| 28 |

493 51 2
                                    


Hari ini sudah masuk bulan ketiga Xiao Zhan mengandung. Keinginan dan permintaannya selalu berubah dan bermacam-macam, membuat Yibo sakit kepala. Seperti saat ini, ia tengah merengek meminta Yibo memakai kostum kelinci. 

"Pakai ini, ayo...," pintanya lirih dengan berlinang air mata.

"Zhan...ini terlalu aneh, yang lain saja, ya?" bujuk Yibo meminta Zhan memberikan sedikit keringanan untuknya.

"Tidak! Kamu harus memakai yang ini!!" Zhan meronta-ronta di atas ranjang dan memukuli Yibo dengan bantal.

"Bagaimana jika es krim?" tanya Yibo seraya menangkis setiap pukulan Zhan.

"Tidak!!"

"Susu?"

"Tidak!!

"Vanilla cake?"

"Tidak!!"

"Buah anggur?"

"Tidak!!"

"Daging tusuk?"

"Tidak!! Pokoknya tidak!! Kamu harus memakai ini!!" teriak Zhan dengan wajahnya yang sudah memerah karena marah.

Yibo menghela nafasnya kasar dan menggaruk tengkuknya frustasi. Ia benar-benar lelah menghadapi sikap Zhan yang berubah-ubah dan selalu meminta permintaan yang sangat aneh padanya.

"Hanya sebentar, oke?"

"Hm!!" Zhan mengangguk cepat dengan penuh antusias.

Yibo mengambil kostum kelinci itu dan memakainya. Terpaksa, demi Zhan tercinta.

Zhan tersenyum dan bertepuk tangan kesenangan melihat keinginannya sudah tercapai. Yibo hanya bisa menatapnya dengan tatapan pasrah dan raut wajah menyedihkan.

"Menggemaskan!!" ujarnya kesenangan dan mengecup pipi Yibo berkali-kali.

"Sudah, ya?"

Zhan mengabaikan Yibo dan mengambil ponselnya kemudian berkali-kali memotret sang suami yang terlihat sangat tertekan. Sang empu hanya bisa pasrah dan pasrah.

"Tersenyumlah, kenapa kamu cemberut seperti itu?" ucap Zhan sedih.

Yibo dengan cepat menarik sudut bibirnya ke atas hingga menciptakan senyuman khasnya. Walaupun masih tampak terpaksa.

Zhan tak lagi merasa sedih kala melihat Yibo sudah tersenyum. Ia berkali-kali memeluk dan mencium Yibo karena merasa gemas.

"Sudah, kan?" Yibo melepaskan pelukannya dan membuka kostum kelincinya dan mengenakan kembali pakaian santainya.

"Hanya sebentar?" Zhan memasang wajah meweknya dan langsung menaiki ranjangnya kembali dan menutup diri dengan selimut.

Yibo menghela nafas untuk yang kesekian kalinya dan merebahkan tubuhnya di sebelah Zhan. Yibo mencoba untuk membuka selimut itu tetapi Zhan menariknya dengan sangat kuat.

"Ini sudah sangat malam, tidurlah," ujar Yibo yang kemudian mencari posisi nyaman untuk tidurnya.

Zhan membuka selimutnya dan melihat Yibo yang ternyata sudah terlelap. Ia menatap Yibo sedih merasa tidak dipedulikan.

"Yibo...," panggilnya lirih dan mengguncang pelan lengan Yibo.

Yibo tetap memejamkan matanya padahal dalam hati ia tertawa terbahak-bahak, sebab ia tahu betul jika Zhan tidak bisa tidur jika tidak dipeluk olehnya.

"Yibo...," panggilnya lagi dan mencoba mendekat pada Yibo.

Yibo tetap mengabaikannya karena sebuah kesenangan tersendiri dapat menjahili Zhan hingga ia menangis.

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang