*
Hubungan mereka semakin erat, iya benar.
Namun masih banyak yang ahrus mereka perbaiki lagi setelah ini, mulai lagi Javvad yang harus lebih ekstra mengajari Aleccia mengenai mengontrol emosi dan Aleccia yang harus lebih effort membuat Javvad lebih bisa terbuka tentang apapun yang ia rasa.
Berbicara tentang effort, mungkin kedepannya Aleccia akan lebih bekerja keras lagi karena suaminya ini kesulitan memperlihatkan kebutuhan emosional nya seperti sedih, bahagia, tertawa, senang sampai sakit pun Javvad seakan enggan memperlihatkannya.
"Javvad"
"Hm"
Kan, baru saja dibilang. Aleccia tuh kadang sampai suka gak sengaja ngomong kasar karena sikap Javvad yang satu ini susah sekali di hadapi. Padahal mereka sudah sampai...
"Sibuk banget kayaknya" seru Aleccia, ia kini sedang duduk disamping suaminya yang tengah sibuk dengan ponsel tangan.
Javvad melirik Aleccia sekilas kemudian menarik pinggang istrinya agar merapatkan tubuh mereka "Ini tadi Mars ngabarin katanya kondisi kantor ada masalah, tapi syukurnya dia bisa handle itu dengan baik" jelasnya.
Aleccia mengangguk paham, dengan sengaja ia memeluk leher suaminya lalu melayangkan satu kecupan dipipi Javvad "Besok ada acara ulang tahun temen saya, kita datang ya?" Katanya mengajak Javvad.
"Siapa?"
"Bianca, dia ngundang katanya perginya bareng kamu sekalian dia mau minta maaf karena masalah rokok kemarin"
Javvad mengangguk tanpa ekspresi "Masih dibahas juga.. acaranya dimana memangnya?" Tanya Javvad lagi.
"Di hotel tempat kita menginap dulu, kamu ingat?"
Aleccia sedikit tersentak setelah merasakan tangan suaminya bergerak memainkan rambutnya. Sudah menjadi kebiasaan Javvad memilin rambut istrinya seperti itu.
"Iya ingat"
Gadis itu mendongak setelah suara Javvad terdengar "Boleh pergi yaa?".
Javvad menghela napas lalu mengangguk pasrah, ia tak begitu suka dengan pesta yang sudah pasti ada banyak orang disana tapi mengetahui bagaimana kedekatan istrinya dengan si pemilik acara, Javvad bisa mempertimbangkannya untuk pergi.
"Okay! Thank you Javvad" Aleccia tersenyum manis lalu mengecup bibir Javvad sekilas.
---
"Kamu yakin mau pakai baju ini besok?"
"Iya dong, temanya kan putih jadi dress nya harus putih dong.. oh iya kemeja putih kamu sudah saya siapin ya dilemari"
Javvad menoleh pada isi lemari yang kebetulan memang sedang terbuka, istrinya itu memang seniat itu sampai menyiapkan segala keperluan mereka dari sekarang. Javvad yang tidak begitu sering keluar pun harus berusaha mengerti situasi yang tengah terjadi.
Aleccia terus mengomel sejak tadi, bertanya pada Javvad warna eyeshadow apa yang cocok agar bisa matching dengan tema pesta ulang tahun.
"JAVVAD!"
"Iya, jangan teriak teriak"
Dengan bibir yang sudah manyun seperti bebek kuning, Aleccia mendekati suaminya "Cocokan warna soft pink atau baby pink?" Tanya nya memperlihatkan tas miliknya.
"Dua duanya bagus, warna nya sama-sama pink"
"BEDA! ISH MASA GITU AJA GAK TAU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...