*
Seakan mendukung perasaannya yang tengah dilanda sedih, hawa malam ini terasa beda dari biasanya. Rintik hujan mulai membasahi lantai balkon apartemennya, Javvad berdiri disana sendirian menatap gelapnya langit malam.
Ia tengah pusing bukan kepalang, baru saja Jenar mengirimi pesan lagi. Meminta agar dirinya membawa Aleccia untuk kerumahnya, dengan berbagai macam alasan diucapkan agar Javvad percaya.
Namun sepertinya Jenar lupa karakter anaknya bagaimana, Javvad yang kritis dalam berpikir jelas tahu apa saja maksud dan tujuan orang tuanya itu. Belum lagi Tsania sang ibu yang tidak memiliki prinsip, kadang membela Javvad kadang juga membela suaminya.
Pembahasan mereka tidak pernah jauh dari kata perusahaan dan keluarga besar Leeroy. Javvad benci itu semua, ia benci dengan fakta bahwa dia adalah anak tunggal dari putra sulung keluarga Leeroy. Dimana semua beban akan di berikan padanya.
Sampai dia sempat bertengkar lagi dengan ayahnya melalu chat di grup mereka. Bagaimana Javvad bersikeras tidak memberi izin untuk istrinya bisa bertemu keluarganya, Aleccia itu terlalu naif untuk mengetahui bagaimana cara kerja keluarga Leeroy.
Ya, mungkin saja mereka memang hanya ingin bertemu untuk sekedar makan siang atau bercengkrama bersama layaknya keluarga besar pada umumnya. Tapi bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi? Bagaimana jika keluarga Javvad memaksa Aleccia untuk melakukan sesuatu untuk perusahaan mereka?
Ditambah dengan sifat gadis itu yang sepertinya tidak percaya dan benci pada Javvad, bisa saja dia akan termakan omongan manis keluarga Leeroy.
Javvad hanya ingin melindungi istrinya dari piciknya keluarga Leeroy.
Jenar dan Tsania pernah berpisah sebelumnya, saat usia Javvad menginjak 16 tahun. Tak sampai bercerai namun mereka tidak tinggal serumah selama 3 tahun lamanya.
Tsania adalah satu satunya orang yang bisa Javvad percaya saat itu. Masa masa mudanya ia habiskan bersama ibu nya, tapi lambat laun Javvad mengetahui semuanya. Ia tahu ternyata Ibu nya kembali bukan untuk merawatnya atau memberinya kasih sayang, namun agar bisa merasakan indahnya hidup bersama kekayaan keluarga Leeroy, lagi.
Terlalu banyak yang terjadi dimasa remajanya.
"Javvad!"
Pria itu menoleh, melihat Aleccia berlari kecil kearahnya "Jangan kesini, hujan.." katanya.
Aleccia mengangguk, menunggu Javvad menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Javvad.
"Papah kamu barusan chat saya, kamu kasih nomor saya ke dia ya?"
Javvad menggeleng pelan, ini pasti ulah Mamahnya. Kenapa orang tua nya seperti sengaja membuatnya marah? Sudah berulang kali Javvad tekan-kan pada mereka untuk tidak menyeret Aleccia ke masalah keluarga mereka.
Jika sudah begini, Javvad harus menjawab apa?.
"Tadi katanya kapan kapan kita berdua kerumah keluarga besar kamu.. eh tapi saya udah jawab bilang kalau tanya kamu dulu" lanjut Aleccia lagi.
Rahang Javvad mengeras tegang, orang tuanya benar benar keterlaluan. Bahkan perjanjian diantara mereka bertiga seakan tidak ada harganya sekarang.
"Katarina"
Aleccia mendongak menatap suaminya, tatapannya bingung melihat eskpresi Javvad yang tegang. Sorot mata pria itu juga kosong.
"Malam ini kamu tidur dengan saya ya, Katarina?"
"Hah?! Tidur? Sama kamu? Lagi?" Gadis itu mulai heboh sendiri.
Javvad mengangguk saja "I beg you" balasnya, suaranya semakin rendah membuat si istri merinding sebadan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...