hanya bisa menangis hingga tersedu-sedu selama 3 jam lamanya di pemakaman Zhan.
Yizhan memberikan penghormatan pada Zhan kemudian dengan langkah kaki berat dan perasaan sesak ia meninggalkan pemakaman.
Yizhan kembali mengendarai motornya menuju rumah karena jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Yizhan melajukan motornya dengan kecepatan sedang hingga tidak membutuhkan waktu lama untuk ia tiba di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
December [Yizhan]
RomanceYizhan tanpa sengaja membaca buku diary ayahnya. Isi buku tersebut tertulis perjuangan seorang alpha yang bersikeras menginginkan seorang Beta menjadi pasangannya. Alpha itu adalah Wang Yibo, ia tanpa sengaja menyukai seorang Beta, Xiao Zhan. Hingga...