37. Talk to Him

963 122 7
                                    

*

"Kamu serius?"

Javvad berdiri dibelakang istrinya, punggungnya bersandar di dinding dan kedua tangannya bersidekap dada. Sembari terus memperhatikan istrinya yang sedang sibuk menge-cek outfit nya malam ini.

Aleccia menoleh, dengan seulas senyumnya yang manis ia menggandeng tangan Javvad dan membawa suaminya itu untuk keluar dari kamar "Iya, tadi sore aku udah booking kok hotelnya" jawabnya.

Javvad diam sebentar, tidak sampai dipikirannya istri cantiknya ini tiba tiba mengajaknya untuk menginap dihotel karena sedang ingin berduaan katanya. Javvad tidak masalah sebenarnya, tapi apa kata mertuanya nanti? Lagi ada masalah bukannya diselesaikan, malah jalan jalan berduaan sampai menginap dihotel mewah.

Si cantik mana ada kepikiran sampai kesana.

"Kalau Mama Papa tanya gimana? Mau jawab apa?"

"Aku udah ngomong sama mereka kok, tenang aja. Kok kamu keliatan gelisah gitu" Aleccia sadar betul dengan raut wajah suaminya yang berubah sedikit gelisah, entah kenapa padahal niatnya mengajak Javvad hangout malam ini ya biar bisa santai dulu sebelum menggempur rumah keluarga Leeroy besok.

Tak ada balasan lagi dari sang suami, Javvad merasa jawaban dari istrinya sudah cukup. Ia menggeleng kecil seakan memberi pertanda ia sama sekali tidak seperti yang dipikirkan istrinya, walaupun sempat tapi sekarang sudah tidak lagi.

Aleccia tahu betul bagaimana cara mengatasi perasaan panik dan gelisah yang dirasakan Javvad. Ada saja caranya, Javvad jadi terharu, dikit.

Perjalanan menuju hotel memang memakan banyak waktu, jaraknya saja lumayan jauh. Jadi sekitar 25-30 menit mereka dijalanan, belum lagi Aleccia yang tiba tiba ingin ini itu jadi Javvad harus berhenti dulu dan menyanggupi keinginan istrinya yang cerewet itu.

Tidak masalah, tabungan Javvad masih aman semuanya. Javvad tidak pernah terpikirkan hal buruk menimpanya seperti sekarang ini, tapi syukurnya pemikirannya jauh tentang masa depan. Uang bisa dicari, mood Aleccia bisa berubah setiap detik.

"Thank you Javvad!" Aleccia tersenyum girang menerima ice cream yang baru saja diberikan Javvad untuknya "Jalan aja, kok malah diem" katanya melirik Javvad yang diam memandanginya tengah sedang dengan makanan.

Javvad menggeleng kecil, ia sedikit maju untuk menekan power window disamping Aleccia, untuk menurunkan kaca jendela "Makan dulu, aku tungguin. Gak akan enak makannya kalau sambil jalan" ujarnya.

Sudahlah, Aleccia menunduk menahan senyumnya. Dasar om-om sialan, tau aja bikin anak muda yang lagi masa cegil ini makin menggila karena terbantai love language bertubi tubi. "Kenapa diam? Makan ice cream-nya nanti meleleh rugi" Javvad menimpali lagi.

Aleccia mendongak, memukul pelan tangan Javvad yang entah sejak kapan sudah bertengger dipahanya "ORANG LAGI SALTING MALAH DI GANGGU!". Lagi, Javvad hanya bisa menghela napas. Gak tantrum, gak komplit.

"Salting kenapa?"

"Gak tau, pikir aja sendiri" Aleccia mendorong Javvad agar tak terlalu dekat dengannya. Apa kata orang yang lewat nanti, mereka berdua sudah seperti pasangan yang sedang berhenti dipinggir jalan untuk berbuat hal hal aneh, salah Javvad pokoknya.

"Jalan aja deh Javvad, nanti makin lama nyampe-nya!"

"Makan dulu. Jangan bantah, makan sampai selesai baru aku jalan lagi"

Mata cantik itu memutar malas, sengaja tuh si Javvad biar bisa liat cantiknya Aleccia yang memang lagi elegant banget malam ini dengan dress hitam diatas lutut, tangannya juga dibiarkan terpampang cantik dan rambutnya digerai seperti biasa, ah tidak biasa karena Aleccia memakai jepitan berwarna putih perak disamping kanannya.

Oh, Shall I Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang