| 4 |

757 86 4
                                    


Yibo menjemput putranya yang selesai menghadiri pesta ulang tahun temannya. Yibo melihat wajah murung Yizhan seraya menendang-nendang bebatuan kecil.
Yizhan segera masuk ke mobil dengan raut wajah sedih.

"Ada apa dengan raut wajahmu?" tanya Yibo yang mulai menancapkan gas mobilnya.

Yizhan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Katakan pada ayah apa yang Yi inginkan," ujar Yibo seraya tersenyum, ia baru teringat belum sempat mendengarkan permintaan putranya.

"Benarkah, Yah?!" tanya Yizhan dengan antusias, wajahnya yang semula murung kini sudah tersenyum selebar mungkin.

"Hm, katakan."

"Yi ingin bertemu dengan ayah Zhanzhan," ucap Yizhan dengan wajah antusias penuh harap pada Yibo.

Yibo mengerem mobilnya secara mendadak, untungnya rambu-rambu lalu lintas sedang bewarna merah.

Ucapan putranya benar-benar menggores kembali hatinya.

"Kapan kita akan mengunjungi ayah Zhanzhan di luar negeri?" tanya Yizhan lagi.

Yibo menggertakkan gerahamnya menahan rasa sesak di dadanya. Yibo sebisa mungkin untuk memasang wajah biasa saja dan tidak memperlihatkan wajah kesedihannya pada putranya.

"Ayah Zhanzhan sedang sibuk, jika kita mengunjunginya, itu sama saja dengan mengganggunya," tutur Yibo dengan sebisa mungkin memberikan alasan masuk di akal.

Wajah Yizhan berkerut murung, wajah antusias tak lagi terpancar di wajahnya.

"Ayah akan membelikan Yi hadiah yang lain, ya?"

Yizhan hanya mengangguk pasrah.

Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit, kini mereka sudah tiba di rumah. Yibo memasukkan mobilnya ke garasi sementara Yizhan dengan cepat keluar dari mobil dan berjalan masuk.

"PAMAN LIM!!" panggil Yizhan kesenangan saat melihat mobil pamannya terparkir di luar.

Yizhan segera membuka pintu dan berlari ke arah Lim yang berada di ruang tamu.

"Yizhan!!" panggil Lim dan menyambut Yizhan dengan pelukan erat.

Yibo melangkah masuk dan menyambut Lim dengan senyuman, tetapi pria itu tidak membalas senyumannya dan malah memalingkan wajahnya dari Yibo.
Yibo hanya bisa menghela nafasnya panjang.

"Paman tahu ini sangat terlambat, tetapi selamat ulang tahun!!"

"Paman tahu? Orang yang terlambat sama saja dengan orang yang tidak disiplin, jadi orang yang tidak disiplin itu harus dihukum."

"Astaga...siapa yang mengajarimu, huh?" Lim mencubit pipi Yizhan gemas.

"Ayah," jawab Yizhan seraya menunjuk ayahnya yang tengah memperhatikan mereka.

Lim menatap sekilas ke arah Yibo dengan wajah tidak suka kemudian beralih kembali menatap Yizhan dengan senyuman lebar.

"Apakah paman tidak memberikan Yi hadiah?" Tanya Yizhan seraya mengintip sesuatu yang disembunyikan oleh Lim.

"Tentu saja paman punya."

"Apa itu? Ayo berikan pada Yi."

"Paman akan memberikanmu tantangan."

"Boleh! Siapa takut?!"

"introduce yourself."
(Perkenalkan dirimu).

"Alright, my name is Wang Yizhan you can call me Wang Yi, Yi, and Yizhan what ever you want. I'm twelve years old and I have a handsome face like my two fathers, thank you so much..."
(Baiklah, nama ku adalah Wang Yizhan, kamu bisa panggil aku Wang Yi, Yi, dan Yizhan apapun yang kamu inginkan. Aku berusia dua belas tahun dan memiliki wajah yang tampan seperti kedua ayahku, terima kasih..."

December [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang