Hari demi hari berlalu, tak terasa usia pernikahan mereka sudah menginjak tiga bulan. Hubungan keduanya sangat baik dan semakin mengerat. Yibo juga selalu memberikan perhatian lebih pada Zhan begitupula sebaliknya.
Zhan terbangun dari tidurnya saat merasakan mual di perutnya. Isi perutnya sudah naik ke atas dan meminta untuk keluar.
Zhan melepaskan tangan Yibo yang melingkar di pinggangnya kemudian ia berlari ke kamar mandi dengan terburu-buru.
"Huek! Huek!" Zhan menumpahkan semua isi perutnya di kloset.
Tak hanya perutnya yang mual, kepalanya juga terasa sangat pusing dan seluruh tubuhnya terasa nyeri.
"Huek! Huek!"
Yibo terbangun karena mendengar suara dari Zhan yang terus memuntahkan isi perutnya. Yibo segera bangkit dari ranjangnya dan menghampiri Zhan di kamar mandi dengan khawatir.
"Apa yang terjadi?" tanya Yibo cemas melihat kondisi Zhan. Ia mengelus-elus punggung Zhan agar rasa mual yang ia rasakan sedikit berkurang.
"Aku tidak tahu, huek!" Zhan masih merasa mual tetapi ia tak bisa mengeluarkan apa-apa sebab isi perutnya sudah keluar semua.
"Apa kita perlu ke rumah sakit? Atau aku panggilkan dokter?" Yibo merasa sangat khawatir pada Zhan. Ia tak mau Zhan kenapa-kenapa.
"Tidak, tidak perlu," jawab Zhan menenangkan Yibo seraya tersenyum.
Yibo menghela nafasnya dan membantu Zhan untuk jalan melihat wajah pucat nya membuat Yibo takut Zhan terjatuh.
Yibo mendudukkan Zhan di pinggir ranjang. Kemudian ia menyeka bulir-bulir keringat dingin yang hinggap di kening Zhan.
"Apakah kamu benar-benar tidak apa?" tanya Yibo lagi memastikan.
"Hm, aku baik-baik saja," jawab Zhan seraya tersenyum. Ia tidak mau membuat Yibo merasa khawatir yang nantinya akan mengganggu pikirannya.
Yibo berjalan keluar dan turun ke lantai bawah menuju dapur. Ia mengambil air hangat untuk Zhan minum.
Setelah mengambilnya Yibo membantu Zhan untuk meneguk air putih tersebut. Zhan meneguknya dan merasa sedikit lebih baik.
"Kamu harus bersiap-siap atau nanti terlambat," ucap Zhan takut Yibo terlambat berangkat bekerja.
"Aku pemiliknya, jadi tidak apa datang lebih lambat, kan?"
"Tidak bisa begitu, walaupun kamu pemiliknya tidak boleh bersikap seenaknya."
"Iya, sayang," Yibo mengecup singkat kening dan pipi Zhan kemudian memberikannya senyuman hangat.
"Bersiap-siaplah."
"Hm."
Yibo mengelus kepala Zhan gemas dan berjalan ke kamar mandi. Zhan memijat pelan kepalanya yang masih berdenyut. Ia melawan semua rasa tak enak badannya dan turun ke dapur. Ia harus memasak untuk sarapan.
Zhan berniat untuk memasak udang tumis bawang. Walaupun ia merasa tambah mual karena mencium udang tersebut tetapi itu bukanlah masalah besar untuknya. Ia mencuci udang hingga bersih kemudian mengambil bawang putih dan juga bombay. Ia mengupasnya terlebih dahulu kemudian mengirisnya. Di situlah rasa pusing dan mual kian membuncah.
![](https://img.wattpad.com/cover/364024918-288-k792581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
December [Yizhan]
RomanceYizhan tanpa sengaja membaca buku diary ayahnya. Isi buku tersebut tertulis perjuangan seorang alpha yang bersikeras menginginkan seorang Beta menjadi pasangannya. Alpha itu adalah Wang Yibo, ia tanpa sengaja menyukai seorang Beta, Xiao Zhan. Hingga...