*
Kejadian semalam benar benar berhasil membuat pasangan suami istri yang tadinya biasa saja, kini merasa canggung satu sama lain setelah bertemu Adrian. Karena itu pula Javvad berusaha menghindari kontak fisik berlebihan dengan istrinya saat berada didepan Adrian.
Entahlah, Javvad merasa malu dan tidak enak dengan adik iparnya itu. Ya bagaimana tidak, Adrian masih dibawah umur dan harus menangkap basah momen dewasa diantara Javvad dan Aleccia semalam. Bisa saja Adrian shock? Atau mungkin sampai kepikiran dan menceritakan semuanya pada Agra nanti.
Ya Tuhan, Javvad semakin pusing jadinya. Padahal hal itu sah sah saja dilakukan karena dia dan Aleccia sudah resmi menjadi suami istri kan?
Dan pagi ini, mereka bertiga sedang menyantap sarapan bersama. Adrian duduk berhadapan dengan Aleccia dan Javvad, sejak tadi ia mencuri lirikan kecil pada pasangan itu secara bergantian.
"Kak"
"Jangan nanya"
"Ok"
Javvad melirik istrinya sekilas kemudian menahan tawanya, Aleccia pasti sama malunya dengan dirinya. Apalagi mungkin mereka berdua lebih paham isi pikiran satu sama lain, lihatlah sekarang Adrian mengangguk-anggukan kepalanya seakan meledek Aleccia yang berusaha menghindari pertanyaan pertanyaan anak itu.
"Nanti siang Papah yang jemput kamu disekolah. Barang barang kamu nanti biar kakak antar kerumah"
Javvad dan Adrian serentak menatap Aleccia. Gadis itu baru saja bersuara setelah keheningan terjadi dimeja makan itu selama sarapan dilangsungkan.
Pagi ini Javvad akan mengantarkan Adrian ke sekolah, sekalian dia akan berangkat ke kantor dan harus meninggalkan istrinya dirumah lagi sendirian.
Setelah sarapan selesai, Adrian meraih jaket jeans dan tas coklat pekat miliknya "Kak Javvad aku ke depan duluan" katanya.
Javvad mengangguk saja, kemudia atensi beralih pada sang istri yang baru saja mengumpulkan piring kotor bekas sarapan mereka bertiga.
"Kenapa jutek?"
Aleccia mendengus, membalikkan badannya. Ia sedikit tersentak karena Javvad yang sudah berdiri tepati dibelakangnya. Tubuh bongsor suaminya menghalangi jalan nya untuk keluar dari posisinya.
"Minggir dulu Javvad, saya mau lewat!"
Javvad tak bergerak, tangannya menahan lengan Aleccia yang hendak memukul badannya "Diam dulu" serunya.
Aleccia akhirnya diam, ia berdiri tegak sedikit mendongak menatap wajah tampan suaminya "Kenapa?" Tanya nya.
"Kamu kenapa jutek sama Adrian? Gak boleh begitu"
"Dia duluan! Ganggu momen mesra suami istri aja!"
Helaan napas diembuskan Javvad, ia menarik istrinya dan memberikan satu kecupan singkat di dahi mulus Aleccia "Setelah dia pulang, kita bisa lakukan apapun yang kamu mau. Jadi gak perlu jutek begitu, apalagi kamu bilang papah Agra jemput dia disekolah. Tindakan kamu sama sekali tidak sopan Katarina, itu sama saja kamu mengusir Adrian dari sini" jelasnya pada Aleccia yang masih dia mendengarkan.
"Dia itu adik kamu" lanjut Javvad lagi.
Aleccia menundukkan kepalanya, setelahnya ia mengangguk kecil "Iya, maaf" cicitnya.
Ya sudah lah, tidak mungkin Javvad akan melanjutkan ceramahnya pagi ini. Javvad mengusap punggung Aleccia pelan "Sudah tidak apa apa, nanti kamu kirim pesan ke Adrian dan minta maaf ke dia, okay?".
Aleccia mengangguk lagi.
"Saya kekantor dulu, kamu jaga diri dirumah, ya. Kalau ada apa apa langsung telfon saya. Siang nanti kamu boleh susul ke kantor, kita makan siang bareng"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...